05 : 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙩𝙚𝙧𝙡𝙪𝙥𝙖

2K 262 142
                                    

labil banget heran. besok kepikiran mau unpub lagi paling. dasar akuh 🙏

YANG TERLUPA

🌆


bertepatan dengan zidan yang baru selesai zoom meeting sama pasukan ngambisnya dalam membahas materi yang paling aku benci kedua didunia, yaitu fisika──yang pertama matematika──aku langsung membuka kenop pintu kamar zidan tanpa izin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

bertepatan dengan zidan yang baru selesai zoom meeting sama pasukan ngambisnya dalam membahas materi yang paling aku benci kedua didunia, yaitu fisika──yang pertama matematika──aku langsung membuka kenop pintu kamar zidan tanpa izin.

"ck, ngetuk dulu napa. kalau gua lagi telanjang gimana?!" katanya sewot.

"ya gapapa sih. badan lu juga bagus" jawabku dengan asal.

"wah, sering ngintipin gua lagi mandi ya?"

NGACO.

aku merotasikan bola mataku malas, "disuruh makan sama mamah. buruan turun" kataku dan setelah itu aku turun ke meja makan diikuti zidan ga lama setelahnya.

cuman suara dentingan piring dan sendok beradu yang terdengar. meja makan kala itu sangat sepi dan hening.

mamah juga lagi nyuci piring serta wajan kotor di wastafel. jadi ga mungkin beliau tiba-tiba ngajak ngobrol anaknya. lalu mbak hanggi ga ada dirumah, dia ngampus di luar kota. sementara aku dan zidan ga begitu akrab, selain rentetan kata benci, hinaan, dan cemooh, kita ga pernah ngobrol sebegitu banyaknya.

"mah" panggil zidan.

"iya?"

"tadi zidan salah jawab soal lisan dari pak arkan" adunya dengan wajah murung.

dengan gesit, mamah berhenti mencuci wajan kotor dan mematikan keran. kemudian duduk disamping zidan, "kok sedih? gapapa sayang, kan cuman satu kali" kata mamah dengan nada yang super lembut.

aku yang ngelihat jadi jengkel.

"dua kali mah"

"ya gapapa, tadi pak arkan cuman test doang kan?"

"tadi zidan ditegur, katanya suruh fokus. terus di sekolah, geologi zidan juga salah satu"

ya ampun, aku yang salah semua aja b aja.

dengan telaten, mamah menyapu surai zidan yang menutupi hampir separuh matanya lalu menyisipkannya di belakang daun telinga zidan.

mamah tersenyum, "mau salah satu, salah dua atau salah semua itu bukan masalah. zidan ga boleh kecil hati, mamah aja bangga sama zidan, masa zidan ga bangga sama diri sendiri?"

"tapi nilai zidan ga sempurna"

"berada di puncak kadang juga bukan hal yang bagus zidan. ada suatu masa, di mana kita berdiri di puncak segala mimpi, berkacak pinggang, dan bertanya-tanya, lalu sekarang apa? nah, lalu setelah itu ngapain?"

[✓] 𝙗𝙖𝙥𝙖𝙠 𝙛𝙞𝙨𝙞𝙠𝙖 ┊ 𝙢𝙖𝙧𝙠𝙨𝙪𝙣𝙜 𝙖𝙪Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang