Hi! Oreo disini🌻😅
Up nih, wajib comment🤣✌
Harap tandai apabila menemukan cinta eh typo⚠️😭
Happy reading guys and enjoy👋🌻_______++_______
Sepulang dari kegiatan karate yang lumayan menguras tenaga, Aneska saat ini sudah rapi dengan outfit simple andalannya.Niat hati ingin cepat sampai di rumah lalu melanjutkannya dengan rebahan santuy pupus sudah. Di perjalanan pulang, Revina selaku bunda Aneska memintanya untuk mengantarkan berkas penting ke rumah sakit tempat Revina bekerja.
Mobil BMW yang ditumpangi Aneska itu berhenti tepat di depan gedung salah satu rumah sakit terkenal di tempatnya tinggal. Setelah mengucapkan terimakasih dan pamitan pada pak Rudi, sopir yang mengantarnya, Aneska melanjutkan langkahnya kembali.
Aneska sadar, beberapa orang menatapnya secara terang-terangan. Banyak orang-orang terpekik gemas melihat Aneska. Aneska nampak cantik dan imut secara bersamaan. Tubuh mungilnya tenggelam dalam balutan sweater keluaran terbaru milik Gucci, kakinya diselimuti sneakers warna putih edisi terbatas milik
Chanel, celananya tak kalah saing yang merupakan edisi baru milik LV. Kedua telinganya tersemat anting-anting limited edition milik cartier.Aneska nampak sederhana jika dilihat sekilas mata. Outfitnya nampak biasa-biasa saja berbeda dengan merk yang tersemat di setiap barang yang ia kenakan.
Wow Amazing sekali, Oreo mengiri:(
Aneska celingak-celinguk menatap sekitar. Nampak lucu di mata orang-orang kala melihat wajah Aneska yang mengerucutkan bibirnya kesal tak lupa rambutnya yang diikat ekor kuda nampak menggemaskan kala bergoyang ke kiri-kanan.
Kring Woy Kring
Dering ponsel mengalihkan atensi Aneska yang sedang mencari keberadaan Bundanya. Di perjalanan menuju rumah sakit, Bunda Revina mengirim pesan akan menunggu Aneska di lobi rumah sakit namun sampai sekarang Aneska belum juga menemukan keberadaan sang Bunda.
Aneska merogoh ponselnya di saku celana. Melihat siapa orang yang meneleponnya, Aneska segera menggeser tombol hijau. Mengangkat panggilan.
"Halo, Bun. Bunda dimana? Aneska udah kaya orang hilang nih nyariin Bunda nggak nemu-nemu." Ucap Aneska to the point. Tolong, Aneska sudah kangen dengan kasurnya.
"Aduh sayang, Bunda minta maaf ya. Tadi Bunda lupa kabarin kamu. Bunda habis ini ada pasien yang mau konsultasi, kalau bunda minta tolong kamu buat nganter berkasnya langsung ke ruangan bunda aja gimana? Gapapa sayang?" Pinta Bunda pada Aneska.
"Okay deh, Bun. Ruangan Bunda dimana?" Tanya Aneska. Yup, Aneska jarang bahkan mungkin belum pernah datang ke ruangan Bundanya bekerja. Jadi, maklum saja jika Aneska tak tahu dimana keberadaan ruangan Revina bekerja.
Sambungan terputus setelah Revina memberitahukan letak ruangannya pada Aneska. Aneska berjalan menelusuri koridor demi koridor. Matanya sesekali bergulir menelisik membaca tulisan yang di tangkap mata berharap lekas menemukan ruangan Bundanya.
Brukkk
Aneska terjatuh, tak sengaja menabrak seseorang yang nampak terburu-buru. Aneska reflek langsung berdiri setelah itu menempatkan diri dalam posisi berjongkok membantu mengumpulkan obat-obatan khas rumah sakit yang berserakan.
"Maaf, aku nggak sengaja." Ucap Aneska minta maaf pada orang di depannya. Tangannya masih setia membantu mengumpulkan obat yang berserakan.
"Hm." Jawab orang di depan Aneska singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
CTRL+F
Fiksi PenggemarAwas Kecanduan⚠️ Haha canda✌😝 Start:12 Sep 2021 Finish: Doakan secepatnya ya🙂🌻 Ini kisah klasik tentang seorang penulis yang terjebak di dalam salah satu novel karyanya sendiri. Menjadi Antagonis? atau pemeran Protagonis? Nyatanya, jiwanya nyasar...