10. Lho, kok?!

2.7K 428 143
                                    

Hi! Oreo comeback😩🌻

Hmm, comment tiap paragraf berani gak nih?😳😅

Harap tandai apabila menemukan typo⚠️ Cuslah, Happy reading and enjoy guys🌻🤗

____++____

Aneska masih asik menutup matanya tanpa peduli bagaimana seorang Rajendra dibuat panik oleh dirinya yang pingsan tiba-tiba. Pingsan? Kalian percaya?

[Ting! Tuan, akting anda sangat bagus. Tidak diragukan lagi, jika ada piala lomba makan kerupuk, Tuan akan menang.] Ucap sistem tak jelas.

'Lah, apa hubungannya sama lomba makan kerupuk maemunah. Ck, piala oscar kali.' Cibir Aneska.

Untuk kalian yang mengira Aneska benar-benar pingsan maka, selamat kalian sudah masuk dalam jebakan. Terlalau lama di panggang dibawah teriknya mentari membuat otak Aneska sedikit mencair. Ide untuk pura-pura pingsan terlintas dipikirannya. Rencananya berhasil, buktinya saat ini Aneska sudah rebahan cantik bahkan sempat merasakan dibopong ala bridal style oleh salah satu most wanted ASHS. Kurang beruntung apa lagi Aneska? Masalah jika ia ketahuan berbohong, pikir nanti saja yang penting bebas dari hukuman.

Ceklekk

Suara pintu dibuka membuat Aneska kembali dalam mode akting. Lima menit berlalu hanya ada keheningan diruangan serba putih yang di tempati Aneska dan seseorang yang baru saja membuka pintu. Aneska yang tak lagi kuat menahan matanya untuk pura-pura pingsan akhirnya bangun juga.

"Eungh..." lenguh Aneska perlahan sambil membuka kelopak matanya. Pura-pura bangun, tolong digaris bawahi 'pura-pura'

"Udah bangun? Ada yang sakit?" Tanya seseorang yang duduk di samping brankar tempat Aneska berbaring.

"Lho, kak Jendra? Ngapain disini? Aneska kenapa bisa rebahan eh maksudnya baring disini?" Tanya Aneska pura-pura tak paham kondisi yang terjadi. Hampir saja keceplosan.

[Lanjutkan tuan. Akting anda benar-benar membuat saya ingin berguru dengan anda. Daebak!] Komentar sistem mengamati akting Aneska yang begitu meyakinkan lawan bicaranya.

"Sorry, tadi kamu sampe pingsan. Aku-aku gaada niatan buat kamu sampe pingsan kaya tadi." Ucap Rajendra sambil menundukkan kepalanya.

Aneska? Aneska sudah dibuat cengo ditempat. Oh, Tuhan. Apakah ini seoeang Rajendra yang Aneska tulis sebagai tokoh irit bicara, dingin, cuek, galak, tegas? Lalu, mengapa Rajendra di depannya ini beda jauh dengan Rajendra yang dia ciptakan di dalam novel?

"Eh, gapapa kak. Tadi kan emang salahnya aku, dateng telat. Wajib dong kena hukuman hehe." Ucap Aneska diakhiri tawa tak rela di akhir kalimatnya. Helooo, siapa yang rela dirinya dipanggang oleh teriknya mentari untuk hormat bendera? Pasti gak ada dan salah satu orangnya adalah Aneska.

"Hm. Makan." Ucap Rajendra menyodorkan semangkuk makanan. Bubur mungkin?

Aneska yang tak sempat makan banyak saat sarapan dengan senang hati menerima makanan itu.

"Peka banget sih pak kedisiplinan. Tau aja kalau Aneska laper. Sering-sering deh Aneska telat biar di hukum gini dapet makan dari cowok ganteng, mana asik bisa bolos pelajaran eh aduh hehe" ucap Aneska canggung di akhir kalimat. Hampir saja keceplosan lagi.

CTRL+FTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang