16. En am Be Lass

1.3K 193 47
                                    

Hi👋
Cielah, nyapa cuma buat salam perpisahan😩😌
Setelah dipikir pikir alangkah baiknya Oreo




































































Hiatus aja ya🙂👌






























































Canda Elah😆🤣








Oreo up nih, ada yang seneng gak?🤣
Okay, harap bantu koreksi kalau kalian ketemu sama typo⚠️😫
Tekyu and happy reading guys😚🌻
Udah siap ramein kolom comment?😈

🌻🌻🌻

Senin sore, jadwal anak sekolah untuk pulang ke rumah masing-masing. Aneska salah satu murid yang saat ini ikut berdiri di ruangan terbuka tempat menunggu jemputan. Salah, jika kalian mengira Aneska nunggu jemputan. Aneska tadi pagi kekeh naik motor sendiri alhasil gak bisa pulang seperti saat ini.

"Makan tuh yang kemarin pada ngomong 'Langit, bisakah kau turunkan hujan?' Hujan beneran kan jadinya. Mana gak bawa jas hujan, si Jeki lagi ijin sakit. Aduhhh, aku doain pada demam tuh yang dari kemarin minta hujan." Gerutu Aneska sebal.

"Ya Tuhan, ini kenapa ujannya tambah deres? mana kalau lagi hujan begini aku gak berani motoran. Duh, bego banget. Kenapa gak telpon Pak Rudi aja sih, buat jemput." Ucap Aneska setelah menyadari otaknya yang sempat ngebug. Dalam hati berucap, kenapa nggak dari tadi kepikirannya?!

Dua puluh menit berlalu, terlihat mobil warna hitam mengkilap mendekati tempat Aneska berteduh. Pak Rudi selaku sopir keluarga Aneska membukakkan pintu, setelahnya mendekati Aneska lalu mengulurkan sebuah payung untuk menghalau derasnya air hujan yang mencoba membasahi tubuh Aneska.

"Makasih pak." Ucap Aneska setelah menyesuaikan posisi duduknya.

"Sama-sama, Non. Bapak yang minta maaf, Non Neska pasti kelamaan nunggu ya? Maaf banget, soalnya tadi di pertigaan jalan Cempaka ada macet, Non." Ujar Pak Rudi sekaligus menjelaskan alasannya terlambat menjemput Aneska.

"Sans kali, Pak. Hehe."

🌻🌻🌻🌻🌻

Aneska saat ini tengah duduk di balkon kamarnya ditemani secangkir coklat panas. Sehabis makan malam, Aneska memang langsung menuju kamarnya. Di luar, hujan belum berhenti. Sesekali, Aneska menyesap coklat panasnya ditengah-tengah lamunannya. Banyak pikiran yang bersliweran di otak Aneska. Entah itu tentang kehidupannya di dunia novel ini, bagaimana hidupnya di dunia nyata atau sekedar memikirkan bagaimana cara mendapatkan banyak cogan lalu hidup damai nan nyaman.

"Sumpah, nih otak tumben banget absurd gitu mikirnya." Monolog Aneska sambil sedikit mengacak rambut sebahunya.

"Si sistem juga, kenapa tiba-tiba ngilang. Gak tau deh mau ngapain. Gak ada misi, kalaupun mau ngelakuin kegiatan kayaknya percuma deh gak dapet poin, toh juga enakan rebahan. Aduh, kenapa segabut ini hidup aku?!" Frustasi Aneska menghadapi kehidupannya yang ia sebut 'gabut'.

CTRL+FTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang