Siap kan cemilan karena ini akan sangat membosankan 💃
•••
"Belum sadar?"
Doyoung menoleh, menggeleng lemah. "Belum, kondisinya juga masih buruk."
Ketujuh temannya yang lain saling bertatapan, tidak tahu ingin membalas apa.
Semua ini bermula saat Jungwon mengajak Doyoung makan di kantin bersama dengan koass lainnya. Ia berniat menghibur Doyoung karena selama beberapa hari ini selalu terlihat murung.
Ia mentraktir teman-teman dalam rangka menyambut natal besok malam. Hanya malam ini mereka bisa berkumpul, karena esok rumah sakit akan semakin ramai. Jadi Jungwon putuskan untuk hari ini saja.
Beomgyu menyenggol lengan Jungwon, yang mana membuat Jungwon berpaling menatapnya. "Apa?"
"Siapa yang sadar?" tanya Beomgyu bingung.
Taeyoung melirik Beomgyu heran. Dia benar-benar tidak tahu apa-apa ya? Ia yang jarang berkumpul saja tahu apa yang dibicarakan.
"Kim Junkyu, lo gak tau?"
"Hah? Siapa?"
"Dah lah, goblok."
"Dih, anjing."
Junghwan memukul mereka berdua kesal, "diem, ini rumah sakit ye."
Jungwon menghela napas. Ya tuhan, tidak bisakah mereka akur sehari saja? Jungwon lelah memisahkan mereka.
Sebenarnya pun, hanya Taeyoung dan Beomgyu yang selalu bertengkar dimana-mana. Mereka seperti Tom and Jerry yang tidak pernah akur, ruang koass bahkan bisa hancur jika mereka dipersatukan.
Mata rubah Jungwon bergulir menatap Doyoung kembali. Ah... temannya yang satu ini terlihat pucat. Jungwon khawatir melihat kantung mata hitam di bawah mata doyoung dan bibir pucat itu.
Ia putuskan untuk menggeser tubuhnya mendekati Doyoung. Lihat, makanannya saja belum di sentuh sama sekali. Dari yang Jungwon tahu, Doyoung baru memakan roti tadi pagi dan belum makan apa-apa lagi setelahnya.
"Bby, kamu kenapa? Ada yang dipikirkan? Sini cerita ke aku, jangan di pendam sendiri..."
Jungwon menyentuh pundak Doyoung hati-hati. Doyoung mengangkat kepalanya, tersenyum tipis pada Jungwon. "Enggak apa-apa, cuma ada pikiran dikit."
"Yaudah sini cerita. Kamu tau gak, kalo kamu cerita ke orang lain, tanpa sadar perasaan kamu jadi lega. Kalau di pendam sendirian, jatuhnya kamu jadi stress terus sakit," ujar Jungwon pelan.
Doyoung menghembuskan napas lelah. Ia menyisir rambutnya ke belakang, lalu menutup wajahnya menggunakan kedua tangan.
"Gatau, Won. Aku pusing."
Sunoo yang duduk di samping kanan Doyoung ikut merapatkan diri. Tangannya mengusap rambut halus Doyoung lembut. "Jangan terlalu dipikirkan. Dia enggak apa-apa, pasti sembuh."
Gelengan lah yang Sunoo dapatkan. Lantas, ia dan Jungwon bertatapan. Kenapa?
"Ini gak segampang yang kalian liat. Kemungkinan untuk sembuhnya cuma 20 persen, sedangkan kondisinya juga semakin memburuk, bukan membaik. Apa ada lagi harapan?"
"Ada, tapi kamu harus percaya," potong Seongmin tiba-tiba.
Seluruh mata di meja itu menatap Seongmin aneh. Tumben anak itu mau berbicara, biasanya akan diam-diam saja saat berkumpul.
KAMU SEDANG MEMBACA
best part; harukyu [✓]
Fiksi Penggemar[short story: completed] ❝Kalau aja dikasih waktu sehari untuk buat kamu bahagia, saya bakal buat hari itu menjadi bagian terbaik yang pernah kamu rasakan di sepanjang hidupmu.❞ Tentang Kim Junkyu si pasien ceria dan Watanabe Haruto si residen yang...