Pencuri Kisah

65 10 2
                                    

Eliza menyenggol seseorang yang sedang minum karena menginjak tali sepatunya sendiri yang terlepas saat dia berlari. Wajah orang itu sampai basah karena tersiram air mineral. Bola mata Eliza seketika membesar saat menatap mata orang yang ada di hadapannya kini.

"Woi copet!!!" Teriakan segerombolan bapak-bapak terdengar mendekat.

Sepasang mata orang yang barusan Eliza senggol pun langsung mengarah ke arahnya setelah mendengar kata copet. Orang itu langsung menggenggam tangan Eliza erat.

"Gue kecewa sama lu, Liz! Hari ini lu gak bisa lari lagi!" Tatapannya terlihat sangat marah pada Eliza.

Segerombolan bapak-bapak tadi langsung mengerubungi Eliza dan pada saat yang bersamaan orang itu melangkah mundur lalu menjauh.

"Kak! Kak! Bukan aku copetnya! Kak Ariel tolong aku! Bukan aku copetnya!" Teriak Eliza terdengar memohon.

Namun dia yang ternyata adalah Ariel tetap pergi tanpa peduli. Sementara Eliza mencoba dengan usahanya sendiri menyakinkan bapak-bapak yang sedang menghadangnya ini bahwa dia bukan copetnya.

***

Ariel berjalan menuju pintu keluar. Dia baru saja selesai mendapatkan data-data untuk tugas kuliahnya di kantor polisi. Dia bertemu seorang bapak-bapak yang tadi ikut mengerubungi Eliza.

"Eh Bapak, gimana gadis pencopet tadi sudah diurus sama polisi?" Tanya Ariel yang sebenarnya ingin tahu keadaan Eliza sekarang.

"Oh bukan dia Mas orangnya. Tadi kita salah orang. Tapi alhamdulillah copet yang sebenarnya sudah diurus sama polisi. Malah Si Adek tadi yang membantu kita cari pencopetnya sampai ketemu."

Ariel tertegun. Dia tak habis pikir setelah mendengar penjelasan dari bapak tadi.

"Bapak tau gak gadis itu sekarang di mana?" Tanya Ariel penasaran.

"Belum lama dia keluar Mas. Tadi dia nangis pas Mas pergi," jelas Si Bapak.

Ariel pun segera menyusul Eliza keluar setelah mengucapkan terima kasih kepada bapak itu. Tapi sayang tidak semudah itu dia menemukan Eliza. Akhirnya Ariel memutuskan untuk pergi ke suatu tempat pembelanjaan.

***

"Emang sih aku ini gak layak untuk dipercaya, tapi kenapa rasanya sedih banget liat muka Kak Ariel yang sebegitu marahnya sama aku?" gumam Eliza sembari melihat pemandangan ibukota dari JPO.

Tetiba kejadian tadi pagi berputar dalam pikirannya. Pagi itu penampilan Eliza tampak begitu cerah dengan mini dress motif floral berwarna merah muda dan bandana berwarna putih. Eliza mengayun kakinya entah kemana. Kata-kata Ariel semalam masih membekas di pikirannya.

"Orang yang cuma tamat SMP seperti aku ini bisa kerja apa?" Eliza memandangi genangan air yang membasahi jalan.

Langit ibu kota pagi itu begitu teduh dengan sobekan-sobekan awan putih yang menghias biru. Eliza sedang berada di suasana car free day yang begitu ramai. Banyak tukang es teh manis yang berkeliling menjajakan dagangannya. Begitu juga sorak-sorai dari pedagang lainnya.

BUG!!!

Eliza terjatuh. Seseorang berlari begitu saja setelah menghantam bahunya. Tak lama Eliza mendengar suara teriakan minta tolong dari seorang ibu-ibu yang habis kecopetan. Jadi yang tadi menabraknya adalah seorang copet. Tanpa pikir panjang Eliza langsung berlari mengejar pencopet itu sampai akhirnya dia tak sengaja menyenggol Ariel dan terjadilah kesalahpahaman itu.

***

Eliza berpaling. Dia melihat seseorang yang berjarak tepat tiga meter di hadapannya. Ariel. Ternyata sedari tadi mereka sedang melihat pemandangan ibu kota bersama dari atas sini. Ariel merasa ada seseorang yang sedang memperhatikannya. Dia menoleh dan mendapati Eliza yang sedang memandangnya. Ariel tersenyum lalu berjalan beberapa langkah mendekati Eliza.

[REVISI] ARIELIZA (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang