014

204 9 3
                                    

Happy Reading 🤍
Jangan lupa follow ya..

Pagi ini Vania pergi berangkat di bonceng Rivaldi, itu pun hasil paksaan dari cowok itu akhirnya Vania mau pergi dengan nya.

"Ntar gue tunggu di sini, jangan kabur ya lo" ujar Rivaldi.

"Terserah" jawab Vania cuek dan pergi meninggalkan parkiran.

Seperginya Vania dua motor masuk keperkarangan sekolah, mereka langsung menuju parkiran.

"Siapa tu? Anak baru lagi?" Sahut Nauval dlk yang masih di perkiraan.

"Cowok itu lagi" ujar Nauval setelah melihat Rey membuka helm nya.

"Kok lo sama cowok ini?" Tanya Rivaldi pada Anggara.

"Kenapa? Dia teman gue" jawab Anggara cuek.

Tanpa memperdulikan pandangan Altares Anggara dan Rey pergi meninggalkan parkiran, toh dia bukan anggota Altares lagi.
.
.
.
Jam pelajaran pun di mulai...

Bukannya belajar Vania malah pergi ke taman belakang sekolah. Vania duduk disebuah kursi dibawah pohon yang cukup rindang, menikmati hembusan angin yang sepoi-sepoi.

"Hayo lo, bolos lagi kan lo!" ucap seseorang membuat Vania kaget.

"Kayaknya gue harus sering-sering bawa kaca deh" ucap Vania melihat Anggara sambil menaikkan sebelah alis nya. Sedangkan yang dilihat merasa biasa saja.

"Kek nya akhir-akhir ini lo sering banget bolos" duduk di samping Vania

"Lo lupa kalok gue udah kelas dua belas?, gue udah hafal sama materi itu" ucap Vania sombong

"Iya deh" memutar matanya malas.

"Wah bagus ya lo pada bolos" ucap seseorang mengejutkan Vania dan Anggara.

"Kalian berdua ngapain disini" Tanya Rivaldi pada mereka

"Kepo bad lo" Jawab Vania ketus

"Di Tanya baik-baik juga" kesal Rivaldi ikut duduk di samping kanan Vania.

"Ngapain lo ikut nimbrung disini?" Menatap tak suka pada Rivaldi.

"Ya, emang kenapa? Ini tempat umum kali"

"Kalian kakak adek berantem mulu, pusing gue" sahut Anggara

"Diam lo" ucap Vania dan Rivaldi bersamaan.

Seketika Anggara langsung terdiam dengan dua kakak beradik itu.... keheningan melanda.

"Oiya, kalian sebenarnya punya hubungan apa sih?" Menatap Vania dan Anggara bergantian.

Vania dan Anggara saling bertatapan "gak ada" jawab mereka bersamaan.

Mendengar jawaban itu Rivaldi menyipitkan matanya dan menatap penuh curiga, "yakin?"

Mereka berdua mengangguk. Rivaldi masih menatap mereka penuh curiga "gue curiga sama kalian berdua"

Anggara membuang nafasnya kasar "lo curiga apa sama kami?"

"Sejak kapan kalian dekat? Bukannya dulu lo juga benci sama Adel!"

Anggara bingung harus menjawab apa "Hm, itu kan dulu. Lagian gak ada rugi untung nya juga gue benci sama ni anak" melirik Vania.

"Lo sendiri kenapa jadi dekat  sama Adel? Bukannya kamerin lo benci banget sama adek lo ini" Anggara balik bertanya.

Rivaldi kembali terdiam, sementara Anggara dan Vania sudah menatap nya penasaran.

"Gue...." menggantung ucapannya. Anggara dan Vania semakin dibuat penasaran oleh Rivaldi.

"Ah, lama lo" kesal Anggara yang tak kunjung mendapat jawaban.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 06, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Vania TransmigrasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang