Budayakan Vote & Comment
Sorry for typo
©Park_213
[021021]
Present...
.
.
.
.
.
🐥🐰
.
.
.
.
.Teman-temanku gaduh karena mabuk. Jimin menempelkan dahinya ke meja sembari terengah-engah karena terlalu banyak minum bir. Aku jadi mencemaskan kondisinya.
Aku pun memutuskan untuk mengantar Jimin yang mabuk berat pulang.
Aku berkata kepadanya, “Permisi. Biar kuantar kau pulang.”
“Kau tertarik kepadaku?” Jimin mendadak bertanya.
Aku terkejut dia menanyakan hal semacam itu tanpa ragu. Aku tertegun. Bahkan, sikapnya itu terasa menggemaskan bagiku.
Sejenak, aku termenung, kemudian menjawab dengan ragu, “Karena kurasa bahaya jika kau pulang sendirian dalam kondisi seperti ini.”
“Dan, ikut denganmu tidak berbahaya?”
“Lebih baik kuantar daripada kau pulang sendiri. Lagipula, kita punya teman yang sama, kan? Kita juga sesama pria.”
“Kita?” Jimin meragu dengan wajah mabuk.
“Kau memercayaiku?” lanjut Jimin.
Aku bingung dengan pertanyaannya, lantas menjawab, “Apa?”
Jimin pun berkata, ”Kau bilang 'kita' punya teman yang sama dan 'kita' sesama pria.”
“Iya....uhm, entahlah. Dibandingkan 'percaya', mungkin lebih tepat disebut rasa nyaman karena setidaknya kita sedikit saling mengenal daripada merasa asing sepenuhnya. Bukan begitu?”
Aku tersenyum puas karena merasa memberi jawaban yang tepat.
Dia mengangguk dua kali tanda mengerti, kemudian berdiri. Tidak satu pun dari teman kami yang menyadari kepergian kami. Mereka sibuk saling menyombongkan diri dan berteriak bagaikan segerombolan ikan dalam lautan minuman keras yang bergelombang.
Aku berjalan lebih dulu daripada Jimin dan berlari kecil keluar untuk menghidupkan mesin mobil yang terparkir dan membeku karena musim dingin.
Sepertinya, suhu di luar begitu rendah sampai kaca mobil dan spion membeku. Aku menyalakan pemanas hingga level maksimal. Alat itu mengeluarkan suara berdengung, bekerja keras mencairkan mobil.
Jimin berjalan terhuyung dari kejauhan. Aku ingin membantunya, tetapi kemudian mengurungkan niat karena rasanya seperti memperlihatkan maksud terselubung.
Jimin membuka pintu mobil, kemudian naik dalam keadaan nyaris roboh. Itu pun di kursi belakang. Aku mencoba mengerti, mungkin Jimin terlalu mabuk sehingga memilih duduk di belakang, bukan di depan.
Kami tidak berbicara sama sekali. Aku mulai menyetir ke arah yang masih belum kuketahui. Udara mulai terasa hangat sedikit demi sedikit.
Seketika, suhu di dalam mobil meningkat dan tubuh terasa meleleh. Mataku pun terasa berat. Kupikir Jimin tidur karena dia tidak bersuara, tetapi ternyata dia membuka mata lebar-lebar sembari melamun, menengok ke luar jendela.
Apa yang sedang dia pikirkan?
Kemudian, aku bertanya, “Dimana rumahmu?”
“Dimana saja.” Jimin menjawab dengan banmal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter In Heart [KM] ✓
RomanceKau membuatku tak bisa hidup tanpamu, dan sekarang kau bertanya ada apa denganku? Genre: - Sad - Romance - Fanfiction - Boys Love Main Cast: Jimin aka Sub! Jungkook aka Dom! Start: 02-10-2021 Finish: 31-10-2021 Status: Completed ⚠️WARNING⚠️ - KookM...