Sept

662 98 6
                                    

Budayakan Vote & Comment

Sorry for typo

©Park_213

[071021]

Present...
.
.
.
.
.
🐥🐰
.
.
.
.
.

Terdengar suara sesuatu yang mendidih. Aku kemudian mencium wangi bulgogi. Sepertinya Jimin pandai memasak karena aromanya sangat mirip dengan buatan ibuku. Kurasa dia bangun pagi-pagi sekali dan membuat makanan, padahal dia tidak perlu melakukannya.

Tapi, syukurlah.

Kalau dia bisa memasak, itu berarti dia tidak sakit parah. Aku menghela napas lega.

Begitu aku beranjak dari kasur setelah membolak-balikkan tubuh, perutku terasa nyeri sekaligus lapar. Tapi, aku menyadari keberadaan sebuah sosok di balik selimut.

Tunggu, apa orang yang sedang memasak di dapur bukan......Jimin?

Aku terkejut dan menyibakkan selimut itu.

Ternyata, yang tidur bersamaku semalam adalah seekor anjing. Sepertinya, kemarin yang kugendong adalah anjing terlantar, bukannya Jimin. Aku bisa mendengar kejengkelan ibu yang sedang membuat bulgogi di dapur. Dia menggerutu bertubi-tubi seperti senapan mesin, bahwa kemarin aku pulang dalam keadaan mabuk berat sampai tidak bisa mengenali orangtua sendiri.

Bulu anjing pomerian yang berwarna hitam bercampur corak cokelat yang semalam basah itu kini sudah kering sepenuhnya. Tubuhnya pun berubah hangat.

Aku keluar dari kamar dan berjalan ke dapur tempat ibu berada sambil menggendong si anjing.

“Ibu, sudah kubilang jangan datang seenaknya.”

“Jangan mengada-ada.”

“Bagaimana kalau aku sedang bersama seorang wanita?”

Ibu menatapku dan si anjing dengan begitu tajam, seolah dia tengah berencana untuk melempar spatula di tangannya.

Aku menyerah dan bertanya, “Ibu datang sejak kemarin?”

“Kenapa?”

“Tidak apa-apa. Aku hanya penasaran apa Ibu melihatku masuk sambil menggendong anjing ini.”

“Kau bilang dia temanmu yang berharga. Kau akan memeliharanya?”

“Tidak.”

“Dasar manusia tidak berguna.”

Aku memandang Ibu dengan gugup.
Ibuku sangat menyeramkam. Dia selalu memarahiku seperti itu sejak kecil.

“Kau harus bertanggung jawab kalau sudah membawanya ke rumah.”

“Aku masih belum siap. Ini terlalu mendadak.”

Ibu menatapku seolah aku ini orang yang menyedihkan, kemudian berkata, “Terserah kau saja.”

Lalu keluar dari rumah. Ibu selalu begitu. Ayah juga pasti menderita.

Aku berteriak agar Ibu yang berada di depan pintu bisa mendengarnya, “Tidak bisakah Ibu menganggap ini sebagai keputusan bersama yang rasional? Kami hanya memilih jalan masing-masing. Kenapa Ibu hanya memarahiku? Anjing ini juga harus pergi menjalani kehidupannya sendiri!”

Setelah bicara pun aku merasa tidak habis pikir dengan apa yang baru saja kukatakan.

Sama sekali tidak logis.

Aku merasa diriku menyedihkan. Ibu juga pasti berpikir begitu.

Aku menutup pintu rapat-rapat dan mengganti kata sandi  agar ibu tidak bisa masuk lagi sesuka hati. Sikapku kekanak-kanakan, tetapi aku merasa puas.

Tubuhku membutuhkan makanan pereda rasa pengar, tetapi ada hal yang lebih mendesak, memandikan anjing berbulu yang kugendong pulang semalam. Bulunya yang kusut tampak seperti rambut Jimin yang tidak dikeramas. Mungkin itulah alasan aku sampai keliru mengenali.

Tapi, meskipun mabuk berat, bagaimana aku bisa salah membedakan anjing dan manusia?

Entahlah. Setidaknya, aku berusaha memahami diriku sendiri.

Pertama-tama, kugendong si anjing masuk ke kamar mandi dan menampung air hangat di baskom. Anjing itu terus membaca raut wajahku dan menatapku takut-takut, tetapi dia tetap menurut.

Sepertinya, anjing ini tidak bisa menggonggong atau menggigit. Jinak sekali.

Aku bingung harus memanggilnya apa. Aku memutuskan untuk memanggilnya Minji.

Aku memanggil anjing itu dengan suara kecil, “Minji!”

Ketika aku memanggil namanya, untuk pertama kalinya dia bukan lagi anjing telantar, melainkan Jimin. Aku merasa puas karena nama itu cocok untuknya.

Tapi, satu hal yang kukhawatirkan-apa aku harus menggendong anjing ini pergi ke pesta pernikahan Taehyung dan Yoongi.

Tidak apa-apakah jika aku meninggalkannya di rumah?

Aku masih belum mengenal anjing ini.

Selain itu, apa Jimin juga akan datang ke pesta pernikahan Taehyung dan Yoongi?













To be continued...













A/N
Annyeong yeoleobun~!

Aku mau minta maaf ke kalian.
Dari dua hari lalu aku selalu up malem².

Bukan sengaja, aku up malem² karna lagi berduka.

Mohon maaf sekali lagi syng² ku.

Hari ini sampe sini dulu ya, kapan² lagi.

Annyeong~

Borahae~!💜

Winter In Heart [KM] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang