Quinze [END]

1.2K 90 11
                                    

Budayakan Vote & Comment

Sorry for typo

©Park_213

[311021]

Present...
.
.
.
.
.
🐥🐰
.
.
.
.
.

Tiga bulan kemudian.

Angin musim semi bulan Maret mulai bertiup, bersamaan dengan dimulainya semester baru.

Aku sedang membaca novel berjudul Affinity bersama para mahasiswa. Meski ada anak yang berseru bahwa novelnya membosankan, tetapi aku tetap lanjut membaca mengingat suatu saat anak-anak ini pun akan merasakan cinta, sakit hati, dan tumbuh dewasa, serta bertemu takdir mereka masing-masing.

Begitu jam istirahat datang, semua mahasiswa dengan gegas berlari menuju lapangan. Aku pun turut berjalan menuju koridor, melihat ke bawah dari balik jendela untuk merasakan angin musim semi. Para mahasiswa sedang bermain bola. Mereka tampak bersemangat dan gembira bermain hanya dengan sebuah bola bundar.

Setelah kuperhatikan, ternyata penjaga gawangnya laki-laki dengan perawakan mungil. Apa anak itu akan memiliki pertahanan yang bagus seperti Jimin saat dewasa nanti?

Dalam perjalanan pulang sehabis bekerja, aku mampir ke toserba untuk membeli sebotol soju. Minji si anjing menyambutku begitu aku membuka pintu.

Aku menenggak soju. Ketika mulai mabuk, aku memutar video pernikahan Taehyung dan Yoongi yang selama ini belum pernah kulihat sekali pun. Dalam video itu Jimin yang mengenakan setelan jas putih gading seperti seorang malaikat sedang bernyanyi dengan suara merdunya.

Aku membuka tirai untuk mengatur napas. Angin musim semi yang bertiup pada malam hari membuat aku kembali memikirkan hal-hal yang  telah berlalu berkali-kali.

Pria mungil itu meninggalkanku. Tidak apa-apa. Itu mungkin terjadi.

Hal ini membuktikan bahwa aku sungguh-sungguh mencintainya.

"Jungkookie!" Dia memanggil namaku, dalam video pesta pernikahan Taehyung dan Yoongi.

Ketika dia memanggil namaku, aku menjadi Jungkook milik Jimin. Untuk pertama kalinya.

🐥🐰

Beberapa kali aku memijat keningku saat efek mabuk kemarin masih terasa.

Bruk!

"Ah, maafkan aku!" ucap seseorang sambil membungkukkan badannya di hadapanku.

Aku hanya berdehem sebagai balasan.

Saat orang itu menegakkan tubuhnya, seketika efek soju kemarin telah hilang sepenuhnya.

Apa ini?

Aku terdiam menatap seseorang di depanku.

"Uhm....Tuan?"

"Jimin?"

Kata-kata itu spontan keluar dari mulutku.

Kenapa?

Kenapa dia ada disini?

Seseorang di depanku ini sangat mirip dengan Jimin yang telah pergi meninggalkanku untuk selamanya. Dari atas sampai bawah. Bahkan suaranya pun sangat mirip dengan Jimin. Semuanya sangat mirip. Seolah-olah dia adalah Jimin yang kukenal.

"Jimin!"

Aku langsung memeluk tubuhnya dengan sangat erat.

"Astaga! Ini benar kau? Kenapa kau selalu membuatku terkena serangan jantung?"

"T-tuan....bisakah lepaskan pelukanmu?"

Seketika aku tersadar dan langsung melepaskan pelukanku.

Aku berdehem canggung.

"Maafkan aku." ucapku datar.

"Tidak masalah. Tapi, Tuan tahu namaku darimana?" tanyanya.

Astaga....dasar Jeon Jungkook bodoh!

Bagaimana bisa aku berpikir seseorang yang telah meninggal akan hidup kembali? Konyol!

"Aku salah orang. Maafkan aku. Kalau begitu permisi." ucapku sambil berlalu.

Grep!

Langkahku terhenti saat sebuah tangan menahan tangan kananku.

"Tuan, bagaimana kalau kita berkenalan? Namaku–

"Kita ini orang asing." ucapku dingin lalu pergi.

Sesampainya di kampus tempatku mengajar, aku mendapatkan informasi bahwa ada mahasiswa pindahan yang akan mengikuti kelasku. Aku hanya mengangguk tak acuh.

Saat tiba dikelas, aku langsung menanyakan perihal mahasiswa pindahan itu.

Detik itu juga aku tertegun.

Ternyata mahasiswa pindahan itu adalah seseorang yang tak sengaja menabrakku pagi tadi. Seseorang yang kupeluk tadi sekarang berada di hadapanku lagi sebagai murid pindahan.

Dia berdiri dan berjalan ke depan. Aku mengamati dari bagaimana caranya berjalan dan berhenti tepat di depanku.

Ia mulai membungkukkan badannya dan memperkenalkan dirinya.

"Annyeonghaseyo, perkenalkan namaku Kim Jimin."

Tepat setelah selesai ia memperkenalkan dirinya. Dia menoleh ke arahku dan berbicara tanpa mengeluarkan suara.

"Salam kenal, Jeon Jungkook ssi."

Belum sampai disana rasa terkejutku, ia mengedipkan sebelah matanya ke arahku sebelum kembali ke tempat duduknya.

Apa yang baru saja terjadi?

Kenapa aku merasa sangat panas?

Kim Jimin.

Siapa kau sebenarnya?





















Fin.





A/N
Annyeong yeoleobun~!

Finally book ini ending juga. Iya ending alias tamat. Bener² tamat, gk ada lanjutannya.🙂

Book ini harus bener² dipahami sih baru kalian ngerti, jangan asal baca aja karna ya gitu disini permainan kata² nya banyak bngt.

Dari enam ending lainnya yg udh aku buat, cuma ending ini yg nyambung, sisa endingnya aku keep buat diri sendiri.

Terima kasih banyak buat kalian para pembaca yang udh dukung aku, entah itu follow, komen and vote. Terima kasih banyak². #bungkuk90°

Terima kasih juga buat kalian yg udh stay dari book pertamaku sampe book kelimaku ini. Syng kalian banyak².

Aku minta maaf kalo endingnya gk sesuai ekspetasi kalian. Aku minta maaf karna book ini banyak kekurangannya. #bungkuk90°

Aku juga minta maaf sekali lagi karna udh anggurin book ini lama banget.

Aku minta maaf, kondisiku lagi gk mendukung sekarang ini, jadi uhmm....segitu dulu gretting untuk hari ini, kapan² lagi~

Annyeong~

Borahae~!💜

Winter In Heart [KM] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang