Neuf

651 91 11
                                    

Happy Birthday Our Angel Park Jimin~!💜

Uwu......pawangnya Jungkook punya hari~😚

Sehat-sehat terus ya malaikatnya ARMY~!

Borahae Park Jimin~!💜





Budayakan Vote & Comment

Sorry for typo

©Park_213

[131021]

Present...
.
.
.
.
.
🐥🐰
.
.
.
.
.

"Selamat datang di neraka, Kim Taehyung!" teman temanku bersorak.

Hari ini adalah hari pernikahan Taehyung dan Yoongi juga tepat satu minggu aku tidak bertemu Jimin. Aku menunggu kedatangannya sembari merawat si anjing, tetapi Jimin tak kunjung muncul.

Aku menggendong Minji yang kondisinya sudah membaik, ke gedung resepsi pernikahan karena khawatir terjadi sesuatu kepadanya jika ditinggalkan di apartemen.

Taehyung tampak begitu bahagia sepanjang waktu. Aku membawa si anjing ke ruang tungu, tempat Yoongi berada.

"Selamat datang, Jungkook. Kau memelihara anjing?" tanya Yoongi sambil terkekeh.

Yoongi yang menggunakan tuxedo putih, benar benar terlihat seperti orang lain. Aku bahkan tidak bisa mengenalinya jika bukan karena namanya yang tertulis di depan ruang tunggu. Meski terkejut, aku turut merasakan kebahagiaan Yoongi setelah melihat dirinya yang tampak bahagia.

"Anjing ini bernama Minji."

Yoongi terkekeh sambil menggeleng pelan. Kurasa bukan karena nama anjing ini. Hari ini dia terlihat bahagia walau hanya karena angin bertiup.

Taehyung pasti sangat bahagia bisa mendapat pasangan sejati seperti Yoongi.

Aku menanyakan sesuatu yang sejak awal membuatku penasaran. "Ngomong-ngomong, apa Jimin bilang akan datang?"

"Entahlah. Apa sekarang kau ingin mengenal Jimin? Aku bangga pada Jimin karena sudah membuat adikku ini belok." Yoongi mengangkat ujung bibirnya, menunjukkan bahwa dia bergurau.

Aku hanya diam.

Entah kenapa, aku merasa yakin Jimin akan datang ke pesta pernikahan ini.

Aku masuk ke aula pesta pernikahan dengan hati senang sembari menggendong si anjing. Aku menengok ke sana kemari, mencari Jimin, tetapi dia tidak tampak sama sekali. Aku khawatir dia datang ke sini tanpa mandi sebelumnya.

Jimin yang bernafsu makan besar pasti akan makan di sini hingga kenyang. Aku pun merasa lega. Aku yakin dia pasti datang, paling tidak demi makanan prasmanan. Aku terus memikirkan Jimin.

Entah sejak kapan aku memiliki kebiasaan untuk terus berpikir tanpa henti, dan semua itu karena Jimin. Pikiran mengganggu yang berawal dari rasa khawatir itu terus terngiang di benakku, dan akhirnya membuatku jadi sering bicara sendiri.

Minji yang sedang kupeluk menatapku seakan merasa ada yang aneh pada diriku, lalu menjilat daguku dua kali. Bisa-bisanya ia menganggapku menyedihkan.
Beberapa waktu lalu ia bahkan lebih menyedihkan.

Winter In Heart [KM] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang