Onze

624 91 2
                                    

Budayakan Vote & Comment

Sorry for typo

©Park_213

[301021]

Present...
.
.
.
.
.
🐥🐰
.
.
.
.
.

Rumah baru Taehyung dan Yoongi adalah rumah kecil yang nyaman. Mereka sibuk membicarakan tentang seberapa seringnya mereka bertengkar saat sedang bulan madu di Bali.

Lalu, mendadak mereka curhat tentang betapa sulit dan tidak nyamannya hidup bersama sebagai pasangan suami istri.

Sepasang suami istri itu duduk berdampingan di sofa hitam sambil saling menggenggam erat tangan masing-masing seperti komunitas manusia senasib dan berusaha meyakinkanku dengan nada mengejek, "Jungkook, kau jangan menikah."

Taehyung, yang bilang bahwa menikah itu melelahkan, tampak sangat arogan ketika mendongak

Aku tidak percaya orang itu adalah temanku.

Aku banyak bercerita tentang Jimin datang menemuiku kepada Taehyung dan Yoongi. Aku pun bercerita bahwa Jimin adalah gawang di klub sepak bola dan Yoongi sebagai penyerang, juga bahwa Jimin memiliki KTP.

Yoongi bertanya, "Kau sudah lihat? Stiker donasi organ?"

"Iya."

"Dia memang begitu. Dia bertekad akan mendonasikan organnya saat dia meninggal, hanya karena alasan tidak bisa menyelamatkan anjing telantar."

Hal ini mengingatkanku akan momen ketika Jimin tertidur di tangga apartemen. Di luar dia terlihat lemah dan lembut, tetapi di dalam tersembunyi rasa ingin menolong yang tinggi.

Menurut Yoongi, Jimin selalu memiliki rasa bersalah yang tinggi dan kerap berkata, "Kelahiranku adalah suatu kesalahan."

Dia juga menyatakan bahwa mungkin dia adalah penyebab kematian kedua orangtuanya.

"Apa kau sudah dengar cerita tentang kedua orangtuanya?"

"Dia bilang kedua orangtuanya sudah meninggal dan dia tidak ingat akan kejadian itu."

Yoongj menghela napas. Taehyung sepertinya tahu sesuatu, tetapi dia tetap bungkam. Aku memilih untuk menunggu sampai Yoongi bicara, walaupun sebenarnya aku ingin menginterogasi Taehyung.

Yoongi pergi ke dapur untuk membuat kopi. Taehyung bicara perlahan, "Sepertinya ayah Jimin sering menganiaya dia."

Taehyung mengungkapkan bahwa ayah Jimin terlalu sering minum soju dan meninggal karena kecanduannya terhadap alkohol. Jimin masih berumur lima tahun saat ditemukan, dan darah di kepalanya sudah membeku akibat dipukuli dengan botol soju, sedangkan jenazah ayahnya tergeletak di dekat serpihan kaca.

Ibunya meninggal setelah melahirkan Jimin, dan kemungkinan besar ayahnya menyalahkan Jimin atas kejadian itu. Pada akhirnya, ayah Jimin kehilangan kendali akibat alkoholisme yang dia derita, lalu terjatuh dan meninggal karena gegar otak. Jimin tidak bisa mengingat kejadian ketika ayahnya terjatuh di hadapannya. Menurut cerita Taehyung, saat diselamatkan Jimin adalah seorang anak yang lambat berkembang, hanya mampu menyebut kata 'Jimin'. Orang-orang bilang, anak laki-laki berumur lima tahun yang tidak pernah mendapat pendidikan dan perlindungan yang layak itu menyerupai binatang buas berlumuran darah.

Orang-orang yang merawat Jimin selama berada di penampungan memanggilnya dengan sebutan Jimin sebagai panggilan sayang, karena hanya kata itu yang dia tahu. Pada akhirnya, sebutan itu pun menjadi namanya.

Winter In Heart [KM] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang