Budayakan Vote & Comment
Sorry for typo
©Park_213
[061021]
Present...
.
.
.
.
.
🐥🐰
.
.
.
.
.Kehampaan menyelimutiku setelah kepergian Jimin.
Kujatuhkan tubuhku ke sofa seperti kehilangan tenaga, kemudian menghubungi Taehyung.
“Maaf. Tadi Jimin datang.”
[Sekarang sudah pergi?]
“Begitulah. Bagaimana perasaanmu?”
[Aku? Sama saja. Meski aku tidak percaya bahwa aku akan segera menikah.]
Taehyung tertawa puas, lalu berubah khawatir.
[Di luar hujan deras.......Kau bilang waktu itu dia juga pulang kehujanan?]
Aku segera beranjak dari sofa dan membuka gorden yang tertutup.
Hujan musim dingin benar-benar turun begitu deras.
“Aku pergi dulu.”
Aku menutup telepon, berlari ke pintu untuk mencari payung yang sengaja kusimpan di rak sepatu, lalu bergegas keluar.
Tapi, Jimin sudah tak tampak. Aku mengelilingi sekitar kompleks beberapa kali, tetapi tak berhasil menemukan pria mungil itu.
Aku membungkukkan badan karena waswas dia sedang meringkuk di bawah lis atap, tetapi tetap tidak ada. Tepat saat itu, seekor binatang, entah kucing atau anjing berlari cepat melewatiku dan bersembunyi di sebuah ruang bawah tanah.
Kuharap Jimin juga bersembunyi di ruang bawah tanah semacam itu karena sekarang udara begitu dingin.
Aku pergi ke bar tempat pertama kali bertemu Jimin untuk menghibur hatiku yang hampa. Jimin yang tidak memiliki uang tidak mungkin ada di tempat itu. Seharusnya, paling tidak kuberi dia uang untuk pulang.
Bar penuh dengan arak dan orang-orang yang mabuk, tenggelam dalam perasaan mereka masing-masing. Aku memesan menu yang sama.
Aku ingin kembali menyantap ayam goreng yang memberiku rasa haru, ditemani sebotol soju.
Tanpa sadar, aku tersenyum mengingat malam itu.
Tidak lama kemudian, sekeranjang kecil ayam goreng yang baru matang dengan asap mengepul tersedia di atas meja.
Pemilik bar yang mengenali wajahku, bertanya sambil memberi soju, “Bukankah kau jarang minum soju?”
“Rasanya hari ini aku harus minum.”
“Mengejutkan.” kata pemilik bar seraya berbalik pergi sambil tersenyum.
Setelah mempertimbangkan apakah aku harus makan ayam goteng atau minum bir terlebih dahulu, akhirnya aku memutuskan untuk minum segelas soju sebagai hidangan pembuka.
Rasanya pahit dan menyakitkan hati. Aku segera mengambil sepotong ayam goreng dengan sumpit dan memasukkannya ke mulut. Rasanya tetap enak. Ayam goreng yang kumakan bersama soju terasa meleleh di dalam mulut.
Udara begitu dingin. Seharusnya aku membawa Jimin ke sini dan menyantap ayam goreng bersama.
Kenapa aku membiarkannya mencuci piring?
Mengingat rambut dan penampilan Jimin yang berantakan membuatku emosional. Taehyung pasti akan memukulku jika dia tahu perasaan melankolisku ini. Sahabatku yang lain juga pasti akan mencibir.
Aku ingin membagi perasaan ini dengan seseorang. Rasanya sepi jika minum bir sendirian. Saat ini saja aku sudah merindukan Jimin, padahal dia belum lama pergi meninggalkan apartemenku. Bahkan, aku berharap dia kembali muncul.
Segera.
Aku menghela napas panjang ketika keluar dari bar. Aku tidak terbiasa minum bir, sehingga aku mabuk dengan cepat. Tubuhku terasa panas setelah menenggak beberapa gelas saja. Aku menunggu suhu panas keluar dari tubuh dengan menghela napas beberapa kali.
Helaan napas panjang juga merupakan sebuah bentuk perasaan suram. Mungkin perasaan itu lebih jelas karena sedang musim dingin. Musim dingin menyebabkan segalanya terasa aneh, sepi, dan lemah.
Aku berjalan terhuyung menuju apartemen. Kakiku tidak bertenaga, tetapi tidak sampai membuatku roboh, meski aku sempat jatuh karena tersandung kaki sendiri.
Aku jatuh terduduk, tetapi rasanya tidak terlalu menyakitkan. Aku merasa kebas karena mabuk. Sepertinya, aku mati rasa karena berbagai perasaan yang menguasaiku tadi, ditambah berbotol-botol soju.
Mungkin inilah alasan orang-orang minum soju. Dalam kondisi seperti ini pun aku mencoba tersenyum sembari berpikir mengenai Jimin.
Ketika hampir sampai di apartemen, aku melihat hewan yang tadi bersembunyi di ruang bawah tanah sedang duduk di bawah lis atap.
Ketika aku mendekat, bayangannya terlihat begitu besar. Aku mengulurkan tangan dengan langkah sempoyongan. Bulu hitamnya basah kuyup.
Sial, ternyata itu bukan kucing atau anjing melainkan......
Jimin.
Jimin menengadah dengan mata berkaca-kaca. Dia menggigil kedinginan karena tubuhnya basah kuyup.
Aku berteriak kaget, “Jimin!”
Sontak aku tersadar sepenuhnya dari pengaruh alkohol. Tanpa pikir panjang, aku menggendong Jimin ala bridal style menuju apartemen.
Tubuh Jimin yang berada di gendonganku terasa sangat ringan. Pasti itu karena dia jarang makan.
Aku membuka pintu apartemen dan masuk ke kamar, lalu membaringkan Jimin dengan hati-hati ke ranjang.
Jimin bungkam
Aku khawatir dia sakit, jadi kupeluk erat tubuhnya yang berada di balik selimut, kemudian menepuk-nepuk bahunya. Dalam waktu singkat, aku pun tertidur bersama Jimin.
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter In Heart [KM] ✓
RomanceKau membuatku tak bisa hidup tanpamu, dan sekarang kau bertanya ada apa denganku? Genre: - Sad - Romance - Fanfiction - Boys Love Main Cast: Jimin aka Sub! Jungkook aka Dom! Start: 02-10-2021 Finish: 31-10-2021 Status: Completed ⚠️WARNING⚠️ - KookM...