6.Keputusan

5.1K 653 11
                                    

Sebenarnya aku gak mau banyak basa basi, jadi i hope you enjoy this story and don't forget to vote.


Happy reading
°
°
°
°

Tuk tuk tuk tuk

Suara jam yang terdengar sangat nyaring di telingaku. Sungguh bagaimana bisa aku sampai sefrustasi ini hanya karena sebuah tokoh fantasi yang bahkan entah bagaimana bentuknya

Ini sudah 3 hari proposal Ayah dikirimkan ke kerajaan Balrado. Namun belum ada tanda tanda balasan dari sana. Sungguh, akupun tidak mengerti mengapa aku seingin itu untuk menjadi pasangan Evan

Padahal jika dipikir bagaimanapun aku tidak memiliki keuntungan menjadi pasangannya kecuali sebuah kepuasan diri karena bisa bersanding dengan tokoh yang sangat kuimpikan dan sesuai dengan tipe idealku

Namun melihat sudah 3 hari tidak mendapat balasan membuat nyaliku menciut. Setelah dipikir pikir aku memang terlalu naif saat ini. Bagaimana bisa aku sebegitu gampangnya mengajukan proposal pertunangan kepada Evan si tsundere garis keras

Jika karena melihat sifat Evan kepada Lucy, aku sungguh bodoh tentunya. Karena bagaimanapun aku dan Lucy adalah kedua orang yang berbeda walaupun kuakui bahwa fisikku yang sekarang sudah bisa dikatakan sempurna

Walaupun aku tahu segalanya tentang Evan, tetap tidak menutup kemungkinan bahwa dia tetap tidak tertarik padaku. Huhhh sungguh merepotkan hidup ini

Drap drap drap

"Mengapa kau lari terburu buru seperti itu Nesha?"

"Nona!! Aku hosh hosh... memiliki kabar yang hosh hosh..nona nantikan"

"Hei Nesha tenanglah. Aku tidak akan kabur kemanapun jadi duduklah dulu dan bernafaslah"

Setelah nafas Nesha kembali stabil, dia mulai membuka mulut

"Surat balasan dari Tuan Evan sudah sampai nona!!!" Jawab Nesha bersemangat

"Benarkah!!! Dimana aku dapat membacanya?" Jawabku dengan mata berbinar

"Benarkah!!! Dimana aku dapat membacanya?" Jawabku dengan mata berbinar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Itu dia masalahnya nona"

"Ada apa?"

"Terakhir kali aku melihat surat itu, surat itu hampir dibakar oleh tuan Yorda nona"

"Apa??!! Bagaimana bisa?" Sungguh Yorda sialan bagaimana bisa dia dengan mudahnya ingin membakar surat yang sudah aku nanti nantikan

Lihat saja, jika terjadi apa apa dengan surat itu maka kepalanya lah taruhannya

------------------<><><><>---------------------

"HEI APA YANG KAU LAKUKAN?!!"

Yorda terlihat gelagapan saat melihatku

"Apa yang kau lakukan dengan suratku?!" Tanyaku dengan tangan mengepal marah

"Vio bagaimana aku bisa membiarkan adikku satu satunya tinggal di tempat yang bagaikan neraka di dunia ini! Buatlah keputusan sekali lagi atas permintaanmu waktu itu"

"Apa yang kau katakan? Aku bahkan harus bersusah payah agar Ayah mengizinkanku melakukannya"

"Sebenarnya aku masih penasaran, apa yang membuatmu sangat ingin menjadi permaisuri Evan?!" Tanya Yorda dengan suara yang terdengar tidak mengenakkan

"Sebenarnya aku masih penasaran, apa yang membuatmu sangat ingin menjadi permaisuri Evan?!" Tanya Yorda dengan suara yang terdengar tidak mengenakkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sungguh akupun tidak tahu mengapa aku begitu bersikeras ingin menjadi permaisurinya

"Sudahlah kau tidak perlu tahu. Yang pasti aku ingin tahu apa isi suratnya"

Yorda sungguh terlihat frustasi

"Dia menerimanya" cicitnya

"Hei apa yang kau katakan? Aku bahkan tidak bisa mendengarnya"

"Dia menerimamu" Katanya setengah berteriak

"Benarkah?!!" Wah sungguh ini sama sekali tidak dapat dipercaya

"Jadi kapan aku akan ke Balrado?" Tanyaku berbinar

------------------<><><><>---------------

Sungguh makan malam kali ini sungguh mencengkam. Bahkan Ibu yang biasanya menjadi penghangatpun malam ini bagai pendingin yang membuat semua orangpun kedinginan

Apakah sebesar ini efek dari permintaanku? Sungguh aku tidak tahu bahwa mereka sebegitu menyayangiku

Namun nasi sudah menjadi bubur dan akupun tidak akan setengah setengah melakukannya. Katakanlah aku egois namun tekadku sudah bulat dan akan terus seperti ini

"Jadi bagaimana?" Cicitku

"Apakah Vio benar benar ingin menjadi permaisurinya?" Tanya Ibuku dingin

"Emmm apakah itu salah?"

"Tentu tidak sayang namun kami hanya mempertanyakan dari sekian banyak orang mengapa kau memilihnya" Jawab Ibuku

Sungguh akupun tidak dapat berkata mata sekarang

"Kau bisa kesana 2 minggu lagi. Namun kau harus berjanji pada Ayah untuk selalu sehat dan bahagia juga jangan membuat Ayah cemas" Kata Ayahku dengan mata memerah

Tunggu, Ayahku ini menangis?!

"Dan juga kau harus sering sering memberi kabar serta berkunjung ke sini setidaknya seminggu 4 kali" Kata Yorda

"Dan juga kau harus sering sering memberi kabar serta berkunjung ke sini setidaknya seminggu 4 kali" Kata Yorda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hei apa dia gila? Dari sini ke Balrado saja menghabiskan waktu 4 jam, itupun hanya sampai perbatasannya saja. Dan dia memintaku untuk berkunjung 4 kali seminggu?! Sungguh gila

"Hei jika aku berkunjung sesering itu mengapa tidak sekalian Evan saja yang pindah kesini" Jawabku malas

"Ide yang bagus!!" Kata Ayahku berbinar.

Plak

Suara Ibuku yang memukul tangan Ayahku.

"Sudahlah jangan memikirkan hal yang tidak mungkin. Evan adalah raja di sana dan dia tidak mungkin meninggalkan kerajaannya. Jadi jangan membuat Vio kita susah" Yosh Ibuku memang yang terbaik .

Akhirnya aku bisa menemui Evan. Sungguh aku tidak sabar. Namun apakah keputusanku ini tepat?

Aku takut hanya karena keinginanku itu semua menjadi kacau. Walaupun ku tahu plot cerita novelnya sudah selesai setahun yang lalu.

Who Am ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang