Sebenarnya aku gak mau banyak basa basi, jadi i hope you enjoy this story and don't forget to vote.
Happy reading
°
°
°
°"Dia hanya wanita penggoda yang berusaha menaiki tahta dengan wajah dan mulutnya yang busuk itu" Ucapnya lagi.
Aku tidak tahu pria ini ada dendam apa kepada Lucy, tapi dapat kurasakan bahwa dia sedang sangat marah.
Dapat kulihat tatapannya menajam sesaat setelah dia mengatakan bahwa Lucy adalah wanita penggoda.
"Kau harus menang dari wanita seperti itu" Tambahnya.
"Seperti itu? Maksudmu wanita yang masih dicintai calon tunanganku?" Ucapku sambil menolehkan kepalaku ke arahnya.
"Cih dicintai apanya. Itu mungkin sebelum Evan mengetahui bagaimana Lucy yang sebenarnya"
Evan? Lucy? Bagaimana dia setidak sopan itu. Padahal mereka berdua adalah raja dan calon permaisuri.
Dan mengapa juga dia bersikap seakan tahu semua yang terjadi?
"Ini adalah pertanyaan yang daritadi terputar tanpa henti di otakku" Kataku.
Kulihat dia langsung mentapku sembari menggerakkan alisnya keatas, menandakan bahwa dia ingin tahu apa pertanyaannya.
"Mengapa kau seolah-olah tahu atas semua yang terjadi? Sebenarnya kau itu siapa? Aku bahkan tidak pernah tahu bahwa kau kstaria di Balrado" Ucapku jengkel.
"Itu bukan sesuatu yang dapat aku beberkan. Tapi yang pasti kau harus mengikuti kata-kataku tentang menang dari wanita ular itu" Ucapnya pongah.
"Baiklah, tapi sebenarnya siapa namamu?" Tanyaku.
Kulihat dia terdiam sebentar.
"Zade. Itulah namaku" Ucapnya.
"Wah namamu mirip seperti batu! Apakah ibumu menamaimu Zade karena dia menyukai batu jade?" Tanyaku.
"Entahlah" Raut wajahnya berubah datar.
"Mau berkeliling?" Tawar Zade.
"Memangnya kstaria tidak sibuk?" Tanyaku.
"Untuk sekarang tidak. Jam jagaku dipindahkan menjadi besok" Jawabnya.
"Kau belum menjelajahi taman ini. Aku akan menemanimu dan menjaga agar kau tidak terpeleset" Ucap Zade.
Aku tidak mengerti mengapa, tapi kurasakan bahwa Zade berucap dengan tulus. Atau dia disuruh oleh Evan?
Ah sudahlah. Aku tidak ingin memikirkan orang itu untuk sekarang ini.
"Baiklah ayo" Jawabku hendak melangkah sebelum tiba-tiba Zade mengulurkan tangannya ke hadapku.
"Ada apa dengan tanganmu?" Tanyaku bingung.
"Berpeganganlah. Aku tidak ingin kau terpeleset ataupun tersandung" Jawabnya.
"Oh baiklah terima kasih"
Langsung saja kusematkan tanganku dengan pergelangan tangannya.
Kami berjalan pelan sembari menikmati taman dingin yang indah ini. Jujur saja awalnya aku mengira bahwa Zade adalah orang yang dingin.
Namun, melihat bagaimana dia baik kepadaku sepertinya presepsiku terhadapnya salah.
Author pov
Tanpa mereka sadari, sedari tadi terdapat pria yang memerhatikan mereka dari ruang kerjanya.
Pria itu menatap tajam kedua insan yang sedang berjalan-jalan pelan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Am I
Historical FictionReinkarnasi. Yah percaya atau tidak itu terjadi padaku yang entah bagaimana caranya bisa masuk kedalam suatu webnovel yang kubaca sampai berkali kali sangking sukanya. Namun di kehidupan ini aku hanya figuran biasa yang mungkin hanya akan sekedar le...