Sebenarnya aku gak mau banyak basa basi, jadi i hope you enjoy this story and don't forget to vote.
Happy reading
°
°
°
°Hari ini adalah hari dimana aku dan Evan akan pergi ke istana kerajaan. Butuh 2 jam untuk sampai ke sana karena sesungguhnya rumahku berada di daerah yang berbeda dengan kerajaan.
Tentang rencana kami, Evan dan aku sudah memberitahunya ke Ayah dan Ibu, merekapun setuju karena bisnis keluargaku juga sedang kekurangan pekerja untuk lahan pertanian baru yang kemarin Ayah dan Ibu datangi.
Karena Valdrick merupakan kerajaan makmur, itu membuat beberapa bisnia terkadang kekurangan tenaga kerja seperti sekarang. Berbeda dengan Balrado yang justru rakyatnya bertani untuk dimakan sendiri. Itupun kalau berhasil.
Perbedaan seperti itulah yang membuat Valdrick dan Balrado sangat berbeda. Ditambah lagi Valdrick jarang membiarkan warga kerajaan lain bekerja di wilayahnya karena menurut yang mulia Raja itu tidak menguntungkan.
Selama perjalanan tanganku berkeringat dingin. Aku akui kehadiran Lucy di istana membuatku sangat gugup. Terutama takut Evan jatuh lagi kepadanya.
Aku tidak mungkin membiarkan Evan hidup dalam kesengsaraan lagi. Kurasakan tangan lain menggengam tanganku.
"Tanganmu dingin serta berkeringat" Kata Evan.
"Ah. Ini karena aku sedikit gugup" Kulihat Evan mengelap tanganku sengan sapu tangannya.
"Apanya yang sedikit?! Wajahmu bahkan pucat pasi" Katanya.
"Ah maafkan aku. Aku tidak tahu akan segugup ini. Aku akan berusaha tidak mempermalukanmu di sana nanti" Jawabku dengan menunduk.
Aku sungguh gugup sekarang, bahkan melihat ke kuar jendelapun tidak berani hanya untuk melihat perjalanannya sudah sampai mana.
Huhh sepertinya hari ini akan menjadi hari yang panjang dan melelahkan. Aku yakin Evan akan memarahiku sampai rumah.
Evan pov
"Ah maafkan aku. Aku tidak tahu akan segugup ini. Aku akan berusaha tidak mempermalukanmu di sana nanti" Jawab Violin sambil menunduk.
Mempermalukan? Mempermalukan apa?! Aku bahkan saat ini tidak peduli dengan kerajaan.
Satu-satunya yang aku khawatirkan hanyalan Violin yang sekarang terlihat pucat. Bagaimana jika nanti dia pingsan?
"Kita akan kembali ke kediaman keluargamu" Kataku mengambil keputusan.
Aku tidak mungkin tega membiarkan Violin seperti ini.
"Tidak perlu Evan. Aku baik-baik saja" Jawabnya sambil memperlihatkan senyum favoritku entah sejak kapan.
"Kau harus mengatakan jika kau kenapa-kenapa dan jangan membuatku khawatir dan katakanlah padaku jika kau tidak nyaman di sana nanti"
Violin pov
"Kau harus mengatakan jika kau kenapa-kenapa dan jangan membuatku khawatir oke? Dan katakanlah padaku jika kau tidak nyaman di sana nanti" Peringatan Evan.
Deg
Aku ingat! Inilah alasan aku menyukai Evan dalam cerita. Sikap inilah yang membuatku menyukainya.
Rasa khawatirku lenyap seketika melihat matanya yang menghawatirkanku.
Bolehkah aku berharap? Berharap bahwa Evan saat ini sudah jatuh kepadaku? Jujur saja selama ini aku hanya menguatkan diriku dan berfikir bahwa Evan akan membalasku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Am I
Historical FictionReinkarnasi. Yah percaya atau tidak itu terjadi padaku yang entah bagaimana caranya bisa masuk kedalam suatu webnovel yang kubaca sampai berkali kali sangking sukanya. Namun di kehidupan ini aku hanya figuran biasa yang mungkin hanya akan sekedar le...