24

5.1K 409 37
                                    

Satu bulan kemudian~~~

Satu bulan lamanya tubuh itu masih terbaring lemah, mata bulatnya tak kunjung menampakkan binarnya. Namun keadaannya sedikit mengalami kemajuan walau sering kali tubuhnya memberontak, membuat keluarga nya tak sedikitpun minggalkannya sendirian.

Saat ini hanya Jiah yang menunggui sang anak. Yoongi dan Haejoon mau tak mau harus bekerja karena sudah lama juga mereka meninggalkan pekerjaan. Sedangkan Taehyung juga harus berangkat sekolah karena sebentar lagi ia akan ujian.

Seperti biasa Jiah akan selalu merawat Jungkook dengan baik, walau tubuh itu tak merespon. Sedikit ada lega karena dada Jungkook sudah mulai tertutup dan alat alat ditubuhnya sedikit berkurang. Hal ini memudahkan Jiah untuk mengelap tubuh sang anak dan tak lupa selalu membaluri minyak telon. Bau minyak telon sangat cocok untuk Jungkook membuat siapapun yang mendekatinya akan merasa candu.

"Adek masih asik main disana ya?"

"Ketemu nenek sama kakek? Sampaikan ke mereka ya kalau mama rindu, dan kamu juga jangan lama lama mainnya. Nih rambut kamu udah lepek gini, kamu harus segera pulang dan mandi lagi biar seger. Mama hanya bisa membantumu agar tetap wangi" monolognya. Ia terus berinteraksi dengan sang anak karena kata dokter ini bisa membuat keadaan sang anak membaik.

"Ayo cepet sadar sayang, apa kamu tidak mau memeluk mama?"

"Kamu sangat tampan sekali, bagaimana bisa perpaduan wajah papa dan mama menjadi imut dan tampan di kamu, walau udah segede ini tapi wajah kamu selalu menggemaskan, mama gasabar pengen uyel uyel kamu"

Ditengah ocehan Jiah, Jiah menyadari jika tangan sang anak mulai menunjukkan pergerakan lemah. Hal itu membuat Jiah seketika terdiam dan kembali memperhatikan tangan Jungkook yang tertancap infus itu. Kembali lagi tangan itu bergerak lemah, lalu kelopak matanya juga bergerak dan dengan pelan mata itu perlahan terbuka.

"Sayang kamu dengar mama?"

Yang pertama kali ia rasakan adalah sentuhan hangat di salah satu tangannya, lalu suara yang perlahan menghampiri indra pendengarannya. Matanya yang perlahan terbuka, awalnya sedikit silau dan buram namun lama kelamaan terlihat sangat jelas, seorang wanita cantik berada di sampingnya, terlihat senang dan terus menatapnya.

"Ini mama sayang, apa kamu dengar?"

"M-ma-ma..."

Tanpa babibu Jiah langsung memencet tombol guna memanggil dokter, dan tak lama dokter pun datang.

"Dokter anak saya sudah sadar" ucap Jiah yang mulai menangis.

"Kami akan memeriksanya" ucap sang dokter.

"Ibu maaf, bisakah keluar sebentar, kami akan menangani pasien dahulu"

Jiah menggangguk dan langsung menuruti perintah sang suster. Sampai di depan ruangan Jiah tak kuasa menahan tangisnya lagi. Tangis bahagia karen yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Apa yang selama ini ia harapkan dapat dikabulkan.

"Mama kenapa diluar" suara tak asing menyapa telinganya ketika ia sedang menunggu pintu ruangan itu terbuka.

"Sayang, kamu sudah pulang?" Ucapnya saat mendapati Yoongi berdiri di depannya.

Yoongi menggangguk, Jiah pun langsung berdiri dan memeluk anak sulungnya itu.

"Yoon hiks adikmu sudah sadar hiks"

"Syukurlah, tapi kenapa mama diluar?"

Jiah melepaskan pelukannya

"Adikmu sedang ditangani dokter"

"Kalau begitu Yoongi hubungi papa dan Taehyung dulu"

"Lewat pesan saja, papa mu sedang rapat dan adikmu sepertinya masih kbm"

SEPARATED [ Brothership ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang