Bagian 12

3.4K 288 29
                                    

Hari Kamis, hari ketika kembar empat tidak memiliki jadwal kuliah. Entah itu kebetulan atau apa, tetapi jadwalnya memang sama walaupun keempatnya berbeda fakultas.

Pukul tujuh pagi Mama baru tiba setelah semalam menginap di hotel bersama Papa. Mama dan Papa mendapat undangan makan malam bersama rekan bisnis Papa. Papa pun sudah tahu bahwa acara tersebut akan selesai larut malam, sehingga sudah memesan kamar di hotel yang sama dengan tempat acara tersebut.

Papa juga sudah membawa setelan kerja untuk dipakai pagi ini, hingga tak perlu kembali ke rumah dan berangkat ke kantor dari hotel.

"Mas, kok, keluar dari situ?" tanya Mama setelah melihat Biru keluar dari kamar di lantai bawah yang biasa digunakan untuk kamar tamu.

"Baru pulang, Ma?" Bukannya menjawab, Biru malah balik bertanya seraya mendekati Mama dan mencium tangannya.

"Iya. Papa juga langsung ke kantor tadi, jadi Mama pake taksi pulangnya," jawab Mama.

"Kenapa nggak minta Biru buat jemput aja tadi?" sambung Biru.

"Kamu, nih, pertanyaan Mama tadi aja belum dijawab malah tanya yang lain ke Mama. Lagian Mama masih bisa pake taksi, nggak perlu repot minta dijemput segala," balas Mama.

Biru terkekeh melihat Mama yang kesal. "Idan tidur di sana semalem. Kemarin pulang dari kampus dia drop. Kata Nana juga sempat mimisan. Tapi, ya, biasa, disuruh ke rumah sakit nggak mau. Dipanggilin dokter juga nggak mau," terang Biru.

Mama menghela napas pelan. "Terus sekarang gimana Idan-nya? Mas juga nggak ada ngabarin Mama semalem," ucap Mama.

"Iya, maaf, Ma," sesal Biru, "Biru lupa soalnya panik lihat Idan yang udah lemes. Terus pas inget dan mau nelepon Mama, malah Idan bilang nggak usah. Takut Mama kepikiran," lanjutnya.

"Ya udah nggak apa-apa. Tapi lain kali harus kabarin Mama, ya," balas Mama seraya mengusap lengan Biru.

"Iya, Ma. Pas Biru ke kamar tadi, Idan belum bangun, tapi nggak demam ,kok. Kayaknya udah nggak apa-apa, deh," lanjut Biru.

"Ya udah, Mama mau lihat Idan dulu sekalian bangunin buat sarapan."

Biru hanya mengangguk dan Mama berlalu ke kamar yang ditempati Zidan sejak semalam.

Setelahnya, Biru berniat kembali ke kamar untuk mengambil ponsel, sebelum suara Vier terdengar dari arah tangga. "Kenapa Idan bisa drop?" tanya Vier karena ia tidak tahu apa-apa tentang kejadian kemarin.

Tentang panggilan tidak terjawab dari Zidan pun tidak terlalu ia pikirkan. Vier juga pulang larut malam karena tahu Mama dan Papa tidak di rumah semalam.

"Belum sempet cerita anaknya. Tapi kata Nana, Idan kekunci di toilet dan sempet mimisan. Cuma gue belum tau kronologinya gimana," jawab Biru apa adanya, "gue ke atas dulu, mau ambil hp," lanjutnya. Kemudian ia berlalu tanpa menunggu respons dari lawan bicaranya.

Sementara itu, Vier pun memilih melangkah menuju meja makan. Namun, tertunda setelah ia berpapasan dengan Mama yang baru saja keluar dari kamar yang Zidan tempati.

"Ma, Idan gimana? Tadi Vier denger pas Mama ngobrol sama Biru," tanyanya pada Mama.

"Udah nggak apa-apa, kok. Abang lupa, ya, kalau Kakak emang gampang sakit tapi cepet juga pulihnya," ucap Mama diakhiri senyuman.

We are Us | NCT Dream 00L [Re-Pub]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang