PLAK!!
Bunyi tamparan keras mengenai wajah rupawan itu. Ia tidak menangis. Tamparan itu menyakitkan, namun ia dapat menahannya. Ia sudah sering merasakan sakit dan panasnya.Hingga ia merasa tamparan sang ayah semakin melemah setiap harinya.
“Apa yang kau pikirkan?! Setelah kau kabur dari rumah dan mempermalukanku di depan kolega bisnisku dengan mengatakan kau tidak akan meneruskan perusahaanku, kau kembali kesini?!!”
Ia diam. Semakin menunduk ketika kini sang ayah berdiri dan mengambil stick golf untuk memukulnya. Tangan sang ayah terangkat untuk berayun memukul sang putra semata wayang,
“Aku akan belajar untuk meneruskan perusahaan”
Tangannya yang terayun terhenti. Ketika sang putra kini menatapnya lalu bersujud dihadapannya.
“Maafkan segala kesalahan Joohyuk, abeoji”
“Hah! Aku tidak akan percaya dengan ucapanmu—
“Ku mohon…”
Tuan Nam menatap putranya itu. Ia berkacak pinggang lalu mundur menuju meja kerjanya dan duduk diatasnya.
Ia memantikkan lintingan tembakau di tangannya. Menatap sang anak yang masih bersimpuh dihadapannya.“Lagipula kenapa kau selalu menolak untuk mempelajari bisnis? Kau ingin mengikuti jejak jalang itu dan menjadi Aktris? Cih.”
Joohyuk terdiam. Jalang yang dimaksud sang ayah adalah ibunya. Ibunya yang sudah bercerai dengan sang ayah dan meninggalkannya bersama sang ayah dengan alasan bahwa hidup Joohyuk akan jauh lebih terjamin jika tinggal bersama dengan sang ayah.
“Abeoji”
“Ya”
“Aku butuh uang”
Joohyuk menatap sang ayah, dengan jantung yang berdebar. Tidak masalah jika ia dipukuli lagi. Namun ia berharap sang ayah mau memberikannya uang.
“Untuk apa”
“Chanyeol masuk rumah sakit”
“Lelaki yang kau sukai itu?”
Joohyuk menatap sang ayah yang kini tersenyum dengan satu sudut bibir yang tertarik keatas. “Kenapa menatapku?” tanyanya.
Joohyuk menatap sekretaris sang ayah, ia tahu selama ini ia pasti diikuti. Ia kembali menunduk. “Maafkan aku yang lancang, Abeoji”
“Apa dia menyukaimu juga? Sepertinya tidak—
“Gwaenchana”
Joohyuk menatap kedua tangannya yang kosong. Namun dalam ingatannya, ia melihat tangan Chanyeol yang lembut menggenggam tangannya.
Ketika matanya terpejam ia mendengar suara Chanyeol yang terus memujinya dan meyemangatinya untuk mengejar impiannya dan tidak hidup dalam jalur yang Ayahnya paksakan padanya.
Chanyeol adalah satu-satunya penerang dalam hidupnya. Ketika semua orang memaksanya melakukan hal yang ia benci, Chanyeol adalah orang lain yang bisa membuatnya tenang dan percaya bahwa semua akan selalu baik-baik saja.
Tangannya yang berada diatas kedua pahanya kini saling mengepal kuat. Ia menatap sang ayah lekat.
“Akan ku lakukan apapun keinginanmu, Abeoji”
Tuan Nam tahu. Joohyuk dihadapannya adalah Joohyuk yang putus asa. Tidak mungkin Joohyuk putranya memohon hingga berlutut dan bersujud dihadapannya.
Ia tersenyum tipis, “Kau melepas dirimu sendiri? Segala impianmu dan—
“Ya, aku melepasnya”
KAMU SEDANG MEMBACA
Krisyeol; The Immutable Truth
FanfictionI was in Love. Now, I'm in Pain. You were my Happiness. Now, You are my Sadness.