"Good Morning"
"Sunbae?"
"Ku dengar ini akan menjadi hari yang cerah"
Chanyeol menutup matanya ketika sunbaenya menarik gordyen kamarnya terbuka. "Apa kau lapar?" tanyanya.
Ia menghampiri Chanyeol dan memenjarakannya pada kedua lengannya.
Chanyeol menatap iris mata coklatnya lalu tersenyum tipis. Tangannya mengusap dagu sunbaenya dengan usapan lembut.
"Is it a dream, again?"
"Ya. Itu sebabnya ayo buka matamu.. ini sudah pagi"
"Shireo"
"Sayang.. ayo buka matamu"
Chanyeol menggeleng. Ia justru mengalungkan tangannya pada tengkuk sunbaenya dan menariknya hingga tubuh yang lebih tinggi darinya itu jatuh diatas ranjang bersamanya.
"Aku akan hidup disini. Bersamamu"
"Tidak boleh"
"Kenapa?" Chanyeol bertanya dengan raut wajah sedih dan tidak terima. "Aku ingin bersamamu" akunya dengan suara parau.
"Tapi dia butuh makan"
Chanyeol menatap perutnya yang diusap oleh sunbaenya. Ia menatap pria itu tersenyum tipis lalu menunduk untuk mengecup perutnya.
"Bangunlah"
Chanyeol membuka matanya. Hampa dirasakannya tepat ketika ia membuka matanya. Ia menarik nafas lalu menghela nafasnya panjang.
Ia turun dari ranjang dan beranjak untuk membersihkan tubuhnya. Ia mendekati jendela dan menyingkap gordyennya.
Gelap. Tampak mendung. Sepertinya akan turun hujan lebat dalam hitungan menit.
Chanyeol menghela nafas sekali lagi lalu beranjak keluar kemar. Ia terkejut ketika mendapati Joohyuk sudah berdiri dihadapannya. Matanya tampak lelah dengan kantung hitam dbawah katup matanya.
"Hyuk?"
Bruk'
Tubuh Joohyuk jatuh berlutut. Chanyeol kaget dan ikut berlutut dihadapan Joohyuk. Ia menarik Joohyuk untuk duduk dan bersandar dengannya. Keningnya bersandar pada bahu Chanyeol.
"Maafkan aku"
"...."
"Maafkan aku, hyung..."
Chanyeol mengusap kepala Joohyuk. Bibirnya berat untuk berbahasa. Hatinya berat untuk merangkai kata. Ia hanya diam dan mengusap kepala Joohyuk dengan usapan lembut.
"Cinta itu apa? Kenapa hanya menyakitiku?"
Joohyuk bergumam pelan. Chanyeol tahu setelah beberapa detik, ia mencium bau alkohol dari pakaian yyang Joohyuk kenakan.
Dengan susah payah ia membawa Joohyuk memasuki kamar dan membaringkannya diatas ranjang. Ia mengusap kepala Joohyuk kemudian mengecup keningnya dengan lembut.
"Mianhae..."
Chanyeol berujar lembut lalu menarik selimut untuk menyelimuti Joohyuk dan berlalu keluar. Menuruni anak tangga, ia sampai di dapur dan mengambil sebotol air mineral dingin untuk ditenggaknya.
Disana ada Jisoo yang duduk pada sebuah single sofa yang terletak di ujung ruangan. Jisoo menatap Chanyeol dengan tatapan dalam kemudian menghela nafas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Krisyeol; The Immutable Truth
Fiksi PenggemarI was in Love. Now, I'm in Pain. You were my Happiness. Now, You are my Sadness.