Perlahan jemari tangan Sehun kecil bergerak. Alisnya mengernyit. Nafasnya masih sesak, namun ia merasakan sebuah alat bantu nafas yang terpasang pada hidungnya. Membantunya untuk bernafas lebih mudah.
Kelopak matanya terbuka perlahan. Kala itu, yang ia lihat adalah Kyuhyun samchon yang menatapnya khawatir. Bibir sang paman bergerak, namun semuanya berdenging. Sehun tidak menangkap ucapan sang paman yang berekspresi khawatir padanya.
Ia menoleh kearah lain. Menatap keluar jendela yang gelap malam. Ia memejamkan matanya. Dan kembali hilang kesadaran malam itu.
Kris tidak berani memasuki ruang rawat Sehun. Selain karna kakak dan adik sepupu serta sang mama melarangnya, ia juga tidak berani menemui Sehun setelah kata-kata jahat yang pernah ia ucapkan.
Ia hanya menunduk dalam. Menyesali semuanya. Ia nyaris kehilangan Sehun. Keberuntungan besar baginya Sehun kuat dan mampu bertahan. Jika saja Sehun gagal bertahan—
Kris tidak berani membayangkannya. Akan sehancur apa dirinya jika kehilangan Sehun dari dunianya.
Sementara itu Luna duduk dihadapan Kris. Wanita itu tampak berpikir serius sebelum akhirnya berdiri dan melangkah mendekati Kris.
“Guixian benar, kita tidak pantas menjadi orang tua Sehun”
Kris mengangkat kepalanya. Menemukan wajah Luna yang pucat pasi, sama menyesal dengannya.
“Aku setuju jika Guixian Ge ingin merawat Sehun. Aku akan memberikan surat walinya besok” ucap wanita itu lalu melangkah pergi meninggalkan Kris yang semakin merasa terpojokkan.
Mama dan Tao pasti akan setuju jika Sehun dirawat oleh Guixian, apalagi jika mereka tau Luna juga setuju. Namun Kris tidak bisa,
Bagaimanapun ia mencintai putranya dengan sangat.
Keesokan harinya, Sehun kembali tersadar, kali ini dalam keadaan lebih baik. Guixian pamannya langsung menggenggam tangannya dan mengecup punggung tangannya. Ia tersenyum tipis.
“Hai Hunnie”
Sehun tidak merespon. Ia melihat orang-orang dewasa disana. Ada nenek, paman Tao, tapi dimana papa dan mamanya?
Ia menatap Guixian, “Papa?” tanyanya pelan. Alisnya mengernyit kala melihat wajah Guixian terlihat kesal selama beberapa detik.
“Tidak usah memikirkan papamu dulu. Hunnie sehat dulu, okay?”
Sehun bingung, namun ia mengangguk. Pikirnya, ayahnya sibuk bekerja. Karna dasarnya papa dan mamanya adalah dua orang yang sangat gila bekerja.
Tak lama, pintu ruangan rawatnya terbuka. Sehun mendapati sang papa berdiri di depan menatapnya terdiam. Saat dokter memasuki ruangannya, sang papa tetap terdiam disana. Dan ketika dokkter dan suster sudah masuk seluruhnya, pintu ruangannya tertutup, papanya tetap tak bergeming di luar sana.
“Shixun, apa ada yang kau rasakan? Apa masih sangat sakit untuk bernafas?”
Sehun mengeleng sebagai jawabannya. Matanya menatap pintu yang tertutup. Terdapat papanya di luar sana.
“Kau akan baik-baik saja” ucap sang dokter setelah menjalankan beberapa pemeriksaan pada Sehun. Ia mengusap kepala anak kecil itu lalu tersenyum dan melangkah keluar.
Sehun menatap kyuhyun, alat bantu nafasnya sudah dilepas, ia bisa bicara dengan bebas sekarang.
Ia ingat, ia jatuh di kolam renang yang berada di halaman belakang rumah ayahnya. Ia jatuh karna ia berjalan membelakangi kolam dan sibuk menatap—
KAMU SEDANG MEMBACA
Krisyeol; The Immutable Truth
FanfictionI was in Love. Now, I'm in Pain. You were my Happiness. Now, You are my Sadness.