46 ◕ He's Here (🇲🇨 Vers)

210 43 6
                                    

“OPPA!”

Sehun menghentikan langkahnya. Ia menatap seorang anak kecil perempuan memanggilnya. “Ya?” jawabnya sambil menghampiri.

“Tolong dia!”

Sehun melihat seorang bocah yang kini hanya menunduk tanpa bicara dan bergerak sedikitpun. Ia menatap anak perempuan itu lagi lalu menghela nafas panjang. Ia berjongkok.

“Hei, kau baik-baik saja?”

Kejadian itu di taman bermain tak jauh dari rumahnya –menurut Sehun-. Ia menatap anak perempuan yang hanya diam dan memperhatikan.

“Dia kenapa?”

“Tidak tahu, tapi dia tiba-tiba caja diam dan begitu!”

“Hei~”

Anak itu akhirnya mengangkat wajahnya. Lalu ia menangis. Tangisannya sangat kencang dan nyaring. Sehun menatapnya bingung.

“Oppa uluc dia ya! Aku haluc pulang! DAAAAHH!!”

“H-HEI!!”

Sehun menatap bocah itu. Tangannya bergerak menyentuh lengan bocah itu. “Kau baik-baik saja?” tanya Sehun yang untungnya, mendapat perhatian dari bocah yang kini menatapnya dengan tatapan berairnya.

“Siapa namamu?”

“T-ten—hiks”

“Ten?”

“Eung”

Sehun mengusap air mata pada wajah anak kecil yang sepertinya berusia dua tahun lebih muda darinya. “Kenapa menangis?”

“Tenie upa.. hiks, upa yumahhh”

“Kau lupa rumahmu?”

“Eung!!”

“Okay, eum… bagaimana jika mencarinya dengan hyung?”

Ten menatap uluran tangan Sehun lalu meraihnya. Keduanya kemudian berjalan bersama, mengikuti naluri Sehun.

“Rumah Ten seperti apa?”

“Molla~ api!! da geybang!!”

“Warna?”

“Byeck!”

“Okay”

Sehun memeriksa setiap rumah dengan pagar hitam. Hingga Ten kecil berteriak dan menunjuk sebuah rumah.

"DET!! MAI HOUCCCHH!”

Sehun mengantar Ten kesana, sampai gerbang yang ternyata dijaga oleh satpam. Satpam itu langsung menghampiri mereka dan ia mengenal Ten, Ten juga mengenalnya. Setelah Sehun menjelaskan situasinya, satpam itu mengangguk mengerti. Ia mengucapkan terima kasih pada Sehun yang langsung saja berbalik.

“YUNG TAMPAN GOMAOOO!!”

Sehun menoleh dan melambaikan tangannya sebelum ia kembali melangkah dengan dua tangan yang ia masukkan kedalam saku celananya.

Dalam langkah kakinya ia menendang setiap kerikil yang berada di depan kakinya. Angin berhembus dengan kencang. Friksi dingin mulai Sehun rasakan. Ia teringat, Ia tidak boleh telalu lelah dan berada ditempat dingin. Langkah kakinya terhenti.

Ia menatap sekeliling. Alisnya mengerut. “Shit. Where I am” ucapnya memaki setelah tak mengenali rumah-rumah dan jalanan disekitarnya.

Ia memutar balik. Merasa salah ambil jalan, ia menyusuri kembali langkahnya namun kemudian menghela nafas saat menemukan perempatan.

“Sial. Kenapa semua jalan terlihat sama sekarang” keluhnya. Apa sekarang gantian ia yang tersesat? Sehun menghela nafas.

“Huuhh” keluhnya sambil berjalan kembali mengikuti nalurinya, ia melangkah saja dengan pikiran yang kosong dan mata yang menatap sekitar, mengawasi mana jalan yang diingatnya.

Krisyeol; The Immutable TruthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang