Seokjin bisa melihat bayi kecil itu bergerak tak nyaman di keranjang bayinya. Lalu satu jempol mungilnya dia masukan ke mulut dan mengemutnya. Membuat si bayi tampak lebih tenang setelahnya.
Seokjin hanya menatapnya,
"Dia tidak mirip denganku Bi," katanya pada salah satu asisten rumah tangga di rumahnya.
"Ah, berjalannya waktu dia akan mirip dengan tuan muda atau tuan Kim," jawab bibi itu,
"Kenapa hanya mirip aku dan ayah? Apa karena bayi ini tidak di lahirkan dari rahim ibuku?"
Si bibi tampak salah tingkah, tidak seharusnya dia mengatakannya, tapi dia tidak bisa menjaga ucapannya. Tidak seharusnya perempuan tua itu mengatakan hal begitu di depan tuan mudanya.
"Maaf tuan muda, aku akan ke dapur dan mengambilkan susu untuk tuan muda Taehyung,"
Seokjin memicingkan matanya, semakin menatap bayi tak berdosa itu. Kemudian dia mengulurkan tangannya ke arah jari tangan si bayi yang masih di masukan ke dalam mulut. Seokjin tahu, itu bukan kebiasaan yang baik, jarinya bisa saja kotor.
Tapi tak dia sangka tangan satu bayi itu meraih salah satu jari tangan Seokjin dan mengenggamnya.
"Aku tak suka punya adik," kata Seokjin dingin,
"Kau jelek," katanya lagi,
Tapi si bayi tetap meremas jari Seokjin,
"Awas kalau kau menyebalkan saat besar nanti,"
**
"Apa?! Dia tak mau pulang? Biarkan aku bicara dengan Taehyung," perintah Seokjin dengan emosi.
"Akan aku berikan ponselku pada Taehyung, jika kau berjanji tidak akan marah-marah padanya," saut Bo Young tegas. Bo Young memberitahu Seokjin kalau adiknya akhirnya memutuskan untuk tetap di rumahnya dan menolak kembali pulang ke rumah orang tua mereka. Bo Young juga mengatakan dia akan menjaga adiknya lagi.
"Tidak, dia harus mendengarkanku," desak Seokjin.
"Kalau begitu tidak usah menelfonnya. Ibumu saja mengijinkan, kenapa kau tidak," Bo Young masih bersikukuh tidak memberikan ponselnya kepada Taehyung.
"Dengar ini urusan keluargaku ya," saut Seokjin dingin,
"Ah, aku juga baru sadar aku cuma tetangga yang kau minta untuk menjaga adikmu," sindir Bo Young, dia tampak tersinggung.
"Noona, maafkan aku, tapi kau tidak mengerti, tolong, berikan ponselmu pada Taehyung," pinta Seokjin kemudian, Seokjin juga merasa dia agak keterlaluan pada Bo Young yang sudah mau membantunya.
"Park-ssi, aku tidak apa-apa," Taehyung di sampingnya mendengar semua percakapan mereka.
Bo Young pasti ingin menjaga Taehyung agar tidak di marahi dan gercoki Seokjin, karena Seokjin kalau sedang marah tidak bisa berhenti ngomong dan kata-kata yang keluar akan sangat menyebalkan dan menyakitkan hati.
Namun akhirnya Bo Young dengan berat hati memberikan ponselnya kepada Taehyung, karena Taehyung terlihat yakin bisa menghadapi kakaknya itu.
"Hyung, maaf, aku tak jadi pulang," kata Taehyung takut-takut. Dia sebenarnya sudah menduga hal ini akan terjadi. Seokjin pasti akan marah besar padanya.
"Kenapa sih kau terus merepotkanku? Kau tau aku sudah berhutang tiga hari pada sekertaris Park dan kau malah memanfaatkannya dan tidak segera pulang," saut Seokjin sudah pasti dengan aura dingin yang sampai seberang telfonpun masih bisa di rasakan oleh Taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Over The Moon
FanfictionKeluarga Kim Seokjin awalnya nampak baik-baik saja dan harmonis, namun sejak kehadiran bayi kecil di rumahnya dan membuatnya menjadi seorang kakak, merubah banyak kepribadiannya. Kim Seokjin menjadi pemarah dan pembangkang bahkan dia sendiri berjanj...