"Paman???"
Seokjin terkejut saat dia masuk ke dalam apartemennya, melihat isi kamarnya berantakan. Semua laci terbuka, pintu lemari dan isinya sudah keluar dengan serampangan, bahkan lukisan di kamar Seokjin miring karena di buka paksa.
"Paman? Ada apa ini?"
Adik ayahnya itu mendekati Seokjin, mencengkeram krah bajunya.
"Di mana kau menyimpan uangmu?" ancamnya,
"Uang? Uang apa paman? Aku tidak ada uang, uangku habis untuk biaya kuliah," Seokjin beralasan,
"Bohong!!" paman Seokjin mendorong tubuh Seokjin dengan keras ke lantai. Dan dia merebut tas Seokjin dengan paksa, mengeluarkan semua isinya, dan menjatuhkan di lantai serampangan.
Paman Seokjin memiringkan bibirnya, saat melihat dompet Seokjin, dia meraihnya, dan meraup semua isi dompet.
"Kau semakin pintar berbohong ya bocah," kata pama Seokjin itu sebelum meninggalkan rumah.
Seokjin meringis menahan sakit, lengannya berdarah saat terdorong tadi.
"Paman, kumohon, berhentilah minum,"
**
Beberapa hari sebelum kepulangan Taehyung ke rumah Seokjin.
Seokjin terbangun dengan kaget. Dia mencoba bangun dari tempat tidur namun kepalanya sangat berat. Dia ingat semalam mabuk bersama Namjoon. Lalu dia melupakan semua, dan sekarang dia sudah di rumahnya sendiri.
Seokjin keluar kamarnya dengan memegangi tembok saking berat kepalanya, dan matanya juga masih memerah. Dia mendengar sebuah percakapan di dapur, ini masih pukul 7 pagi.
"Jangan sentuh apapun, ku mohon Namjoon," Bo Young meneriaki Namjoon yang akan memegang pisau dapur,
"Ah noona ayolah, aku hanya akan membantumu memasak," bujuk Namjoon memelas, dia ingin sekali mencoba masak di dapur,
"Tidak Joon, nanti kau hanya mengacaukannya," keluh Bo Young, dia gemas sekali dengan Namjoon yang masih tetap ngeyel.
Namjoon tertawa renyah, melihat pipi Bo Young yang mengembung.
Seokjin berdeham ke arah dua orang itu yang kemudian mengalihkan perhatian padanya. Menatap heran Sekjin yang bangun dengan rambut acak-acakan dan wajah bengkaknya.
"Kalian seperti sepasang suami istri baru ya ck ck ck," decaknya, menarik satu kursi dan duduk di atasnya, memijat pelipisnya pelan.
Namjoon menatapnya bersemangat, "Benarkah?"
Bo Young mendesis, mengacungkan sendok sayur,
"Jangan ngomong sembarangan ya? Kau malah seperti anak laki-laki kami yang tukang mabuk," katanya sengit,
Seokjin tertawa garing,
"Kau sepertinya tak akan pernah punya harapan Namjoon-ssi," ledek Seokjin dengan berbisik pada Namjoon, "Noona selalu menolakmu,"
Namjoon menatap Seokjin sedih,
"Dan dia tidak pernah merespon baik saat aku meledeknya," tambah Seokjin,
Kemudian Namjoon mendesah,
"Kalian ngomongi aku?" tanya Bo Young, menatap mereka satu-satu, memberikan mereka satu mangkuk nasi dan sup anti mabuk untuk mereka,
"Tidak, noona saja yang telinganya terlalu sensitif," jawab Namjoon putus asa,
Bo Young melepaskan apron di badannya,
KAMU SEDANG MEMBACA
Over The Moon
FanfictionKeluarga Kim Seokjin awalnya nampak baik-baik saja dan harmonis, namun sejak kehadiran bayi kecil di rumahnya dan membuatnya menjadi seorang kakak, merubah banyak kepribadiannya. Kim Seokjin menjadi pemarah dan pembangkang bahkan dia sendiri berjanj...