"Appa jawab siapa ayahku sebenarnya," anak itu tak hentinya mencecar pertanyaan yang sama pada ayahnya.
"Kenapa kau terus mengungkitnya nak? Appa adalah ayahmu, siapa lagi?" jawab pak Kim. Dia sudah jengah mendengar anaknya terus menanyakan pertanyaan itu berkali-kali padanya.
"Wanita tua itu bilang kau bukan ayah kandungku," anak itu tidak pantang menyerah,
Pak Kim mengusak rambutnya, dia tidak habis pikir, bagaimana anak bungsunya ini sampai bisa bertemu dengan wanita yang amat dia benci dan hindari selama ini.
"Kau, ah, bagaimana kau bisa sampai tahu tentangnya?" tanya pak Kim, meremas kedua bahu anak bungsunya itu.
"Lalu siapa dia?" tanya anaknya masih belum puas dengan jawaban ayahnya,
"Dengar nak, apapun yang dia katakan jangan mempercayainya, wanita tua itu orang yang benar-benar gila. Kau tidak perlu mengubrisnya," pak Kim meyakinkannya,
"Aku akan menemuinya lagi kalau begitu untuk memastikan semuanya," si anak malah mengancam dan terlihat kesal dengan jawaban ayahnya.
"Dengar nak, kau lebih sayang dengannya atau appamu? Appa tidak akan membiarkanmu menemuinya lagi, kau harus menurut pada appamu kalau kau mempercayai kelurgamu sendiri, mengerti!"
**
Seokjin mondar mandir gelisah di apartemennya. Ini sudah jam 11 malam dan Taehyung belum juga pulang. Dia meremas-remas tangannya kesal, dia tidak tahu kemana perginya adiknya itu. Jujur saja semakin lama Seokjin tidak paham dengan Taehyung yang hobi menghilang mendadak, dengan membiarkan ponsel mati.
Isi pikiran Seokjin semakin menjadi-jadi, banyak kemungkinan terjadi pada Taehyung. Bisa saja adiknya mengikuti pergaulan bebas dan menjadi anak nakal. Dia sudah melihat itu di berita-berita dan sekelilingnya. Taehyung memang bukan anak nakal di rumah tapi Seokjin selalu sangsi dengan kelakuannya di luar sana. Dan kebanyakan kasusnya kan begitu. Di rumah terlihat anak baik namun kelakuan di luar bejat.
Dia bukan tidak mempercayai Taehyung, tapi dia hanya menyiapkan diri jika suatu saat dia menemukan adiknya itu melangkah ke jalan yang salah. Dia tahu dia sendiri tidak sempurna, namun dia tidak ingin adiknya mencicipi dunia kelam yang bahkan dia pernah sekali mencobanya.
"Kau darimana?" geram Seokjin saat pintu rumahnya terbuka dan Taehyung masuk masih mengenakan seragam sekolahnya.
"Ada kelas tambahan, lalu aku main sebentar ke rumah teman," katanya sembari melepas alas kakinya.
"Ya, kau tidak kira-kira pulang jam berapa? Ini hampir tengah malam," saut Seokjin karena melihat reaksi Taehyung yang tidak mengubrisnya.
Cup!
Taehyung dengan santai mengecup pipi Seokjin yang masih mengoceh saat berjalan melewati kakaknya itu, dan alhasil kakaknya itu langsung diam dengan muka memerah,
"Ya!!! Taehyung, apa yang kau lakukan!" Seokjin sungguh tak mengerti apa yang dipikirkan Taehyung saat ini.
"Diamlah hyung, aku kan sudah pulang, ayo makan. Aku lapar sekali," ajak Taehyung, mengabaikan kemarahan Seokjin.
"Tidak ada makanan untukmu!" jawab Seokjin tegas,
"Yakin kau tega?" Taehyung menunjukan seringainya,
"Haishh, anak ini benar-benar," batin Seokjin,
Taehyung menunjukan wajah memelas, tidak mungkin kakaknya benar-benar membiarkannya kelaparan malam-malam.
Seokjin mendengus, "Mandi, nanti aku masakan sesuatu," kata Seokjin akhirnya.
"Nah itu baru Jin hyungku tercinta," Taehyung tersenyum girang lalu berlari masuk kamarnya sebelum di lempar panci pink kesayangan Seokjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Over The Moon
FanfictionKeluarga Kim Seokjin awalnya nampak baik-baik saja dan harmonis, namun sejak kehadiran bayi kecil di rumahnya dan membuatnya menjadi seorang kakak, merubah banyak kepribadiannya. Kim Seokjin menjadi pemarah dan pembangkang bahkan dia sendiri berjanj...