"Ada apa sunbae kau memanggilku?" Min Yoongi menunjukan tampang bosan dan juteknya kepada asisten dosennya siang ini saat mereka di ruang kelas yang sudah kosong. Kim Seokjin menahannya sebelum Yoongi baru saja akan keluar dari kelas yang diikutinya.
"Ini tentang tugas baru kita, kau tak juga menemukan kelompokmu?" tanya Seokjin.
"Aku kan sudah bilang akan mengerjakannya sendiri," jawab Yoongi bosan.
"Tapi tugasnya harus dilakukan berkelompok Min Yoongi," desak Seokjin.
"Aku akan menyelesaikannya dengan baik sendiri," Yoongi masih kekeh.
"Aku tidak peduli dengan hasilnya, tapi prosesnya," Seokjin menambahkan,
"Kau akan mempersulitku Seokjin sunbae-nim?" Mata dingin Min Yoongi menembus ke dalam mata hazel hangat milik Seokjin yang membalasnya dengan senyuman. Dia tetap tenang mengatasi mahasiswa yang sedikit keras kepala ini.
"Ada satu anak yang belum mendapat kelompok karena dia ijin di pertemuan kemarin, namanya Kim Namjoon, kau mengenalnya kan? Kalian akan satu kelompok, aku hanya menyarankan Min Yoongi-ssi,"
Min Yoongi menatap Seokjin menimbang,
"Dan dia bersedia?"
"Tentu, kenapa tidak, Namjoon juga mahasiswa terbaik, dia bisa bekerja sama denganmu,"
"Kau merendahkanku karena aku bukan mahasiswa yang baik?"
"Aku tidak mengatakannya Yoongi, kau salah paham, kenapa kau selalu berfikiran negatif?"
Min Yoongi mengangkat bahunya, malas menjawab dan membuang pandangannya dari Seokjin.
"Aku juga akan ikut membantu kalian nanti,"
"Kenapa?"
"Ya karena aku mau melakukannya bersama kalian,"
Yoongi menatap Seokjin ragu,
"Karena Namjoon adalah mahasiswa kesayanganmu?"
"Kau juga kesayanganku sejak hari ini, Min Yoongi,"
**
Laki-laki kurus itu membuka matanya, matahari sudah menerobos, mengintip, di sela-sela korden yang setengah terbuka di jendela dekat tempat tidurnya. Terdengar suara burung berkicauan menandakan pagi telah datang. Dia membangunkan tubuhnya dari tempat tidur sehingga selimutnya merosot jatuh ke lantai. Tubuhnya berjalan ke arah jendela. Menarik korden setengahnya menjadi terbuka sempurna. Fokusnya adalah pada suara percakapan orang diluar yang terdengar sampai kamarnya.
"Tidak ayah, kau harus datang besok ke rumah, aku akan menunggu," kata seorang perempuan sekitar umur dua puluh lima tahu bercakap dengan laki-laki separuh baya yang mengunakan sepatu but tinggi dan beberapa alat bertanam Mereka berada di salah lahan taman dekat kamar Laki-laki itu.
"Kalau aku datang, aku takut akan menganggu acara keluargamu," jawab si pria paruh baya, mengaruk belakang kepalanya yang sepertinya tidak gatal itu.
"Kau juga keluargaku ayah," kata perempuan itu, memberengut,
Si pria paruh baya tampak menimbang, tapi sebelum menjawab si anak menyela,
"Aku menunggu, aku pergi sekarang,"
Dan perempuan itupun menghilang tak lama, meninggalkan si pria paruh baya yang terus menatap kepergian perempuan itu.
Laki-laki ini berjalan keluar dengan hanya mengenakan kaos tipis dan celana pendeknya. Rambutnya memanjang beberapa senti dari sebelumnya. Meski tubuhnya mengurus dan kulitnya memucat, namun tidak mengurangi ketampanan wajahnya yang di turunkan dari ayahnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Over The Moon
FanfictionKeluarga Kim Seokjin awalnya nampak baik-baik saja dan harmonis, namun sejak kehadiran bayi kecil di rumahnya dan membuatnya menjadi seorang kakak, merubah banyak kepribadiannya. Kim Seokjin menjadi pemarah dan pembangkang bahkan dia sendiri berjanj...