I Lope You Pull Mr Will Part 18 Setan Neraka

1.4K 114 12
                                    

Binar di mata Zara semakin terlihat ketika mobil yang di tumpangi William berhenti tepat di depan universitas ternama di ibu Jakarta.  Banyak para mahasiswa berseliweran di halaman kampus. Zara masih belum yakin bahwa ia akan kuliah di kampus yang terbilang elit ini. Dari yang di dengar, kuliah disini rata-rata orang kaya dan hari ini ia sendiri akan menjadi bagian dari kampus ini.  Sungguh terfikir dalam hiduppun tidak. Baginya asalkan bisa kuliah sudah cukup.

"Bengong terus nggak pengen turun? Aku sudah hampir telat, Zara."

Ucapan ketus William membuyarkan lamunan Zara,  sontak gadis itu menoleh dengan senyum termanisnya.

"Maaf Mister,  Zara cuma ndak nyangka bisa kuliah di tempat elit ini, terimakasih udah biayain kuliah Zara," ucap Zara tulus.

Untuk sesaat William terdiam memandang senyum Zara lekat. Ada perasaan aneh menjalar di dadanya yang entah dia pun tak tahu, tapi mendengar ucapan tulus serta senyum manisnya membuat William sedikit gerah.

Deheman kecil terdengar seiring wajah William berpaling ke depan merubah ekspresi sedatar mungkin.
"Ingat perjanjian kita,  nggak boleh ada yang tahu kalau kita menikah."

Senyum Zara seketika luntur,  bibir gadis itu mengrucut sebal, sangat kesal karna William banyak sekali membuat peraturan.

"Kenapa sih harus disembunyiin?  Mister mau poligami ya? " tuduh Zara dengan delikan sebal.

Sontak pertanyaan Zara membuat William menoleh lantas menjitak dahi Zara sampai gadis itu mengaduh.

"Mister...! " protes Zara mengusap dahinya .

"Makanya punya otak itu dibuat mikir yang berguna juga punya mulut sering di cuci biar kalau ngomong itu enak di denger," ketus William.

Poligami, kata-kata itu sama sekali tak pernah terlintas difikiran William.  Punya istri satu saja belum pernah di sentuh mau nambah lagi, emang mulut Zara ini selalu bikin orang kesel.

"Sikap Mister yang bikin aku suudzon terus"

Dahi William mengerut tak mengerti ucapan Zara.

"Su'u apa? "

"Suudzon, berprasangka buruk.  Udah ah Mister, capek ngomong sama Mister aku mau turun."

"Dari tadi aku juga nyuruh kamu turun, Zara," kesal William.

Tangan kanan Zara terulur pada William bermaksud ingin salim pada sang suami.

Satu alis William terangkat merasa jengkel karna Zara minta uang saku lagi padahal tadi ia sudah memberi kartu ATM yang bisa di gunakan untuk apa saja.

"Mau minta uang jajan lagi?  Emang yang aku kasih tadi masih kurang?"

"Siapa yang mau minta uang jajan, salim." Mengambil tangan kanan William untuk dicium.

"Zara kuliah dulu ya, Mister suami," pamit Zara dengan senyum lebar lalu secepatnya keluar.

William masih terbengong memandangi punggung tangannya lalu   punggung Zara yang mulai menjauh.  Bibir lelaki itu berkedut menahan senyum. 

"Dasar bocil kurang ajar," umpatnya. Pelan tapi senyum itu merekah di bibirnya.

.

.

Pandangan Zara merotasi seiisi kelas yang akan di tempati saat ini dari ambang pintu. Tempatnya sudah mulai penuh dengan para mahasiswa dan mahasiswi.  Kebanyakan dari mereka mengobrol santai menunggu sang dosen yang akan masuk. 

Kehadiran Zara mengalihkan atensi mereka.   Raut penasaran terlihat ketika gadis ayu itu mulai melangkah mencari tempat duduk.  Tanpa berfikir panjang Zara berjalan kebelakang duduk di salah satu tempat kosong bersebelahan dengan seorang gadis berambut sepundak.

I lope U pull Mr. WillTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang