I Lope piu pull Mr Will Bab 20 Kejailan Naraka

707 52 4
                                    

Assalamualaikum. Gimana kabar kalia hari ini?

Setelah sekian purnama mengeram, akhirnya saya kembali lagi guyss. Dapet inspirasi tipis-tipis tapi gak jnji up rutinnya.

Semoga masih ingat dengan cerita ini. Jika lupa boleh baca ulang. 😁😁

Enjoy reading

.
.
.

Sejak pertama kali bertemu dengan si Neraka-neraka itu firasat Zara mengenai kampus yang menyenangkan sepertinya hanya akan menjadi angan dan semua terbukti setelah kejadian beberapa minggu lalu perkuliahan Zara tak tenang.

Siapa lagi yang membuat ulah jika bukan Naraka. Lelaki yang berlagak sok dingin bak kulkas dua pintu itu sudah mengusik hari Zara selama menjadi murid baru disini. Tingkah lelaki itu selalu bikin Zara kesal setengah mati. Memang dia tidak melabrak secara terang-terangan atau beradu mulut yang akan membuat Zara senang meladeninya, tapi lelaki tersebut justru bertindak di luar nalar.

Contohnya ketika ia berjalan Naraka sengaja menabraknya dari belakang,  atau menarik rambutnya secara tiba-tiba. Pernah suatu ketika ia mendapat pemintaan dari dosen untuk membawakan tumpukan tugas dari mahasiswa lelaki itu dengan sengaja menampik lengannya dan kejadian itu tepat di atas tangga sehingga Zara kewalahan mengambil buku yang bercecer.

Tak cuma sampai disitu kejailan-kejailan lainnya turut menyertai dan sepertinya lelaki tersebut tak pernah ada kata bosan jika menyangkut ketentraman hidupnya di kampus.

Dengan langkah lunglai Zara membawa dirinya menuju kantin ketika menemukan Luna disana Zara langsung menghempaskas kepalanya di meja bersebelahan dengan gadis itu. Raut kuyu serta masam terlihat jelas dari wajah mungilnya, semua orang sudah tahu Zara menjadi target kejailan Naraka selanjutnya. Luna menatap miris sang sehabat lalu meletakkan sebuah minuman kaleng di pipinya berharap bisa mendinginkan hati sang sahabat.

"Apa lagi yang dilakukan Naraka sama lo?"

Bukan jawaban yang di dapat justru suara tangis Zara yang melengking serta  dibuat-buat mengundang atensi seluruh mahasiswa yang ada di kantin.

"Zara!" pekik Luna tertahan memandang sekeliling, ia malu karna semua mata tertuju kearahnya juga suara kasak kusuk terdengar.

"Diem Zara, kita jadi pusat perhatian!"

Zara mendongak memandang Luna dengan bibir mencembik, kedua mata berkaca-kaca tanpa ada satu tetes air pun yang tumpah. Sepertinya tangis itu memang dipaksakan untuk mendramatisir keadaan. Bukan rasa simpatik yang ada justru Luna terkikik geli.

"Jangan lebay,"  Luna tertawa geli.

"Ih Luna, kamu kok gitu ga ada kasihannya sama saya," menyenggol lengan Luna keras hingga gadis itu oleng, bibir Zara semakin mengrucut sempurna. Tingkah Zara justru membuat sang sahabat gemas ingin mengkancut bibir mungil itu.

"Kamu tahu apa yang dia perbuat hari ini? si Neraka baru melemparkan tugasku ke atas pohon." Kembali tangis drama itu dipersembahkan.

"Padahal itu tugas dosen ratu pinkan boba!" 

Kontan Luna meringis mendengar nama dosen yang mirip penyanyi itu. Sebenarnya namanya bukan pinkan boba tapi pinkan ayu trihapsari. Anak-anak yang kesal lantaran sang dosen terkenal rewel membuat slintutan nama itu. Bukan tanpa alasan karna bu dosen terlalu menggandrungi penyanyi jadul pinkan mambo dan menirukan gaya dari rambut serta make up. Tapi alih memberi julukan mambo mereka justru menamai dengan boba jenis toping yang sedang tren dan digandrungi banyak orang itu.

" Terus udah dapet bukunya?"

"Udah, hampir satu jam aku dibawah pohon berharap angin ribut dateng dan si buku jatuh tapi sia-sia. Untung ada bapak satpam baik hati yang mau ambilin. "

I lope U pull Mr. WillTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang