prolog

439 89 7
                                    

***


Dia menyesap rokok dalam dalam, memejamkan mata sejenak lalu menghembuskannya perlahan.

"Gue semenyedihkan itu, ya?" ucapnya parau.

Gadis bermata merah serta pipi sembab tersebut menghela napas berkali-kali. Kepalanya mulai memberat, pandangan ikut memburam.

Dia mematikan puntung rokok, kemudian melemparnya ke sembarang arah.

"Gue cape!"

Perempuan berambut cokelat itu mengusak rambut, gusar. Sang empu menggigit bibir kuat, membiarkan air mata terus turun tanpa berusaha untuk menyeka lagi.

"Mah, Laily cuma pengen kita kayak dulu lagi."



"Bukan seperti sekarang!"

"Satu rumah, tapi terasa sangat asing."









***

SAVIORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang