tiga : Sudah revisi

30.2K 2.6K 32
                                    

Happy reading
all....

Sesaat Sybella dibawakan ke RS kondisi nya sudah dibilang sangat kacau, benturan, pukulan yang diberikan Aris sangat tidak manusiawi.

Keluarga Abram yang melihat itu sangat marah, Arka selaku adik dari Aris juga turut. Dia sangat membenci segala hal yang dilakukan kakaknya.

Dokter yang merawat sybella sudah pun keluar. setelah melakukan perawatan yang terbaik, menghela nafas pelan dokter itu pun memberitahu kondisi pasien saat ini.

"Maaf pak, kami sudah melakukan perawatan sebaik mungkin untuk pasien tetapi kondisi nya sangat parah. Mungkin akan terjadinya trauma beberapa kali terhadap pasien, sekarang dia sudah melewati masa kritisnya. Dia hanya sedang beristirahat saat ini." Penjelasan itu membuat kedua orang tua Sybella menatap kosong semuanya.

Sienna yang mendengar itu semakin terpuruk, memang putrinya itu tidak pernah memperlakukan nya sebagai ibu, tapi tidak ada yang namanya seorang ibu senang terhadap penderitaan yang dialami anak mereka.

Tidak jauh berbeda William juga merasakan kesedihan yang dirasakan isterinya itu, dia merasa gagal menjadi orang tua, Pikirnya. Dia mendekap sang istri ke pelukannya seraya menenangkan.

"Hikshiks mas, anak kita gimana? dia bakalan baik-baik saja bukan," Ucapnya sambil tersedu-sedu.

"Tenang saja, dia akan baik-baik saja sudah lah tenang kan dirimu," Ujarnya lembut pada Sienna.

Sienna pun mengangguk mengerti, putri mereka akan baik-baik saja pikirnya.

"Lalu kapan dia bangun?" Tanya William pada dokter tadi.

"Dia akan bangun dalam beberapa jam lagi," Jelasnya kembali.

Pasutri tadi sedikit tersenyum tipis, setidaknya putri mereka akan segera bangun.

.

.

.

Arka sudah pulang lebih dulu, setelah menghantarkan Sybella tadi. dirinya langsung pergi untuk menemui sang kakak yang sedang berada di tempat dimana dia menyiksa Sybella.

Mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi, orang-orang yang melihat itu sudah menyumpah serapah Arka karena membawa mobil seperti kesetanan.

Pemuda rambut putih itu pun sudah sampai di tujuannya, dengan langkah panjang kakinya segera dia mendobrak pintu dengan sangat keras, dia tidak sempat untuk memukul wajah tampan saudara kembarnya, karna kondisi Sybella yang lebih ia pentingkan.

Brakk!

Bunyi nya sangat keras sehingga membuat orang yang didalam terjengkit kaget.

"Weh anjir kaget," Ucap salah satu teman Aris, Samuel

Rendi, Gempa dan juga Aris membenarkan.

"Aris sialan sini lo!!!" Teriak seseorang di depan pintu , dari suara mereka sudah cukup hafal dan tau siapa itu.

Mereka berada di lantai dua saat ini.

"Adek lo tuh Ris," Aris menganguk, Gempa yang memberitahu menghela nafas pelan bakalan ada adegan tonjokan nih batin nya

Aris tersenyum, bukannya terlihat menenangkan senyuman itu malah 
tampak mengerikan bagi 3 orang itu, mereka bergidik ngeri kakak sama adek gak ada yang bener pikirnya.

Aris pun menghampiri adiknya yang dari tadi berdiri didepan pintu itu, sambil tersenyum.

"Loh, lo ngapain disini? Mending lo jaga Bella yang lo sayang itu," Ucapnya sinis. 

Albino Girl Become An AntagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang