bintang kecil bermain salju

594 93 2
                                    


Bayi Eric yang sudah tampan dan wangi duduk anteng di atas kasur ayahnya, sembari memainkan mobil-mobilannya. Ngomong-ngomong, sekarang bayi Eric sudah memasuki usia 8 bulan dan gigi susunya sudah tumbuh dua yeay!!

Si kecil duduk bersandar pada headboard kasur, menunggu sang ayah yang sibuk berkutat di dapur untuk membuat sarapan mereka. Tangan mungil kanan dan kirinya menjalankan dua mobil mainannya di atas kakinya sendiri. Iya, bayi 8 bulan itu menjadikan kakinya sebagai lintasan sirkuit untuk mobil-mobilannya.

"bemm bemm....... nguengg~"

"bil! bil!"

"bil lan, bemm~"

Belah bibirnya yang tipis terus berceloteh ria, tampaknya ia sangat menyukai mainannya itu. Menjadi makhluk hidup yang ada dimasa pertumbuhan dari tahap ke tahap, membuat bayi Eric banyak belajar tentang segala hal yang tertangkap manik hazel-nya. Di usianya yang kini telah menyentuh angka 8 bulan, bintang kecil itu sudah bisa tengkurap, duduk dengan tegap, merangkak, berceloteh separuh kata yang diakhiri dengan tawa lucu, mulai mengenali berbagai macam suara dan wujudnya, mampu merespon setiap kali sang ayah mengajaknya bicara, menunjukkan berbagai ekspresi wajah yang sesuai dengan suasana hati, makan bubur dan buah-buahan halus, tumbuhnya satu per satu gigi susu yang menggemaskan, dan lain sebagainya.

Dari bulan ke bulan, Athalla kecil itu menunjukkan pertumbuhannya yang bertahap secara signifikan. Jeno yang menjadi saksi atas pertumbuhan buah hatinya, tentu saja sangat bahagia. Diam-diam ayah tunggal yang satu ini selalu memotret setiap tumbuh kembang bintang kecilnya dari tahap ke tahap, lalu disimpannya dalam sebuah buku khusus dengan keterangan sederhana di setiap fotonya. Dimasa depan, akan ia tunjukkan semua itu pada bayi Eric nanti.

Back to plot >>>

Bermain satu macam mainan dalam waktu yang lama sepertinya membuat bayi Eric cepat merasa bosan. Oleh karenanya dengan tidak berperasaan terhadap mainan, mobil-mobilan itu dibuangnya ke sembarang arah.

Makhluk mungil itu menengadah, manik hazel-nya menatap langit-langit kamar yang berwarna putih tulang dengan lampu gantung yang ada ditengah-tengahnya. Tangannya terangkat, seakan ingin menggapai benda yang tergantung itu.

"wooo!! wooo!! hng~"

Tangan mungilnya masih betah terangkat, sampai akhirnya ia merasakan pegal sendiri.

"uhh..... hmph!!"

Tak lagi berfokus pada langit-langit kamar, kini bayi Eric mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru kamar──mencari-cari sesuatu yang mungkin menarik perhatiannya. Dan..... kini pandangannya jatuh pada sebuah botol kecil yang begitu asing baginya.

"eung? tu....... pha?"

Karena penasaran, ia merangkak──mendekati benda yang menarik perhatiannya itu. Si kecil sudah ada dihadapan benda tersebut, jari telunjuknya yang mungil terulur──pelan-pelan menyentuh benda asing tersebut.

"hng! hihihi~"

Reaksi awal bayi Eric ketika jarinya bersentuhan dengan benda yang menarik perhatiannya adalah terperanjat kaget, namun setelahnya ia langsung tertawa.

Menurut sudut pandangnya, ia baru saja bertemu dengan benda baru..... yang ternyata tidak bisa bergerak.

Merasa tidak apa-apa, bintang kecil Fatahillah itu mengambil benda tersebut dengan tangan kanannya, kemudian ditiliknya hingga matanya memicing, lalu diketuk-ketuknya bahkan digigitinya, benda tersebut tidak menunjukkan sesuatu yang membuatnya kagum. Kepalang kesal, lantas di buatnya botol itu seakan patah dua. Ya.... semacam membelahnya menjadi dua, sehingga botolnya terbuka dan isi didalamnya tumpah.

Isi tumpahan botol tersebut berwujud bubuk halus berwarna putih yang harum, karena....... botol kecil yang dimainkan bayi Eric sedari tadi adalah──

Botol bedak.

Jeno adalah orang yang disiplin, namun tidak menutup kemungkinan untuknya menjadi ceroboh. Sesekali pria itu bisa saja menjadi ceroboh, dan sekarang contohnya....... ia lupa mengembalikan botol bedak ke tempatnya semula setelah mendandani bintang kecilnya.

Bayi Eric tertawa kegirangan melihat butiran halus bedak yang tumpah ruah, dengan bersemangat kedua tangannya langsung memainkan bedak itu layaknya salju.

"wii~ juuu!!!"

"soww laf, hihihi~"

"ozen, sa, na, laf!!"

"ajuu! hihi~"

Karena sang ayah pernah mengajaknya nonton film Frozen, lantas kegiatannya sekarang mengingatkannya dengan film tersebut. Bibir tipisnya tak henti-hentinya berceloteh menggumamkan kata salju, snow, frozen, elsa, anna, dan olaf.

Jangan tanya kondisi terkini bayi Eric, yang jelas putih dimana-mana. Mulai dari rambut, dahi, pipi, leher, dagu, bahkan hampir seluruh wajah beserta tangan dan kaki hingga baju yang dikenakannya terbalur oleh bedak. Butiran halus dan harum itu berhamburan di atas kasur dalam jumlah yang sangat banyak. Athalla kecil terkikik lucu, jari-jari mungilnya menggambar pola abstrak pada butiran bedak──membuatnya. merasa seakan-akan melalukan hal itu di media salju sungguhan.

"hihihi~ sow— hatchii!! hatchii!!"

Upsie-! sedikit butiran bedak tak sengaja masuk kedalam hidungnya, yang mana hal itu lantas membuatnya refleks bersin-bersin. Kini seluruh tubuhnya benar-benar putih, butiran bedak yang beterbangan karena bersinnya membalur sempurna tubuh kecilnya.

"eung.....? hihihi~ hihi~ sow!! juuuu!!"

Yang namanya bayi, ia malah tertawa senang setelah mendapati kondisinya yang sekarang. Tangannya meraup segenggam bubuk bedak kemudian dilemparkannya ke udara.

"wiii~ aju, nyak!!!"

Yasudah, biarkan saja. Permainan baru dapat melatih sensorik dan motorik si kecil, lagipula anak bayi tidak bisa disalahkan. Bayi Eric terlampau senang, rasanya tidak mungkin untuk sekedar menegur apalagi sampai memarahi makhluk mungil itu.

Harap-harap semoga Jeno tidak terserang shock nantinya ketika mendapati kondisi kasur yang sangat berantakan karena ulah sang buah hati. Ayah Jeno, fighting!!

 Ayah Jeno, fighting!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To be continued..........

asterism.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang