bintang kecil belajar tengkurap

899 139 9
                                    


Bayi Eric mengedarkan pandangannya ke penjuru kamar. Manik hazel yang merupakan turunan dari Karina itu menatap polos setiap benda-benda yang ada disekitarnya. Makhluk kecil ini tengah berbaring di atas kasur sang ayah dengan banyak bantal dan guling yang mengelilinginya, ngomong-ngomong.

"humm..... eugh.... hihi~" bayi Eric tertawa lucu kala tangan kecilnya terangkat ke atas, seakan-akan ia menggapai langit-langit kamar.

Pertanyaannya, Jeno dimana?

Ayah tunggal itu sedang sibuk di dapur. Ia tengah membuatkan susu formula untuk bintang kecilnya dan memasak sarapan sederhana untuk dirinya sendiri.

Back to plot >>>

Bisa dibilang, bayi Eric adalah bayi yang pintar. Bayi yang satu ini jarang menangis, kecuali pada saat-saat tertentu, seperti ketika lapar, tak nyaman dengan popoknya, dan jika merasakan sakit. Seakan mengerti dan tidak ingin merepotkan sang ayah, Athalla kecil ini banyak anteng-nya, alih-alih menangis, ia lebih banyak berceloteh dan tertawa-tawa kecil.

Namun.... kini bayi 4 bulan itu sepertinya mulai bosan menunggu Jeno yang sibuk di dapur. Terbukti dengan kakinya yang menendang-nendang kasar udara, wajah bulatnya yang memerah dengan ekspresi tak suka, juga tangannya yang bergerak seakan meninju sesuatu. Bersabar ya, bintang kecil~

Disisi lain─────Jeno melepas apron bermotif polkadot yang terpasang ditubuhnya, pria itu tersenyum simpul melihat hasil masakannya yang sudah rampung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disisi lain─────Jeno melepas apron bermotif polkadot yang terpasang ditubuhnya, pria itu tersenyum simpul melihat hasil masakannya yang sudah rampung. Sederhana saja, menu yang ia buat sekedar nasi goreng telur dan teh melati hangat. 

Ayah tunggal itu menata piring nasi goreng dan gelas teh-nya di nampan, tak ketinggalan dengan botol susu formula untuk bayi Eric. Maka setelahnya ia membawa nampan tesebut menuju kamarnya untuk sarapan bersama bintang kecilnya di sana.

Sesampainya di kamar, Jeno dapati bintang kecilnya yang meninju dan menendang udara dengan ekspresi wajah yang menunjukkan ketidaksukaan. Pria itu terkekeh, "Duh.....  anak Ayah nggak sabar lagi nih buat minun susu, haus ya nak?"

"Jeng jeng jeng~ ini susunya Eric." Jeno menunjukkan botol susu formula ke hadapan bayi Eric. Yang semula memasang wajah tak suka, kini wajah Bayi berusia 4 bulan itu berseri-seri, bahkan tangan dan kakinya bergerak brutal──menunjukkan ekspresi kegirangan, sehingga membuat sang ayah yang melihat tingkahnya lantas tertawa kecil. "Ahahaha~ anak Ayah lucu banget, yuk kita minum susunya." ucapnya.

Jeno mendekatkan botol susu teh tersebut ke mulut bayi Eric, yang langsung disambut dengan senang hati oleh si bayi. Athalla kecil itu menyedot susu formula-nya dengan lahap, sepertinya ia benar-benar lapar.

Setelah beberapa saat, susu formula didalam botol sudah habis tak bersisa. Jeno tersenyum bulan sabit, "Duh.... pinternya anak Ayah~"

"huum.... hihi~" si bayi merespon dengan tawa lucunya.

Diletakkannya botol susu yang sudah kosong itu didalam nampan, kemudian Jeno mengambil piring nasi gorengnya dan mengambil duduk di tepi kasur. "Sekarang, giliran Ayah yang makan." ucapnya. Pria itu mulai menyendok nasi gorengnya dan melahapnya dengan nikmat, sang anak yang melihat aksinya menunjukkan sebuah reaksi. Bayi Eric mengulurkan tangan mungilnya, seakan hendak menggapai Jeno untuk mengetahui sesuatu yang sedang dimakan ayahnya itu.

Jeno melirik sekilas bayi Eric, ia menyunggingkan senyum──sementara tertawa dalam hati atas tingkah si kecil yang berusaha menggapai dirinya dengan tangan mungil itu. Bayi Eric mulai lelah, ia merasakan sedikit pegal pada kedua tangan mungilnya karena terulur dalam waktu yang agak lama. Karena gagal menggapai sang ayah, kini makhluk kecil itu memilih mencoba menggulingkan tubuhnya agar berpindah posisi menjadi tengkurap. Iya, bayi Eric berusaha untuk tengkurap sendiri yeay!!

Cukup dengan hari-hari kemarin ketika ia tengkurap selalu dibantu ayahnya, sekarang Eric ingin tengkurap sendiri!!

Bayi pintar itu mulai mempersiapkan tubuhnya, perlahan ia memiringkan badannya ke kanan dan ke kiri──mencoba untuk menggulingkan tubuhnya ke samping. Hal tersebut dilakukannya berulang kali, dan....... gagal.

Jeno kembali melirik bintang kecilnya, ia mencuri pandang karena penasaran dengan ragam tingkah anaknya itu. Sedetik kemudian, ia tersadar dengan apa yang hendak dilakukan si kecil, lantas ditaruhnya piring nasi gorengnya yang masih bersisa setengah ke dalam nampan.

Manik legamnya kini terfokus menatap bintang kecilnya yang masih berusaha, "Eric mau tengkurap sendiri ya, nak?" tanyanya mengajak sang buah hati berbicara.

"eungh.... hngg..... hmmph....." pastinya dibalas dengan celotehan si kecil.

"Semangat berjuang anak Ayah!!! ayo~ Eric pasti bisa!!" soraknya menyemangati.

Sorakan semangat yang tertangkap rungunya, membuat bayi Eric semakin gencar untuk mencoba menggulingkan tubuhnya lagi. Percobaan pertama, gagal. Percobaan kedua, gagal. Percobaan ketiga, gagal lagi. Percobaan keempat, masih gagal. Percobaan kelima....... berhasil!!

"Wah!! anak Ayah bisa tengkurap sendiri!!" seru Jeno.

"hihi~ hihi~ hmch...." bayi Eric tertawa kesenangan──seakan menunjukkan bahwa ia tengah berbangga diri atas keberhasilannya.

Jeno yang melihat reaksi berbangga yang ditunjukkan bintang kecilnya lantas menerbitkan senyuman, kemudian manik legamnya beralih atensi pada figura potret Karina yang tersenyum cantik. "Karina....... anak kita sekarang udah bisa tengkurap sendiri, dia tumbuh dan berkembang sebagaimana mestinya. Saya usahakan, proses tumbuh dan kembangnya akan berjalan dengan baik, agar kelak ia menjadi anak yang sehat dan ceria. Saya cinta kamu, selamanya."

To be continued

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To be continued..........

asterism.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang