07

529 78 4
                                    

"(Name) bagaimana keadaan Ayahmu, Apa sudah membaik ?"

"Iya sedikit membaik Ayah bahkan sudah bisa pulang ke rumah"

Ucap (Name) kepada Chihaya teman satu kampusnya yang mengambil jurusan yang sama dengannya.

Sekarang umur (Name) 23 tahun memasuki tahun keempat awal kuliahnya. "Jadi kau tidak akan mengambil cuti kuliah lagi ? Terakhir kali kau sudah mengambil cuti satu tahunmu"

"Iya mungkin.... aku cuma sedikit khawatir tentang keadaan Ayahku"

"Hei berfikirlah yang positif (Name)"

"Iya-iya baiklah"

"Hei lihat di televisi ada berita tentang Kageyama Tobio"

Chihaya dan (Name) melihat ke arah televisi karena mereka berdua saat ini berada di kedai ramen. "Wah dia benar-benar atlet voli yang sangat tampan dan seksi"

'Berhenti mengatakan hal aneh'

"Ohh dia ada di Jepang saat ini untuk mengikuti kejuaraan voli padahal dia sudah berlatih di luar negeri"

"Ya aku tau itu Kageyama-san dari dulu ingin bermain voli liga dunia"

"Wah senangnya bisa satu SMA sama atlet terkenal apa lagi dia Kageyama Tobio"

(Name) terseyum membalas perkataan Chihaya lalu melihat ke arah televisi lagi.

'Sudah lama sekali saat terkahir kali kita bertemu....'

Setelah lulus SMA (Name) memutuskan untuk berkuliah di Tokyo dengan jurusan yang dia minati dan tinggal bersama Ayahnya.

Saat memasuki tahun kedua dan ketiga Ayah (Name) sering sakit pada akhirnya dokter mengatakan jika Ayah (Name) memiliki penyakit kanker darah stadium tiga. Mendengar hal itu tentu saja membuat (Name) bersedih.

Selama ini Ayahnya selalu bekerja ke sana-sini bahkan dia memiliki 3 pekerjaan berbeda setiap harinya. Ayah (Name) bahkan sering mengabaikan jika tubuhnya sering sakit dan cepat kelelahan.

Ayah (Name) mencari pekerjaan lebih karena sulit mendapatkan pekerjaan yang hanya sampai lulus SMA. Jadi dia harus kerja lebih untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan (Name).

Saat (Name) lahir Ayah dan juga Ibu (Name) masih berumur 18 tahun. Jadi bisa di ketahui bahwa keadaan orangtua (Name) saat itu masih duduk di bangku SMA.

Setelah itu Ibu (Name) meninggal dunia saat melahirkannya. Itulah mengapa (Name) sangat menyanyangi Ayahnya. Membayangkan perjuanganya selama itu membuat (Name) memutuskan untuk hidup bahagia bersama Ayahnya.

(Name) sering meminta cuti kuliah bahkan sudah mengambil cuti 1 tahunnya karena merawat Ayahnya dan melakukan pekerjaan juga.

Setelah melalui semua itu akhirnya kondisi Ayahnya mulai menunjukkan perubahan ke arah yang baik. Melihat (Name) bekerja keras Ayahnya memintanya untuk melanjutkan kuliah sampai lulus dan memiliki pekerjaan tetap.

"(Name) bagaimana kuliahmu akhir-akhir ini"

(Name) berhenti memotong buah apel saat mendengar ucapan Ayahnya. "Semuanya baik-baik saja dan Ayah aku mendapatkan pekerjaan magang di perusahaan tempat yang memberiku biayasiswa"

"Benarkah syukurlah.... Ayah senang mendengarnya"

"Kau sudah cukup dewasa dan sangat cantik Ayah harus tetap sehat agar di masa depan bisa melihatmu dengan laki-laki yang beruntung mengandeng tangan putriku ini"

"Tentu saja Ayah harus tetap sehat-"

"Ohh lihat pertandingan voli sudah di mulai (Name) naikkan lagi volume suaranya"

'Ayah masih sama saja'

"Oho lihat Kageyama yang service pertama, Dia selalu melakukan service yang bagus bahkan membuat angka berturut-turut"

"Benarkan dia sehebat itu"

Sampai saat ini (Name) belum pernah melihat langsung lagi pertandingan Kageyama. Tapi menjadi seorang penggemar tentu saja (Name) masih melakukannya.

.
.
.
.
.
.
.


"Kerja yang bagus semua setelah ini kita berkumpul di tempat istirahat"

"Baik"

Setelah pertandingan selesai semua pemain tim membereskan barang mereka. Kageyama mengeluarkan jaket jerseynya dari tasnya dan memakainya. Setelah selesai dia mengikuti yang lain keluar dari lapangan.

Saat di jalan mereka dihentikan oleh para penggemar. Kageyama juga ikut berhenti dan melihat seorang gadis berdiri di hadapannya.

"Pertandingan tadi sangat seru anda benar-benar sangat hebat melakukan service tadi benar-benar sangat keren"

Kageyama yang melihat gadis itu terus saja mengoceh membuatnya teringat oleh (Name).

".....Dia imut sekali"

Guman kecil Kageyama saat mengingat (Name) bahkan dia ikut terseyum. Gadis yang bicara di depannya melihat Kageyama terseyum.

"Anda mengatakan apa tadi ?"

".....Bukan apa-apa hanya mengingat sesuatu"

Setelah melewati kerumunan para penggemar akhirnya mereka bisa berkumpul di ruang istirahat. "Hei Tobio-kun aku melihatmu terseyum ke arah gadis tadi apa dia tipe idealmu"

'Tipe ideal ?'

Ucap Atsumu yang tiba-tiba merangkul Kageyama. "Bukan seperti itu aku hanya mengingat seseorang saat melihatnya"

"Benarkah siapa itu... jika aku boleh tau"

"Itu pasti (Last Name)-san" Hinata tiba-tiba muncul dan mengatakan hal tersebut.

"Siapa dia ?"

"Dia teman SMA kami Kageyama menyukai sampai sekarang"

"Harusku akui kau hebat masih menyukai (Last Name)-san meskipun sudah berapa tahun kau terakhir kali melihatnya dan bicara dengannya"

Kageyama memasang wajah bingung. "Aku sudah memintanya jangan berikan perasaannya pada orang lain sampai aku bertemu dengannya jadi aku percaya dengan (Last Name)-san sampai saat ini"

Hinata dan juga Atsumu menatap datar ke arah Kageyama. "Hei bukannya itu perkataan pria brengsek"

"Kau pasti yang sudah mengajarinya" ucap Sakusa kepada Atsumu.

"Hah ?"

"Di pasti sangat luar biasa sampai aku mengira Kageyama memiliki tipe ideal diantara gadis yang tadi"

"Hmm bukan seperti itu.... tipe idealku memang tidak pernah berubah masih tipe (Last Name)-san" guman Kageyama

Choice [Kageyama Tobio x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang