"Ohh hmm... begini aku bukan Sugawara-senpai"
'Saat Kageyama membantu menghalagi matahari saat itu.....'
"Namaku Kageyama Tobio dari kelas 1-3 tolong di ingat"
"Ini.... Bahkan lebih enak dan berarti dari pada semua cokelat yang ada"
'Waktu dimana kita menjalani kencan buta bersama'
"Hati-hati (Last Name)-san"
"Sepertinya... kau tau banyak tentang bola voli"
"Aku ingin masuk ke tim nasional jepang dan liga divisi klub jepang"
"Aku juga ingin mencoba bertanding di klub liga luar negeri seperti yang kau katakan nerakanya bola voli... sepertinya italia.... cocok denganku"
"Aku ingin..... bertanding di lapangan lagi dan lagi, rasanya.... aku ingin mengatakan pada dunia bertapa menyenangkannya bola voli dengan melihat permainanku"
"Iya... aku janji"
"Kau dengar Kageyama Tobio masuk tim nasional voli untuk mewakili Jepang di pertandingan dunia di Rio Brazil"
"Benarkah padahal dia masih muda wah dia benar sangat hebat"
"Hei aku kemarin menonton Liga V. league jepang di Sendai"
"Ohh benarkah apa kau menonton pertandingan Schweiden Adlers dengan MSBY Black Jackal"
"Iya tentu saja mana mungkin aku melewatkan pertandingan pertama Kageyama melawan Hinata"
"Hahah benar juga"
'Power Curry adalah service ace'
"Hahah lihat bagaimana dia mengatakan itu dengan wajah polos seperti itu"
"Padahal itu iklan pertamanya"
"(Name) kau menonton pertandingan voli lagi, apa di antara mereka ada yang seperti tipemu atau kau idolakan"
"Hmm bagaimananya..... dari dulu aku penggemar Kageyama Tobio sepertinya dia termasuk tipe laki-laki yang ingin aku ajak kencan"
(Name) memeluk tubuhnya yang saat ini bergetar karena perasaan takut dan dinginnya subuh hari ini meskipun dia memakai selimut. Air matanya terus saja mengalir sambil melihat Kageyama yang sudah tertidur di sampingnya.
Dia terus mengingat Kageyama yang dia kenal selama ini. Hari-hari dimana mereka bertemu dan bercerita bersama. Tetapi, rasanya (Name) ingin melupakan semuanya.
Termasuk kejadian yang mereka lakukan bersama sepanjang malam ini. Entah (Name) bahkan tidak ingin mengingat berapa kali Kageyama melakukannya dengan tubuhnya. Teriakan, tangisan dan kata demi kata mohon (Name) keluarkan sekalipun Kageyama benar-benar tidak mendengarnya.
'Seharusnya..... aku meninggalkannya saja setelah membantunya ke apartemennya'
'Tidak.... tidak... Seharusnya aku tidak menolongnya tadi malam'
"Bagaimana ini aku bahkan tidak pulang ke rumah sakit untuk menemani Aya-"
(Name) tiba-tiba teringat dengan Ayahnya. Hpnya semalam terus berdering (Name) ingin menjawabnya tapi Kageyama menahannya bahkan hpnya terjatuh ke lantai setelah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Choice [Kageyama Tobio x Reader]
FanfictionThis is what i got from my choice Kageyama Tobio From Haikyuu © Haruichi Furudate