"Terima kasih atas kerja kerasnya hari ini (Last Name)"
(Name) baru saja keluar dari tempat magangnya dan bersamaan waktu dia berpapasan dengan Kasahara Wakil Direktur perusahaan.
"T-terima kasih juga Kasahara-senpai sudah banyak membantuku selama magang di sini"
"Setelah lulus kuliah kau bisa langsung jadi pekerja tetap di perusahaan ini"
Ucap Kasahara sambil memasukkan kedua tanganya di celana kerjanya. "Melihat kinerjamu 6 bulan ini dan kau masih di kelas magang kau bisa membuktikan nilai dari dirimu sungguh sangat luar biasa, orang sepertimu tidak boleh di sia-siakan"
'Pujiannya terlalu berlebihan'
Setelah mendengar itu dari Wakil Direktur (Name) mengucapkan banyak terima kasih.
"Terima kasih Kasahara-senpai selama saya datang magang di sini saya banyak belajar dengan anda dan yang lainnya juga, tentu saja saya akan bekerja di sini membalas kebaikan kontribusi yang perusahaan ini telah berikan kepada saya"
Setelah pembicaraan tersebut berakhir dengan Wakil Direktur kantornya (Name) menunggu bus di halte. Selama menunggu Hp (Name) berbunyi nomor dari rumah sakit.
Mendengar kabar dari rumah sakit yang mengatakan Ayahnya tiba-tiba di larikan ke rumah sakit karena penyakitnya kambuh lagi. Dengan segera (Name) mencari taksi untuk membawanya segera mungkin ke rumah sakit.
.
.
.
.
.
.
.Satu minggu kemudian
"Ayah nanti para perawat akan datang membawakan makan siang dan juga obat untuk Ayah..."
(Name) merapikan barang milik Ayahnya yang ada di rumah sakit. Setelah kejadian itu Ayah (Name) harus di rawat rumah sakit dan tentu saja membuat (Name) bertambah khawatir dengan Ayahnya.
"Sudah selesai..... setelah ini aku akan pergi ke kampus karena ada kelas dan penyambutan Mahasiswa baru jadi mungkin aku pulang malam"
"Iya pergilah, bersenang-senang lah dengan teman kampusmu"
"Tapi Ayah.... mungkin lebih baik aku batalkan saja dan tinggal menja-"
Ayah (Name) mengenggam tangan putrinya yang duduk di samping kasur rumah sakit. Menatapnya sambil terseyum.
"(Name) Ayah tau apa yang sedang kau pikirkan.... Ayah baik-baik saja"
"Dan ingat ini Ayah..... benar-benar tidak pernah menyesal merawatmu"
Tes tes tes
"Hikss.... Iya aku tau Ayah sangat menyanyangiku"
Set
"Kalau begitu putriku harus berhenti menangis sekarang" ucap Ayahnya sambil menghapus air mata (Name).
"Hei (Name) berhenti memasang wajah suram seperti itu, padahal kita datang di acara penyambutan Mahasiswa baru"
(Name) meletakkan sumpit dan mangkoknya di meja lalu menatap ke arah Chihaya. "Itu.... aku terus memikirkan tentang Ayahku"
"Aku sering merasa khawatir dengan kondisinya akhir-akhir ini"
"Hmm begitu rupanya, tapi (Name) Ayahmu akan sedih jika melihat putrinya kurus seperti ini"
Chihaya memberikan daging yang sudah di panggang ke mangkok milik (Name). "Kau harus makan yang banyak, aku yakin moodmu akan segera bagus setelah makan daging dan bir"
'Aku tidak mau mabuk'
Mereka berdua akhirnya menikmati acara makan malam penyambutan tersebut. Setelah jam menunjukkan pukul 11 malam banyak di antara mereka berpamitan pulang begitu pula juga (Name) dan Chihaya.
"Chihaya-san aku akan pulang lewat sini, jadi....."
(Name) menjeda ucapannya lalu menatap ke arah Chihaya, karena melihatnya jalan sempoyongan di belakangnya.
"Sudah aku duga kau terlalu banyak minum Chihaya-san, dengan keadaanmu seperti ini apa kau bisa pulang ke rumahmu ?"
"Tenang saja aku bisa pulang (Name) sayang meskipun aku mabuk..."
"Hei aku benar-benar khawatir denganmu"
Sebuah taksi berhenti di depan mereka. Chihaya masuk ke dalam lalu menurunkan kaca mobilnya. "Tenang saja (Name) aku bisa melakukannya, ohh... iya aku akan datang besok menjeguk Ayahmu jadi hati-hati di jalan (Name)"
Chihaya melambaikan tangannya ke arah (Name) taksi yang membawanya mulai berjalan menjauh. 'Wah aku kagum dia masih memiliki kesadaran untuk pulang ke rumahnya meskipun dalam keadaan mabuk'
.
.
.
.
.
.
."Hei Kageyama juga ikut ternyata"
'Aku juga tidak tau kenapa malah berakhir di sini'
Kageyama dan juga teman tim nasionalnya mengadakan pesta perpisahan untuk anggota yang memutuskan untuk bermain voli liga luar negeri.
"Kau juga minumlah Tobio-kun ini hari terakhirmu sebelum kau pergi ke Italia lagi"
"Tapi Miya-san aku tidak mau minum"
"Kenapa ?"
"Kesehatan bagi atlet itu yang paling utama"
Atsumu menatap datar ke arah Kageyama. "Kau ini sangat kaku tidak apa jika sekali dua kali kau melakukan hal seperti ini.... apa lagi kau seorang atlet ada hari dimana kau pasti butuh melepaskan penat seperti ini"
Kageyama tidak terlalu mengerti arah pembicaraan Atsumu. Saat Atsumu menuangkan minuman itu ke gelasnya dan melihat ke arah teman yang lainnya yang juga asik minum sambil bercerita membuatnya juga ingin ikut.
'Meskipun aku jarang minum hal seperti ini..... mungkin 1 sampai 3 gelas cukup untukku'
"Hei Tobio-kun jika kau nanti berada di Italia berlatihlah dengan sungguh-sungguh ohh coba lah untuk berkencan juga"
'Berkencan'
Kageyama menatap gelas yang ada di tangannya Atsumu menuangkan minuman lagi untuknya. "Aku hanya menjaga perasaanku untuk satu orang saja Miya-san"
Atsumu yang mendengar ucapan Kageyama mencoba mengingat wanita yang satu-satunya yang membuat Kageyama seperti ini.
"Kau benar-benar mencitainya ya ?"
Saat mendengar ucapan Atsumu wajah Kageyama tambah merona. Dalam keadaan mabuk Kageyama mulai terseyum memikirkan (Name).
"Sepertinya begitu.... sampai rasanya mau gila karena aku terus memikirkannya"
"Kalau begitu mau aku ringankan beban pikiranmu ?"
"Huh ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Choice [Kageyama Tobio x Reader]
FanfictionThis is what i got from my choice Kageyama Tobio From Haikyuu © Haruichi Furudate