Chapter XIII

970 151 37
                                    

🖤 Happy Reading 🖤

|•| |•| |•|

Mata Sean berkilau memancarkan emosi yang kini begitu campur aduk ia rasakan. Mendengar kalimat yang menyinggung dirinya, tekanan lengannya sedikit melonggar. Ia akui perkataan pemuda itu benar adanya. Dia sendiri yang datang ke kota ini.

“Kau ingin tahu kenapa aku begitu mempedulikanmu? Kau ingin tahu kenapa aku selalu sesuka hati mendatangimu?” kini Wang Yibo balik mendorong tubuh Sean, memutar tubuh ramping itu menempati posisi dia sebelumnya.

Sean terdesak pada pintu kaca dalam kungkungan lengan kokoh Wang Yibo. Ia hanya menahan nafas waktu wajah pemuda itu begitu dekat dengannya.

“Aku sudah pernah bilang sebelumnya. Aku mencintaimu,” Wang Yibo berdesis penuh tekanan. “Aku melakukan semuanya karena menyukaimu, karena ingin melindungimu. Aku tidak pernah menganggap nyawa orang lain sebagai sesuatu yang sepele. Tapi kau dengan mudahnya menuduhku mengabaikan kekasihmu. Aku tidak pernah membenci kekasihmu, tapi melihat kau mengeluarkan airmata untuknya membuatku ingin membenci gadis itu. Kalau kau memang begitu mengharapkannya, kenapa kau tidak kembali saja ke Wuhan? Dan hidup damai dengan gadis itu dalam pelukanmu.”

Kilatan tajam di mata gelap itu seakan mengiris hati Sean. Dia tidak menduga semua hal yang sangat tepat dibalikkan oleh Wang Yibo. Membuatnya seolah menjadi seseorang yang tidak mengenal rasa terima kasih.

“Lebih baik kita tidak pernah bertemu hanya untuk melihat kecintaanmu pada gadis itu. Kata-kata cinta dan perasaanku tidak menjadi sesuatu yang penting bagimu,” Wang Yibo setengah menyesali seraya menyunggingkan senyum miris.

“Jadi kau menyesal menemuiku? Bukankah kau sendiri yang mengikutiku sepanjang waktu? Lagipula aku tidak pernah mengatakan kalau aku mengharapkan untuk kembali bersama mantan kekasih,” Sean menekankan nada terakhir.

“Mantan yang selalu kau cintai,” tukas Yibo tidak suka.

“Aku hanya mengkhawatirkan keselamatannya. Bukan berarti aku masih mencintainya.”

“Kau seorang yang munafik,” Wang Yibo menjauh dan memutar tubuh.

“Wang Yibo!”

Sean merasa kesal karena pemuda itu lagi-lagi berniat meninggalkannya tanpa kepastian. Sebelah tangan kembali menarik bahu Wang Yibo.

“Jelaskan siapa dirimu!”

Gerakan tangan Sean membuat Wang Yibo kembali berbalik menghadapnya. Namun satu sentuhan lembut yang mendarat di bibirnya membuat ia melebarkan mata. Tergesa ia kembali mendorong bahu si pemuda.

“Kau selalu melakukan hal yang hanya ingin kau lakukan,” Sean mengeluarkan desisan gusar.

“Oh ya?” Wang Yibo mengangkat sudut bibir. “Jadi kau tidak menginginkannya? Tapi aku akan menjawab semuanya hanya setelah mendapat apa yang kuinginkan.”

Wang Yibo balas berdesis dan kembali menciumi bibir Sean. Jarinya menjepit dagu pria manis itu untuk tidak menghindari ciumannya, sebelah tangan menekan pergelangan tangan Sean pada pintu kaca.

Sean mengeluarkan gumaman samar, mencoba untuk menghindari lumatan bibir Wang Yibo. Namun tenaga yang dimiliki pemuda itu sangat tidak terduga. Dirinya seakan sesosok lemah di dalam kuasanya.

Sekian detik setelah ia berusaha melawan, ia mencoba menerima ciuman Wang Yibo dan baru merasakan kalau bibir itu ternyata begitu lembut. Sadar atau tidak, ia menikmati ciuman mesra yang diberikan si pemuda. Kelopak matanya mulai terpejam, gerak bibirnya membalas lumatan Wang Yibo.

𝓜𝓲𝓼𝓼𝓲𝓸𝓷 𝑺𝒉𝒂𝒏𝒈𝒉𝒂𝒊 [𝓔𝓷𝓭] (Dibukukan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang