Chapter XXV

796 131 25
                                    

🖤 Happy Reading 🖤

|•| |•| |•|

Di sisi jalanan lain, Alina yang mengendarai motor lebih memudahkan dirinya menyelip diantara kendaraan besar dan menjauhi pengejar di belakang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di sisi jalanan lain, Alina yang mengendarai motor lebih memudahkan dirinya menyelip diantara kendaraan besar dan menjauhi pengejar di belakang. Dia tidak bisa menghitung berapa lama bisa bertahan dari kejaran mobil di belakang.

Sedikit menoleh, ia berseru dari balik kaca helm. “Kau bisa bawa motor?!”

“Tentu saja!” Sean balas berteriak.

“Gantikan aku!”

Alina mencoba mencari tempat untuk berbelok dan terlindungi dari kejaran sementara waktu. Ia memasuki Dapu Rd Tunnel, berhenti di sisi bangunan sempit setelah menemukan jalanan kecil. Ia segera turun dan meminta Sean membawa motor sementara ia sendiri naik di belakang namun duduk membelakangi Sean.

Memahami maksud Alina, Sean hanya mencoba mengemudi kembali menuju jalanan besar.

“Ke arah mana kita?” ia berseru dari balik kaca helm.

“Ke tempatku. Tapi aku harus menyingkirkan pengejar di belakang. Kembali ke Ring Road!”

Sambil bergumam, Sean melajukan motor menuju jalanan utama di kawasan Huangpu. Meskipun dalam hati ia sangat mengkhawatikan pemuda yang terpisah darinya, tapi ia sangat yakin kalau kekasihnya itu bisa menjaga diri. Dia hanya berharap setelah ini bisa kembali bertemu Wang Yibo.

Sean melirik kaca spion dan melihat mobil yang mengikuti di belakang, sedikit kaget sewaktu mendengar suara tembakan terarah pada mereka. Seraya mengamati jarak kejar mobil belakang, Sean mencoba memberikan waktu pada Alina yang membalas tembakan dengan dua pistol di tangannya.

Beberapa kali Alina memuntahkan peluru yang terus ia arahkan pada kaca mobil dan akhirnya ke arah ban depan. Nyaris menghabiskan peluru di satu pistolnya, ia pun berhasil menembak ban depan dan menimbulkan bunyi meletup cukup keras.

“Lebih cepat, Sean!”

Alina berdiri menginjak pijakan di samping motor dan membalikkan tubuh hingga memeluk punggung Sean.

Pria manis itu berusaha menyeimbangkan motor karena gerakan Alina yang berbalik dan menyebabkan berat beban menjadi tidak seimbang. Tanpa mempedulikan apapun, Sean menggas motor sambil melirik sekilas pada spion yang memperlihatkan mobil di belakang kehilangan keseimbangan dan berbelok tajam tak terkendali.

Tak berapa lama, ia mendengar bunyi benturan menandakan mobil di belakang akhirnya bisa disingkirkan.

Dia tidak peduli apa yang terjadi pada para pengejar di dalam mobil, kini ia hanya peduli pada keselamatan mereka. Terlebih samar-samar ia mendengar bunyi sirene mobil polisi.

“Masuki jalan kecil! Ikuti petunjukku!”

Tanpa menanggapi, Sean hanya bisa mengikuti kemanapun gadis itu mengarahkan jalan hingga menuju ke tempatnya di tepian sungai Huangpu, jauh dari keramaian.

𝓜𝓲𝓼𝓼𝓲𝓸𝓷 𝑺𝒉𝒂𝒏𝒈𝒉𝒂𝒊 [𝓔𝓷𝓭] (Dibukukan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang