Chapter XXXVI (End)

1.9K 171 90
                                    

🖤 Happy Reading 🖤

|•| |•| |•|

Langit berbintang membayang di mata dua insan yang duduk bersisian di sofa ruangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langit berbintang membayang di mata dua insan yang duduk bersisian di sofa ruangan. Malam yang cerah menampilkan kerlip kecil dan jauh yang menghiasi diantara gemerlap lampu kota. Setelah seharian mereka berjalan dan menikmati hari bebas, keduanya kini kembali bercengkerama, bersantai ditemani sampanye berwarna kuning terang.

“Besok sudah kembali pada kegiatan masing-masing, aku harap kita benar-benar terhindar dari masalah seperti kemarin. Aku juga berharap kau bisa kembali menjalani kehidupan seperti dulu. Bekerja dan menikmati hari-hari tanpa ketakutan yang terus mengincar,” Sean menyandarkan kepala pada bahu kekar Yibo. Tangan memegang gelas berisi cairan yang tinggal setengah.

“Jangan khawatir,” usapan lembut mampir di kepala Sean. “Sekarang aku merasakan hidupku begitu lengkap. Dulu aku begitu terpuruk setelah kejadian yang tidak terduga menimpa keluargaku. Aku pun hanya bisa mengadu nasib mendatangi Shanghai dan tidak memikirkan kehidupanku sendiri. Walau aku mati dalam usahaku, aku tidak akan membuat siapapun bersedih, karena aku tidak memiliki siapapun.”

“Tetapi kini, aku memilikimu. Satu berkah yang tidak aku duga sebelumnya,” Yibo kembali berkata. Sesaat menghirup cairan hangat yang melewati tenggorokan. “Aku mendekatimu dengan caraku sendiri. Bahkan mungkin kau tidak menyukaiku pada awalnya, namun kini kau milikku. Apapun yang terjadi, aku akan selalu berada di sisimu.”

Sean tersenyum, terpejam sesaat sewaktu merasakan kecupan singkat di pucuk kepalanya.

“Yah – kau sangat menyebalkan. Sombong dan arogan. Bertemu denganmu rasanya suatu musibah bagiku,” Sean tertawa singkat. “Tetapi dibalik itu, kau sangat melindungiku. Terlebih – kau memiliki penampilan yang tidak bisa kulupakan. Terus terang aku langsung masuk dalam pesonamu, namun sifatmu membuatku selalu jengkel setiap saat.”

Tawa Yibo berderai memenuhi ruangan. Kepalanya menggeleng lambat.

“Justru sifatku lah yang membuatmu selalu merindukanku. Kau mempunyai seseorang yang bisa kau ajak berdebat, bisa membuat emosimu naik turun, tetapi juga bisa bersama-sama kerjasama dalam menghilangkan kejahatan dan sangat kompak dalam membangkitkan – gairah..” kata terakhir ia bisikkan di dekat telinga Sean yang langsung memerah.

“Benar-benar menyebalkan,” Sean mendesis seiring warna mukanya yang merah padam. Sebelah tangan sedikit menampar perut kekasihnya.

Pemuda itu kembali tertawa. “Dalam hidup kau tidak hanya membutuhkan seseorang yang sekedar bisa kau sebutkan disaat orang-orang menanyakan statusmu. Tetapi seseorang itu harus sosok yang benar-benar melindungimu, bisa mengerti dirimu, memahami seperti apa sifat dan karaktermu. Juga yang bisa menumbuhkan perasaan nyaman, rindu, dan cinta. Gairah dan gelora yang mengiringi, adalah nilai tambah dari satu hubungan, satu perasaan yang muncul karena cinta.”

𝓜𝓲𝓼𝓼𝓲𝓸𝓷 𝑺𝒉𝒂𝒏𝒈𝒉𝒂𝒊 [𝓔𝓷𝓭] (Dibukukan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang