Aku? tentu saja masih dengan Flo disini. Sebenarnya masih banyak cerita yang ingin kutulis dalam kisah ini. Namun setiap cerita pasti memiliki akhir bukan? Dan Aku rasa ini adalah akhir dari kisah antara Aku dan Aji. Kuusap bangku berdebu yang dulu biasa kujadikan tempat duduk berdua dengannya. Di rooftop gedung kosong favorit kami berdua. Untungnya sore ini tak mendung meski angin sayup- sayup bertiup. Dulu ketika terakhir kemari dengannya rambutku sepinggang panjangnya, kini rambut itu telah kupotong hingga sebahu. Orang- orangdisekitarku juga berkata tubuhku makin kurus. Tidak perlu kubantah karena memang benar. Ternyata berpisah memang tidak mudah.
Awalnya rasa sakit yang terasa sama seperti yang lalu. Tetapi ketika kupikirkan lagi berpisah adalah jalan untukku dan dia. Aku sedang menunggu seseorang disini. Tentunya bukan Aji, diriku telah berjanji untuk tak menemuinya lagi.
"Hai,"
wanita anggun yang sedikit lebih tinggi dariku ini yang sedang kutunggu.
Aku tersenyum dan berdiri menyambutnya, "Hai, La."
Mala,dia yang menjadi sosok terpilih untuk mendampingi Aji. Diriku tanpa sengaja menemukan akun instagramnya dan kemudian kuajak bertemu disini.
"Maaf. Tadi jalanan macet."
Suaranya halus dan nampak anggun tampilannya. Parasnya jauh lebih elok daripada diriku. Pantas saja dia yang dipilih. Mala kupersilahkan duduk disampingku. Tempat dimana Aji biasa duduk.
"Santai aja. Gue juga baru datang."
Padahal diriku sudah berada disini sejak satu jam lalu. Memang sengaja datang lebih awal karena ingin bernostalgia di tempat ini.
"Jadi ada apa lo ngajakin gue ketemu?"
Ia bertanya langsung pada poinnya. Mungkin tidak nyaman berada lebih lama denganku. Siapa pula yang akan nyaman dekat dengan seseorang yang sempat menghuni hati kekasihnya.
"Tanp a gue mengenalkan diri udah pasti lo pasti kenal gue kan? Iya, gue Flo. Cewek yang sering nyariin Aji dan ngerepotin dia itu gue. Maaf ya gue banyak gangguin pacar lo. mulai sekarang gue enggak akan lagi muncul dalam cerita lo berdua. Terima kasih karena lo udah hadir dan buat Aji bahagia. Dan gue rasa cukup disini tugas gue. Tolong genggam tangan Aji dimanapun dia berada nanti. Jangan biarin dia melewati hal- hal keras sendirian."
Kemarin ketika berlatih mengatakannya tak sesulit ini. Sangat mudah, tidak kuduga akan sesuah ini jadinya. Bhakan jika didengar dengan seksama suaraku bergetar. Sakit, Aku bahkan tak pernah berpikir untuk melepaskan Aji.Tapi keadaan yang membuatku melepasnya.
"Jangan temui Aji lagi. Gue akan jaga dia dengan baik. Lo gak perlu repot-repot mengkhawatirkan dia kaya dulu." Mala berdiri saat mengucapnya. ia begitu tegas dan menatapku tajam.
Sejak awal kami berdua memang tak akur. Mungkin menurutnya ini adalah waktu yang tepat untuk menegaskan padaku bahwa Aji adalah miliknya. Gadis itu pergi begitu saja bahkan aku belum sempat mengucapkan kalimat lain yang sudah kusiapkan. Diriku tersenyum getir. Mungkin baik Aji maupun Mala memang memutuskan untuk tak berinteraksi banyak denganku.
Mataku terasa pedas. kutengadahkan wajahku ke atas saat merasa air mata hendak menetes. Rasa sesak memenuhi dada.
"Selamat tinggal, Ji."
Sekali lagi kisahku dengannya berakhir dengan kata selamat tinggal. Tapi kali ini diriku benar akan meninggalkan dan memilih untuk menghapus dia dalam hidupku. Mungkin kami berdua hanya dipertemukan untuk menjaga satu sama lain sampai bertemu dengan orang yang ditakdirkan bersama kami nantinya. Dan tuhan telah mengijinkan Aji bertemu wanita itu. Meski terpaksa dan hati tak spenuhnya rela, inilah keputusan akhirku.
Kalian tahu apa yang paling mengejutkan dalam hidup? alurnya. Alur yang tidak dapat ditebak ternyata masih terus berlanjut dalam hidupku. Aku sudah berhasil melepas Aji. Untukku dia hanya sebuah kisah yang cukup dan tak mau kulebihkan. Sekarang diriku telah menemukan tangan yang menggenggamku dengan erat.
"Kita mulai semua dari awal."
Bukan Nadir dan tidak pula Abim. Yang disampingku adalah Ali. Aku kira diriku tak akan lagi mampu jatuh pada orang lain. Ternyata salah, ketika sedih tak kunjung usai. Tuhan dengan baiknya mempertemukanku dengan orang ini. Namanya Ali. Kini tidak akan ada lagi kisah tentang Flo dan Aji.
Second story, awalnya kukira ini tentang cerita babak kedu ayang menyatukanku dengan Aji. Meski tak berakhir memilikinya. Aku bersyukur memiliki babak kedua yang kutulis dengannya. Pertemuan kedu ini barangkali hanya menjadi perantara untuk kami bertemu orang yang tepat. AKu tidak tahu bagaimana kabar Aji, karena memang sudah tak ku cari tahu. Harapaku masih sama. Aku berharap dia bahagia dengan segala rasa resah. Selamat tinggal, Ji.
****
end
Iya ini akhir dari Second Story. Sekali lagi terima kasih untuk Aji yang sudah menginspirasiku melahirkan cerita ini. Sama seperti kita berdua yag telah usai. Aku memilih untuk mengusaikan pula Flo dan Aji.
terima kasih pada seluruh readersku yang mengikuti kisah Flo dan Aji.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Story : Hai Aji!! Day6
RomanceSeperti seseorang yang punya kesempatan kedua dalam hidupnya. Sebuah cerita juga punya paruh kedua. Begitu pula dengan kisahku yang masih terpusat pada orang yang sama. Bisa jadi ini second story antara aku dengan dia atau mungkin second story kami...