Six

30 9 3
                                    

pict by pinterest
°°°°

Aku baru saja keluar dari cafe Abim. Kulihat Aji tengah bersandar dimobilnya. Wajahnya kaya biasa meneduhkan tapi sedikit menyebalkan.

"Selamat sore Ajiku." Sapaku dengan senyum lebar.

"Selamat sore,Flo. Gak usah senyum-senyum eneg gue lihatnya."

Tuhkan! Aji tuh selalu garam setiap saat. Aku padahal sedang berusaha bersikap manis didepannya malah dibilang bikin eneg kan. Sabar.

"Jadi mau kemana?"

Kami berdua sudah masuk kedalam mobil. Seperti biasa Aji membantuku memasang sabuk pengaman. Setelah itu ia mulai fokus natap jalanan dan nyetir mobilnya.

"Eh ,anterin dulu ketempat Laya kerja ya. Gue mau kasih makanan buat dia. Udah lama gak ketemu dia juga."

Aji hanya tersenyum mengangguk. Masih ingat Jilaya alias Laya? Iyap, sahabatku itu sekarang sudah bekerja disalah satu rumah sakit swasata besar diSurakarta. Karena kami berdua sama-sama sibuk jadilah jarang bertemu. Kalau Ciya, dia masih sibuk kuliah. Persahabatan kami masih baik-baik saja. Hanya intensitas tatap muka yang berkurang.

Aji memarkirkan mobil diarea parkir rumah sakit. Setelah berhasil parkir kita segera keluar dari mobil. Tadi, dia sempat mengantarku ke salah satu rumah makan favorit kami. Untuk beli makanan buat laya pastinya.

"Ayo,ji." Aku Menarik lengannya

Mengajaknya berjalan mengikutiku. Laya bilang dia bekerja di bangsal VIP dirumah sakit ini. Setelah tadi bertanya akhirnya kami tahu letak bangssl VIP berada dilantai paling atas. Aku langsung melihat laya saat tiba dibangsal VIP. Dia lagi serius berkutat sama selembar kertas didepannya. Mungkin asuhan keperawatan salah satu pasiennya kali ya(?).

"Laya!!" Aku melambaikan tanganku ssat tiba didepannya.

Seperti biasanya dia tersenyum. "Ada apa ndoro"

Dia enggak berubah. Masih memanggilku 'ndoro'.

"Nih buat makan entar malam. Tadi gue mau keluar sama Aji. Jadi karena lewat daerah sini yaudah sekalian aja."

Laya menerima bungkus plastik berisi makanan dariku.

"Sama Aji? Dianya mana?."

"Nunggu didepan bangsal."

Iya tadi Aji memilih buat nunggu didepan. Aji dan Laya saling kenal kok. Kita juga sering keluar bersama. Hanya saja ada satu dua hal yang bikin kita agak canggung kalau kumpul lagi.

"Yaudah sono pasti udah nungguin tuh orang."

Aku hanya mengerucutkan bibirku.

"Diusir nih gue" celetukku asal.

"Lo masih suka sama dia?"

Aku diam sejenak sebelum menjawab pertanyaan sahabatku satu ini. Bingung mau menjawab gimana.

"Apaan deh. Dia bilang kan cuma soulmate. Jadi, ya gue tahu batasan gue. Dan gak mungkin gue mau suka dia lagi. Takut."

Itu jujur kok sebagian. Aku jujur dibagian takutnya.

"Hmm" gumam Laya.

"Yaudah ya. Gue cabut duluan. Mau cari gelato sama Aji. Dadah"

Sebelum pergi enggak lupa kupeluk sebentar sahabatku itu. Aku keluar ruangan tersebut dan berjalan menuju Aji yang sekarang lagi duduk dikursi tunggu.

"Udah?

Aku hanya mengangguk. Kami berdua Akhirnya berjalan menuju mobil. Dan melanjutkan perjalanan untuk cari gelato. Gelato kali ini ada di gedung Djoeang. Tempat dulu kami berdua makan gelato bersama pertama kalinya. Aku masih ingat hari itu. Kami tanpa sengaja memakai baju dengan warna yang sama, abu-abu. Tidak disangka itu sudah dua tahun lalu.

Second Story : Hai Aji!! Day6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang