Bagian 2

1K 141 3
                                    

Sunghoon menendang batu krikil di hadapannya. Tadi siang saat di perusahaan, seniornya itu mengajaknya untuk pergi ke acara perilisan milik penulis Wang. Sunghoon sudah sempat berkenalan dengan orang-orang di kantor dan kebetulan memang penulis Wang mengundangnya.

Namun seniornya Im Aenjoo, mengajaknya lebih dahulu, Sunghoon menerima saja ajakannya. Sekarang dia sedang menunggu di jemput. Dia bilang pada Aenjoo kalau jemput di apart saja. Sunghoon memberikan alamat apartemennya.

Ide Aenjoo yang menjemput adalah ide wanita itu sendiri. 

Tidak lama pun ada mobil berwarna merah datang, kaca mobil itu terbuka dan memperlihatkan Aenjoo di dalam dengan dress ketat.

"Masuk" ujar wanita itu setelah membuka pintu dari dalam.

Aenjoo mempehatikan style Sunghoon, style nya lumayan. Jas hitam dengan kaos polos di dalamnya dan celana panjang. Santai tapi juga formal.

"Ternyata kamu pandai memilih pakaian, ya," ujar Aenjoo lalu menjalankan mobilnya.

Di perjalanan itu mereka hanya diam-diam saja, tanpa membuka topik. Entah karena Sunghoon yang malu atau Aenjoo yang bingung harus berbicara apa.

Aenjoo membersihkan tenggorokannya, "Ehm, apa kamu sudah pernah minum?" tanyanya pada Sunghoon.

Laki-laki itu menoleh sebentar, "Minum? maksudmu minum alkohol?"

"Iya."

"Belum."

Aenjoo kaget bahkan hampir menabrak mobil depan, "Kamu belum pernah minum alkohol?!"

"Apakah itu adalah sebuah hal yang harus di kagetkan?"

"Y— ya bukan, tetapi bagaimana kalau kamu diajak minum-minum nanti di acara?"

"Oh, ada acara minum alkohol juga?"

"Tentu saja," Aenjoo menghela nafas, "Apa kamu tau beberapa minuman alkohol?"

"Nggak, aku cuma suka teh dan semacamnya. Jauh dari alkohol karena ibu ku bilang itu nggak baik."

"Sial. Dia anak mama," batin Aenjoo. Tapi dia juga gemas karena Sunghoon bilang begitu, berarti ini bisa bahaya jika Sunghoon meminum alkohol.

"Memangnya senior bisa minum alkohol?"

Aenjoo mengangguk, "Aku bisa, jadi sepertinya aku harus menjaga mu."

"Menjaga?"

"Acara minum-minum itu sangat berbahaya, jadi jika ada yang menawarkan mu minum, jangan mau, ya?"

Sunghoon diam dan mengangguk-angguk saja. Perjalanan itu menempuh sekitar 30 menit. Tapi mereka sampai dengan selamat, Aenjoo dan Sunghoon sudah ada di depan pintu aula acara.

Aenjoo menarik nafas dalam-dalam sebelum masuk.

"Senior, gugup?" tanya Sunghoon.

"Nggak, hanya takut."

"Takut?"

Aenjoo tidak membalas dan langsung membuka pintunya, sudah banyak orang di dalam sana sedang minum dan mengobrol menikmati musik. Sunghoon tiba-tiba saja menciut, terlalu banyak orang. Rasanya mau pulang saja.

"Sunghoon," panggil Aenjoo karena dari tadi Sunghoon tidak mengikutinya.

Laki-laki itu langsung menyusulnya, mengikuti dari belakang. Aenjoo yang sedang mencari tempat duduk mereka itu tiba-tiba merasakan pundaknya hangat, dia menoleh dan ternyata Sunghoon menempel padanya.

"Aduh, gemas!" batin Aenjoo.

Dia membersihkan tenggorokannya lalu menyuruh Sunghoon duduk setelah mereka mendapat meja. Di atas meja itu tertulis nama "Penulis Im Aenjoo." Dan "Penulis Ong Sunghoon." 

Keep it SECRET [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang