"Aduh— sakit," gumam Aenjoo sambil menyentuh kepalanya, dia duduk dan mencoba menyadarkan dirinya.
"Loh?" perempuan itu melihat sekitar karena ruangannya yang sangat asing.
Dia sendirian, entah kamar siapa dan dia dimana. Tapi seingatnya, dia mabuk semalam, "Ponsel, ponselku. Sekarang jam berapa?!" kagetnya karena tidak melihat tasnya dari tadi. Pakaiannya masih dress yang kemarin. Aenjoo turun dari ranjang untuk mencari Sunghoon.
Jika memang dia tidak diculik, pasti Sunghoon lah yang membawanya kesini. Aenjoo membuka pintunya dan melihat apartemen yang sangat mewah. Dia kagum, tapi juga tidak tau ini apartemen siapa, kelihatannya juga tidak ada orang.
Aenjoo menutup kembali pintunya dan menelusuri apart itu, mencari sang pemilik kesana kemari. Namun bukannya menemukan pemiliknya, dia menemukan tasnya. Ada di sofa, dia segera mengecek isinya dan ternyata masih lengkap, bahkan ponselnya masih di dalam sana dan kelihatannya sudah di charge karena baterainya 100%.
"Jadi aku ini di culik atau bagaimana, sih?" gumamnya.
Klek!
"Sunoo, kamu habiskan sam—"
Aenjoo membulatkan matanya kaget begitu juga dengan orang di depannya, mereka bekontak mata dan sama-sama diam di tempat.
Itu Sunghoon, baru keluar dari kamar mandi dengan bathrobe yang belum di ikat dengan rambut yang basah.
"Senior kenapa udah bangun?!" kagetnya sambil menutup tubuhnya dengan merapatkan bathrobe itu.
Aenjoo langsung berbalik dan memejamkan matanya, "A— aku nggak liat apa-apa, s— sebaiknya aku pulang untuk pergi ke kantor," ucapnya dan berlari menuju pintu keluar, "Jangan telat ya, Sunghoon!"
Klek!
Pintunya tertutup. Wanita itu sudah keluar.
Sunghoon mengusap wajahnya sampai melemas ke tembok, dia malu sekali.
"Apa itu tadi ribut-ribut?" tanya Sunoo yang keluar dari kamar Sunghoon, laki-laki itu baru selesai memakai kemejanya, "Kak?" panggilnya lagi karena Sunghoon memijat pelipis keningnya tanpa menatap Sunoo.
"Kak, ada a—"
"Diam, Sunoo. Harga diriku sudah hilang," ujar Sunghoon lalu pergi untuk bersiap masih dengan menunduk, "Lain kali kalau samponya habis bilang padaku secepat mungkin."
Aenjoo sibuk menulis di ruangan pribadinya, hari ini dia sudah menyelesaikan revisi cerita yang akan terbit, tinggal di cetak. Jadi karena dia tidak ada pekerjaan lain, dia memilih melanjutkan ceritanya.
Tapi tiba-tiba saja perhatiannya jadi gagal fokus karena kepalanya mengingat Sunghoon pagi ini, "Ah, sial," gumamnya sambil memijat pelipis kening. Walaupun kejadian itu hanya sebentar, tapi teringatnya bisa sampai selamanya.
Pasti Sunghoon juga malu karena ketidaksengajaan itu, Aenjoo mengambil ponselnya dan menekan kontak Sunghoon, dia ingin mengirimkannya pesan sebagai permintaan maaf. Tapi dia juga malu, tidak bisa.
"Im Aenjoo lupakan memori itu," gumamnya lagi lalu berdiri, menghela nafas untuk menyiapkan diri lalu keluar.
Dia menuju kantor penerbit, lalu mengintip untuk melihat meja Sunghoon. Laki-laki itu ada di sana sedang sibuk. Di kantor penerbit hanya ada Jake, Sunghoon dan tiga penerbit lainnya. Lumayan sepi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keep it SECRET [✓]
Fanfiction"You save me and bring me peace." --- Hubungan senior dan junior di antara Aenjoo dan Sunghoon itu memudar menjadi hubungan serius. Aenjoo yang suka pergi ke bar untuk minum dan Sunghoon si laki-laki polos nan lugu yang tidak mengerti pergaulan sep...