Bagian 7

660 118 5
                                    

Tik!


Aenjoo mendengar suara botol kaleng terpindah, dia langsung menjauh dan berbalik.

"Siku mu hampir mengenai kalengnya, kan susu itu belum habis. Nanti kalau tumpah laptop mu rusak," jelas Sunghoon.

Sial. Lagi. Laki-laki itu gampang sekali menghancurkan ekspektasi Aenjoo, tapi mereka jadi terus bertatapan karena kesunyian. 

Sunghoon menatapi mata Aenjoo yang berbinar itu, "Senior, kamu nyaman duduk di situ, ya?"

Aenjoo membersihkan tenggorokannya dan berdiri untuk pindah tempat, "Kamu ini beneran nggak punya pacar?" tanyanya tanpa menatap Sunghoon.

"Memangnya kenapa?"

"Ya, hanya nggak mungkin. Laki-laki sepertimu pasti di incar banyak wanita."

Sunghoon bingung mendengarnya, dia mendekat pada seniornya itu, "Memangnya aku ini apa? pakai di incar segala."

Aenjoo menoleh, "Kamu tampan."

"Terus? memangnya tampan bisa jadi takaran untuk memiliki hubungan pacaran?"

"Bukan begitu maksud—"

"Sudah banyak wanita yang dekat denganku, tapi nggak sampai pacaran," Sunghoon bersandar pada sofanya dan menunduk, "Karena mereka hanya mau uang ku saja," pelannya.

Hati Aenjoo jadi terpukul mendengarnya, dia tau Sunghoon anak dari keluarga yang kaya dan kasus-kasus yang mirip seperti ini pasti banyak terjadi. Pantas laki-laki itu terlihat sangat anti dalam jatuh cinta dan juga terlihat tidak pekaan.

"Aku ini terlalu bodoh, percaya dengan banyak perempuan. Menganggap mereka akan menerima ku dan menjadi sandaran ku, tapi ternyata aku selalu tertipu bahkan sudah nggak kehitung berapa kali," ujar Sunghoon seolah-olah menertawakan dirinya sendiri.

Aenjoo menarik kerah baju laki-laki itu sampai mereka bertatapan, "Siapa bilang kamu bodoh hah?! jangan bicara begitu!"

"S— senior kenapa kamu—"

"Hei Ong Sunghoon, dengar ya, kamu memang laki-laki polos yang gampang di pancing. Itu sebabnya aku ada disini, aku akan melindungi mu," tegas Aenjoo.

Sunghoon menyentuh tangan Aenjoo dan menjauhkan dirinya sedikit, "Walau kamu bilang begitu, aku nggak akan tertipu lagi. Semuanya akan berujung sama saja," ucapnya sambil memalingkan pandang.

Aenjoo yang mendengar itu awalnya sempat sakit hati karena Sunghoon sedih lagi, tapi dia bukan lah Aenjoo jika tidak memaksa. Wanita itu menaruh kedua tangannya di lantai dan menindih Sunghoon sampai laki-laki itu kaget.

Aenjoo menarik rahang Sunghoon, "Kamu tau? saat kamu nggak melakukan apa-apa setiap aku melakukan hal seperti ini, rasanya aku jadi berpikiran macam-macam," wanita itu berbisik, "Anak pintar, teruslah seperti ini. Aku suka."



Sunoo terus menelfon teman sekamarnya itu, tetapi sama sekali tidak di jawab. Ini hampir pukul 12 malam, biasanya Sunghoon akan pulang sebelum jam segitu. Dia jadi khawatir.

Terakhir, Sunghoon izin pergi keluar katanya ada kerjaan dadakan. Sunghoon juga tidak bilang pada Sunoo kemana tujuan tempat dia bekerja dadakan itu.

"Kak, sebaiknya pulang saja," ujar Sunoo pada wanita yang dari tadi duduk di sofa itu. 

Yojung menaruh mugnya, "Memangnya kemana anak itu?"

Keep it SECRET [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang