9-ALGALIA

116 106 58
                                    

Call me Caca
HAPPY READING📖

_____________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_______________________
______________


Perlahan mata yang tadinya terpenjam menjadi terbuka, Rayn ia membuka matanya dengan sendirinya. Tapi anehnya Rayn berada di tempat yang berbeda.

"Udah bangun sayang?" tanya wanita itu tersebut lembut, ia mengusap rambut Rayn dengan penuh kasih sayang.

"S-suara itu?" Rayn segera bangkit dan melihat wanita di sampingnya yang sedang menatapnya.

"BUNDA?" senyum Rayn melebar ketika melihat wanita di sampingnya ternyata sang ibunda tercinta, wanita itu sangat cantik seperti bidadari dengan gaun putih seperti persis yang di pakai bidadari pada umumnya.

Rayn melihat dirinya sendiri, ia jadi binggung, 'tadi kan Rayn lagi sama bang eon di taman, ko jadi ada nda? tapi bodo ah yang penting Rayn ketemu bunda', Rayn juga seperti pangeran pada umumnya.

Felysia tersenyum hangat, "Rayn mau hadiah dari bunda gak?" tanya wanita itu dengan kedua tangannya yang ia umpat di belakang punggungnya.

Rayn mengangguk antusias, "Mau nda!"

Wanita itu mengeluarkan barang yang ada di belakang punggungnya, "Taraa ini buat anak bunda tersayang, sini bunda pakaikan,"ucap Felysia lembut.

"Mahkota? ini beneran buat Rayn nda?"

"Iya sayang." Felysia meletakan mahkota tersebut di atas kepala Rayn dengan pelan.

"Rayn mirip pangeran kan nda? tanya Rayn yang di jawab kekehan kecil dari Felysia.

"Iya kamu mirip banget sama pangeran, kamu gak peluk bunda nih? katanya kangen."

Rayn segera mendekati wanita itu dan memeluknya seolah-olah ia tak mau melepaskannya, "Nda jangan pergi, nda di sini aja sama Rayn sama papa, nanti kalo Rayn kangen sama nda gimana?" lirih Rayn sedih.

Felysia membalas pelukan hangat itu, "Maaf bunda gak bisa bareng kalian lagi, tapi kalau kamu kangen bunda kapan-kapan bunda datengin ke mimpi kamu lagi ya sayang."

"Hiks nda jangan pergi jangan nda!" larang Rayn yang mulai menangis.

"Maaf bunda gak bisa lama-lama di sini, mari bunda anterin kamu pulang nak."

Rayn menggelengkan kepalanya kuat, "Rayn gak mau, Rayn mau di sini aja sama bunda!" Rayn semakin kencang memeluk Felysia.

Felysia mengecup lama kening Rayn, "Ayo sayang saatnya kamu pulang, tempat kamu bukan di sini, belum saatnya kamu ikut bunda."

"Rayn akan pulang, tapi bunda janji ya bakal ada terus di mimpi Rayn?"

"janji."

"Rayn kamu masuki lubang cahaya itu untuk kamu kembali pulang ya nak, salam bunda untuk papa dan yang lain sayang." lanjut Felysia masih dengan lesung pipinya yang terlihat.

ALGALIA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang