4

602 74 25
                                    

Semilar angin menerpa wajah menawan yang terlihat dingin itu, Aksa si pemilik wajah dingin sedang menikmati udara siang hari di atas rooftop sekolahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semilar angin menerpa wajah menawan yang terlihat dingin itu, Aksa si pemilik wajah dingin sedang menikmati udara siang hari di atas rooftop sekolahnya

Rooftop menjadi tempat favorit nya saat waktu istirahat ataupun sedang tidak ada pelajaran atau jamkos

Jika anak anak yang lain memilih bercengkrama atau berolah raga di lapangan, tidak untuk Aksa dia nyaman sendiri lebih memilih mengunjungi tempat tempat yang sepi

Aksa merentangkan kedua tangannya lalu menatap langit cerah siang ini

Suasana hatinya sedang baik, jangan sampai ada yang membuatnya buruk

"Sa, aku rindu kamu, tolong sampein ke mama aku rindu" gumamnya

"Aku rindu kalian berdua"

Suara decitan pintu rooftop membuyarkan imajinasinya, dia melihat orang yang baru saja datang

Dia memalingkan lagi wajahnya dari orang itu

Orang itu mengulurkan sebuah minuman dingin ke hadapan Aksa membuat atensi Aksa teralih padanya

"Buat kamu" ucapnya

"Aku gak haus Lean" Yap dia tak lain adalah Lean

"Jangan berbohong" Lean menyimpan kedua minuman itu di antara keduanya lalu dia menyeka keringat di dahi Aksa, Aksa tertegun karena mendapat perlakuan seperti itu dari Lean

"Ini minum, atau mau aku bukain?"

"Gak usah" Aksa mengambil minumannya lalu membukanya sendiri

Sedangkan Lean hanya terkekeh melihat tingkah Aksa

"Apa kamu gak ada kegiatan lain selain menggangguku?" Tanya Aksa setelah meminum minumannya

"Aku gak mengganggu, aku hanya menemani seseorang yang kesepian"

"Siapa yang kamu bicarakan?"

"Kamu lah"

"Siapa bilang aku kesepian?"

"Aku" ucap Lean singkat yang membuat Aksa kesel

Hening menyapa keduanya sampai Lean kembali memecah keheningan itu

"Apa kamu bener bener gak bisa buka hati buat orang baru lagi?" Mendengar pertanyaan itu Aksa menghela nafasnya kasar

"Aku gak tau" jawabnya

"Kenapa?"

"Aku hanya takut"

"Takut di tinggalkan?" Tanya Lean, tak ada jawaban dari Aksa

"Seseorang meninggalkan mu itu karena takdir jadi gak usah takut, kalo seandainya kamu terus sendiri kayak gini, apa orang yang telah meninggalkan mu akan seneng?"

"Kamu gak tau betapa hancurnya aku karena kehilangan dua orang sekaligus, dan itu semua karena ulahku sendiri, karena aku yang lemah"

Lean meraih bahu Aksa supaya menghadapnya

Amerta | Hwanshi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang