7. pacar?

794 103 2
                                    

"Sun kenapa lo bilang ke Atsumu kalo gue ada disini?" Osamu saat ini sedang duduk didepan Suna seperti seorang polisi yang mengintrogasi penjahat.

"Gpp." jawab Suna singkat.

Osamu menghela nafas, "ya udah, udah terlanjur mau gimana lagi."

"Lo beneran mau pulang besok?" tanya Suna, kini dia berpindah tempat duduk disamping Osamu.

Osamu mengangguk, "iya, gue udah terlalu lama ada disini,"

Suna menggenggam tangan Osamu dan mengusapnya pelan.

"Gue rela kok kalo lo selamanya disini,"

"Ih apaan sih," ucap Osamu menepis tangan Suna.

"Ihh lo gak cinta sama gue?" tanya Suna melas.

"Gue gak tau apa ini cinta atau bukan, tapi gue ngerasa nyaman deket lo." ujar Osamu.

"Nah itu berarti lo cinta sama gue."

"Emang cinta itu gini ya?" tanya Osamu bingung.

"Iya lah, selama seminggu ini kita udah kaya pasangan suami istri, apa lagi tadi kita abis-

Sebelum Suna menyelesaikan kalimatnya Osamu sudah melemparkan sebuah bantal ke Suna.

"Udah diem." ucap Osamu, pipinya sedikit bersemu merah.

"Malu ya? Gapapa kok nanti juga kebiasaan." ledek Suna.

"Apaan sih."

"Suna, gue udah seminggu disini tapi gue kok belum pernah ketemu sama orang tua lo ya?" tanya Osamu.

Raut wajah Suna seketika berubah sendu.

"Kenapa?" tanya Osamu bingung.

Tanpa mengatakan apa pun Suna langsung memeluk Osamu dan menenggelamkan wajahnya didada Osamu.

"Boleh nggak gue ceritanya gak sekarang? Biarin gue bahagia sebentar lagi." ucap Suna, dia mengangkat wajahnya dan menatap Osamu dengan pandangan sayu.

Osamu mengangguk, mungkin ada suatu hal yang sulit untuk Suna ceritakan.

Osamu membalas pelukan Suna, dia mengusap pelan punggung Suna.

"Gapapa kalo lo gak mau cerita sekarang gue ngerti." ucap Osamu.

Beberapa saat keheningan menyelimuti mereka. Menikmati momen yang nyaman ini.

"Sam, dada lo gede juga ya," ujar Suna tiba-tiba.

Osamu langsung memukul kepala Suna membuat sang pemilik kepala mengaduh kesakitan.

"Lo kok pukul gue sih?!" tanya Suna sambil mengusap kepalanya.

"Jaga mulut lo!"

"Sam, kok gerah banget ya?" tanya Suna, pasalnya ruangan ini jadi semakin panas seiring berjalannya waktu.

"Lagi mati listrik." jawab Osamu.

"Pantes,"

Suna melepas kaos oblong yang dia pakai karena kegerahan. Hal itu menampakkan perut ramping dengan hiasan beberapa pack disana.

Osamu membelalakkan matanya melihat pemandangan tak biasa didepannya. Dengan susah payah dia berusaha menelan ludahnya. Rasa ingin menyentuh tumbuh dalam pikirannya.

"Kenapa liat-liat kaget ya? Kalo gak tahan sentuh aja gakpapa." ucap Suna.

Osamu segera menggelengkan kepalanya, menghilangkan segala pikiran kotor yang ada dalam otaknya.

Find Me [ SunaOsa ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang