11. muntah

768 90 7
                                    

"Ayanggg," panggil Suna dari lantai dua rumahnya.

"Aku di dapur." teriak Osamu.

Suna datang dengan langkah lemas. Sejak tadi pagi dia muntah-muntah tanpa alasan.

Suna memeluk Osamu yang sedang memasak di dapur.

"Kamu masak apa?" tanya Suna yang sudah menumpukan dagunya dibahu Osamu.

"Kari."

Tiba-tiba saja Suna kembali muntah-muntah ketika mencium bau kari yang sangat menyengat baginya.

"Gak enak banget bau nya," ujar Suna yang sudah berada dikamar mandi.

Osamu mematikan kompornya dan menghampiri Suna yang masih muntah. Dia memijat-mijat pelan tengkuk Suna.

"Kamu ini kenapa sih? Masuk angin?" tanya Osamu bingung.

"Gak tau," Suna mencuci mulutnya dan berjalan ke ruang tamu.

Osamu duduk disofa disusul dengan Suna yang merebahkan kepalanya di paha Osamu.

"Yangg," panggil Suna.

"Kenapa?"

"Mau es krim," pinta Suna.

"Gak." jawab Osamu singkat.

"Tapi aku pengen," rengek Suna.

"Kamu belum sarapan loh masa udah makan eskrim."

"Biarin, ayo beli es." Suna berdiri dan menarik tangan Osamu untuk ikut dengannya.

"Ck, iya iya. Bentar aku ambil tas dulu." Osamu naik ke kamar untuk mengambil tasnya kemudian dia turun menghampiri Suna yang sudah berada dimobil.

Suna segera melajukan mobilnya dia terlihat seperti anak kecil yang sudah tidak sabar untuk memakan eskrim.

-SunaOsa-

Sampai lah mereka dikedai es krim terdekat. Suna segera masuk dan memesan es yang dia ingin kan.

"Mbak cantik, es krim rasa coklatnya tiga ya."

Osamu yang mendengar itu menatap sinis mbak-mbak penjual es krim. Bisa-bisanya Suna mengatakan itu didepan istrinya sendiri.

Osamu memilih duduk dan menunggu Suna. Beberapa saat kemudian Suna datang dengan nampan berisi 3 eskrim.

"Kok tiga?" tanya Osamu bingung.

"Yang satu kamu, yang dua aku."

"Dasar."

Suna segera duduk dan melahap es krim itu. Tidak memakan waktu lama dua mangkok es milik Suna sudah kosong. Bahkan milik Osamu saja masih berkurang setengah.

Suna kembali berdiri, dia ingin memesan lagi. Suna pun kembali dengan dua mangkok eskrim rasa coklat.

"Kok pesen lagi?"

"Kurang." jawab Suna singkat kemudian memakan eskrimnya dengan rakus.

Lagi-lagi tidak memakan waktu lama es krim Suna sudah habis lagi. Suna kembali berdiri hendak memesan lagi tapi dicegah oleh Osamu.

"Mau kemana lagi?"

"Pesen lagi," jawab Suna.

"Gak, kamu udah abis empat loh." larang Osamu. Suna belum makan apapun dari pagi dan sekarang dia malah memakan banyak es.

Wajah Suna memelas, dan memohon, "Satu lagi ya, please."

Osamu menghela nafas,"ya udah iya."

Wajah melas nya langsung berubah ceria, dengan cepat dia kembali memesan satu mangkok.

"Makan pelan-pelan gak usah buru buru kaya tadi. Es krimnya gak bakal lari."

Suna mengiyakan perintah Osamu, dia makan dengan santai tidak seperti tadi.

"Kenyang?" tanya Osamu saat melihat mangkok Suna telah kosong lagi.

"Haha iya," jawab Suna puas.

"Pulang."

"Yuk,"

Mereka pulang, tapi ditengah-tengah perjalanan Suna malah menghentikan mobilnya di sebuah taman.

"Ngapain ke taman?" tanya Osamu bingung.

"Jalan-jalan udah lama kita gak ke taman."

Suna menggandeng tangan Osamu, mereka berjalan menyusuri taman yang lumayan luas itu. Banyak juga pasangan yang menghabiskan waktu mereka disana. Taman ini cukup nyaman, banyak pepohonan jadi tidak terlalu panas.

hukk

Saat tengah menikmati suasana taman, Suna kembali merasa ingin muntah, dengan cepat Osamu mengajak Suna ketempat dimana dia bisa memutahkan isi perutnya.

Osamu memijat pelan tengkuk Suna, "Baru aja diisi udah dikeluarin lagi,"

"Tadi ada orang lewat, baunya gak enak banget." ucap Suna sambil memegang perutnya yang serasa diaduk-aduk.

Osamu mengambil tisu basah didalam tasnya dan memberikannya pada Suna. "Nih, lap dulu."

"Kita kedokter ya?" bujuk Osamu.

"Gak nanti kalo aku disuntik gimana?" tolak Suna.

"Gak gimana-gimana, kan disuntik rasanya cuma kaya digigit buaya." jawab Osamu santai.

"Gak mau ke dokter."

"Harus mau ya,"

"Enggak."

"Harus mau," ancam Osamu sambil memberikan senyuman mengerikannya.

"Iya iya, tapi janji gak disuntik."

"Lagian udah segede gini masih takut disuntik. Bukan LAKIK." ledek Osamu.

"Aku ini LAKIK lo, buktinya nyuntik kamu tiap malem kuat-kuat aja."

Osamu menampar mulut Suna menggunakan tasnya. "Hus."

"Osamu jahat."

Tbc.

Find Me [ SunaOsa ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang