9. kisah Suna

704 94 14
                                    

Suna naik ke ranjang merebahkan diri disamping Osamu.

"Sam, keluarga lo harmonis ya," ucap Suna.

Osamu berbalik badan dan menatap lekat mata Suna.

"Lo pasti bisa rasain kaya gini nanti, Sun." Osamu memeluk Suna, mencari kenyamanan pada dada bidang milik laki-laki itu.

Suna pun memeluk Osamu balik, dia mengusap-usap surai abu milik Osamu.


"Sam, lo mau denger cerita gue nggak?" tanya Suna yang masih senantiasa mengusap rambut Osamu.

Osamu melepas pelukannya kemudian menjadikan lengan Suna sebagai bantal. Iris abu Osamu menatap lekat iris coklat keemasan milik Suna. "Cerita apa?"

"Tentang keluarga gue, lo pasti penasaran kan?"

Osamu mengangguk. Suna mengalihkan pandangannya ke langit-langit kamar Osamu. Matanya menerawang jauh.

"Lo tau Kita Shinsuke?"

"Iya, yang ganteng, pinter, kapten club volly itu kan." jawab Osamu.

Suna menghela nafas, sudah dia duga Osamu pasti memujinya.

"Dia kakak angkat gue."

"Semenjak dia masuk ke keluarga gue, gue selalu dibanding-bandingin sama dia. Iya, gue tau dia lebih pinter dari gue. Tapi apa pantas seorang orang tua membandingkan anaknya?"

"Semenjak dia datang, makin lama mama jadi kasar sama gue. Mama lebih peduliin dia dari pada gue yang anak kandungnya sendiri."

"Gue sempet mikir sebenarnya gue atau dia yang orang asing disini?"

"Makin lama mama jadi gak ragu-ragu buat siksa gue. Gue capek hidup kaya gitu, gue milih pergi dari rumah dan tinggal dirumah nenek gue. Setelah beberapa tahun nenek gue meninggal dan tinggal gue sendiri. Walaupun gue udah pergi dari rumah itu, bukannya mereda tapi mama malah semakin menjadi-jadi,"

"Kalo dihadapkan dengan gue mama bagaikan iblis. Kalo dihadapan Kita, mama bagaikan malaikat. Sebenernya apa salah gue ke mama sampai dia seperti itu?" jelas Suna panjang lebar.

Tanpa terasa air mata Osamu menetes.

"Eh, kok kamu yang nangis?" Suna terkejut melihat Osamu yang sudah berderai air mata disebelahnya.

"Gue gak nyangka ternyata hidup lo sesulit ini." ucap Osamu.

"Cup, cup, gakpapa kok, sekarang udah ada lo dihidup gue. Lo jadi sumber kebahagiaan gue." Suna menenangkan Osamu untuk tidak menangis. Ternyata Osamu cengeng juga.

Sebenarnya masih ada hal yang tidak Suna ceritakan.

Osamu tidak tahu bahwa kamar yang dia tinggali selama seminggu ini adalah tempat dimana Suna melukai dirinya sendiri, tempat dimana Suna ingin membunuh dirinya.

Wajah Suna yang seperti itu bukan karena wajahnya memang seperti itu tapi karena depresi yang dia alami.

Suna pernah hampir meregang nyawa karena over dosis obat tidur. Suna sungguh pintar menyembunyikan sakitnya.

Untung saja saat Osamu tinggal disana ibunya tidak pernah datang, Suna tidak peduli mengapa, dia hanya ingin Osamu aman dan bahagia dengannya.

"Lo bisa anggap keluarga gue sebagai keluarga lo sendiri, Sun." ucap Osamu.

Suna mengangguk dan kembali memeluk Osamu. "Makasih Osamu, lo janji ya, nggak akan tinggalin gue."

"Iya gue janji."

Suna ingin bahagia, dan kebahagiaan itu kini dia dapat dari Osamu. Walaupun baru satu minggu dia dekat dengan Osamu.

Tbc.

Find Me [ SunaOsa ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang