15. [ End ] 2. diary Suna

769 86 31
                                    

"Osamu.... Bangun...."

Osamu merasakan ada seseorang yang memanggilnya, perlahan dia membuka mata. Pandangan yang pertama kali dia lihat adalah wajah kembarannya, Atsumu.

"Tsumu?" tanya Osamu yang masih setengah sadar.

"Iya, ini kakak. Kamu udah bangun?"

Osamu hendak duduk, Atsumu membantunya. Osamu menyenderkan bahunya di brankar rumah sakit itu.

"Osamu kok bisa ada disini?"

Atsumu menghela nafas panjang, "kamu lupa?"

Osamu mengerutkan dahinya mencoba mengingat apa yang terjadi. Kemudian dia tersenyum, "iya Osamu ingat." ucapnya.

Senyuman yang Osamu lakukan bukan senyum kebahagiaan tapi senyum dengan penuh kesedihan.

Matanya memanas menahan tangis, dengan cepat Osamu mengusap air matanya yang hendak turun.

Pandangannya beralih ke perut buncitnya. Tangannya terangkat untuk mengusapnya.

"Sayang, kamu doain papa ya, biar papa bahagia disana. Dan kalian jangan sedih ya,"

Sudahlah, tidak ada gunanya menahan tangis. Air mata Osamu turun kembali.

"Sam..." panggil Atsumu.

"Ya?" jawab Osamu dengan nada bergetar.

"Udah waktunya Suna dimakamin, ayo." ajak Atsumu.

"Hah, udah waktunya ya?" Osamu menyeka air matanya dan berusaha tersenyum. Tapi tidak bisa, air matanya tidak bisa dibendung. Mereka terus mengalir dengan sendirinya.

Osamu turun dari brankar dibantu oleh Atsumu.

"Kamu udah kuat jalan, Sam? Kalo enggak, pake kursi roda aja."

"Nggak, gak papa kok kak, Samu kuat. Oh ya papa, mama sama kak y/n udah tau?"

"Udah, papa sama mama lagi ngurus administrasi dan y/n dia lagi ada dirumah orang tuanya kemungkinan gak kesini." jawab Atsumu sambil memapah Osamu keluar dari ruangan itu.

Dari arah lain papa dan mama mereka datang. Mama langsung memeluk Osamu untuk memberikan kesabaran pada putrinya itu.

"Kamu sabar ya, sayang. Anak mama kan kuat."

Air mata Osamu yang sejenak berhenti mengalir kini kembali menetes.

"Suna, ma, Suna, dia tinggalin Osamu ma." ucap Osamu tersisa dipeluk ibunya.

"Sabar sayangg, ini udah jalannya."

***

Kini mereka semua sudah berada di makam Suna. Suna sudah dimakankan sejak satu jam yang lalu tapi Osamu masih belum mau pergi. Osamu masih setia menangis sambil memeluk nisan Suna.

"Osamu, pulang yuk. Udah sore." ajak Atsumu.

Osamu menggeleng dan tetap pada posisinya.

"Kamu nggak capek? Kasian bayi kamu lo." bujuk Atsumu.

"Osamu masih mau disini kak. Osamu mau temenin Suna." jawab Osamu yang tetap kekeuh dengan keputusannya.

"Maaf, apakah ini dengan keluarga almarhum Suna Rintarou?"

Suara seorang polisi mengalihkan perhatian mereka semua, kecuali Osamu.

"Iya pak, kenapa?" tanya mama.

"Ini," polisi itu menyerahkan sebuah buku dengan bercak darah disampul buku tersebut.

"Apa ini pak?" tanya Atsumu bingung.

Find Me [ SunaOsa ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang