5. Rumah suna

861 114 21
                                    

Suna mengeluarkan kunci rumah dari sakunya. Di dalam hati dia terus berharap semoga tetangganya tidak bergosip tentang ini besok, apa lagi orang tuanya tidak ada dirumah.

"Gue tukang gibah, tapi gue gak mau digibahin."

Suna masuk kedalam rumahnya tidak lupa dia kembali mengunci pintu rumahnya.

"Ni anak taro dimana? Gak ada kamar lagi disini."

Suna bingung, didalam rumah ini hanya ada kamarnya, kamar orang tuanya dan kamar tamu tapi kamar tamu rumahnya sangat kotor seperti gudang.

Akhirnya dia memutuskan membawa Osamu ke kamar nya, tak apalah jika dia harus tidur disofa malam ini.

Dengan perlahan Suna membaringkan Osamu di kasur besar miliknya. Tidak lupa dia juga melepas alas kaki Osamu dan jaketnya yang dipakai Osamu tadi. Suna hendak pergi tapi tangannya dicekal oleh Osamu.

"Jangan pergi," gumam Osamu disela tidurnya. Suna berusaha melepas cengkraman tangan Osamu tapi tidak bisa, dia semakin mengeratkan peganggannya.

Suna menghela nafas, akhirnya dia memutuskan untuk ikut berbaring disamping Osamu.

Suna melipat kedua tangannya diatas kepalanya dan menatap langit-langit kamarnya yang berhias lampu remang-remang. Tangan Osamu terlepas ketika dia beranjak naik ke tempat tidur.

Suna melamun selama beberapa saat, tiba-tiba Osamu berbalik dan memeluknya. Tubuhnya menegang karena tiba-tiba dipeluk oleh Osamu. Osamu mendusel-dusel dada bidang Suna untuk mencari kenyamanan disana.

"Osamu, gue ini cowok normal loh. Lo gak takut gue apa-apain?" tanya Suna pada Osamu yang telah tertidur lelap.


-SunaOsa-

Osamu terbangun saat merasakan sesuatu memeluk erat pinggang rampingnya. Dia melihat sebuah tangan melingkar dipinggangnya.

Osamu mengalihkan pandangannya ke orang yang ada disampingnya. Bola matanya melotot tak percaya. "Hah?"

"Hah?"

"Hah?"

"AAAA ADA OM PEDO," teriaknya histeris.

Suna yang mendengar teriakan Osamu pun ikut terbangun, "ck, siapa sih pagi-pagi berisik amat."

Osamu langsung memundurkan tubuhnya dan menutupi badannya menggunakan selimut.

"Lo siapa?" tanya Osamu.

"Lo yang siapa?" tanya Suna balik, .

"Lo yang siapa, ngapain di kamar gue?"

"Lo gak liat ini kamar siapa?" Suna masih sangat mengantuk, karena tidur larut. Salahkan saja Osamu.

Osamu mengedarkan pandangannya, memang benar ini bukan kamarnya.

"Kok gue bisa ada disini? Lo culik gue ya? Lo udah apa-apain gue kan? DASAR OM-OM PEDO!" tanya Osamu bertubi-tubi, dia berteriak diakhir kalimatnya sambil melemparkan bantal ke Suna.

"Masih pagi udah marah-marah nanti cantiknya ilang lo," goda Suna.

"Lo siapa sih?!" tanya Osamu lagi.

"Lo gak inget gue?"

Osamu tampak berfikir, dia kembali mengingat-ingat apa yang dilakukannya semalam.

Blush

Pipi Osamu memerah ketika ingat apa yang dia lakukan semalam.

"Bodoh, bodoh! Lo bodoh Osamu!" gumamnya pelan.

"Jadi, udah inget?"

"Maaf." ucap Osamu singkat.

"Maaf yang bener!"

"Gimana?" Osamu menatap Suna sambil memiringkan kepalanya pertanda dia bingung.

"Buatin gue sarapan! Gue mau lanjut tidur." ucap Suna kembali membaringkan tubuhnya.

"Ini kan rumah lo, mana gue tau dapur lo dimana." jawab Osamu kesal.

"Udah lo keluar aja ntar ketemu juga dapur." ucap Suna yang telah menutup matanya.

Osamu mendengus kesal, apa-apaan orang ini. Dia turun dari tempat tidur dan berjalan keluar. Osamu berjalan menuruni tangga, dia melihat sekeliling. Rumah ini cukup besar tapi tidak terlihat ada kehidupan disini.

"Untung dapurnya gak susah dicari." ucap Osamu. Dapur rumah itu ternyata ada di samping tangga.

Osamu mulai melihat-lihat bahan apa saja yang bisa dia masak. Jujur ini pertama kalinya dia memasak dirumah orang lain.

Osamu memutuskan untuk membuat onigiri dan omurice. Tangannya dengan lihai memotong sayuran dengan cepat.

30 menit kemudian Suna terbangun karena wangi masakan yang sangat harum. Dia bangun dan membersihkan dirinya kemudian turun.

"Wahh enak nih kayanya," mata Suna berbinar melihat makanan yang ada dimeja. Sudah lama sekali dia tidak memakan masakan rumah.

"Ini onigiri buatan lo?"

Osamu mengangguk. Suna mengambilnya satu dan memakannya.

"Hmm, beda jauh sama punya gue. Enak banget." puji Suna mengacungkan jempol.

"Cepet makan keburu dingin."

Suna mengangguk, sebelum makan dia foto terlebih daluhu omurice yang terlihat enak itu.

Suna mulai memakannya,

"Enak banget, Sam." puji Suna. Dia memakan makanan itu dengan lahap.

"Pelan-pelan nanti keselek mampus." peringat Osamu.

Baru sebentar Osamu selesai berucap, Suna benar-benar tersedak.

"Uhuk, uhuk, minum Sam, minum."

Osamu dengan cepat mengambilkan Suna minum.

"Minum pelan-pelan, apa gue bilang makanya jangan buru-buru makannya."

"Hehe maaf, enak banget soalnya,"

Setelah selesai makan, Osamu membereskannya dan mencucinya sekalian.

"Lo gak mau pulang Sam?" tanya Suna.

Osamu menggeleng, "gue gak mau pulang."

"Lo kok gitu sih, ntar Atsumu khawatir sama lo,"

Osamu menghela nafas, "Biarin, gue masih belum mau ketemu sama Atsumu."

"Terus lo mau tinggal dimana? Disini? Lo gak takut gue apa-apain?"

"Walaupun penampilan lo terkesan mengerikan, tapi gue tau lo orang baik." Jawab Osamu.

"Kok lo bisa yakin?" tanya Suna penasaran.

"Yah kalo lo orang jahat pasti semalem lo udah apa-apain gue."

"Iya juga ya, tapi lo disini mau sampe kapan? Gue gak mau ya harus hidupin lo, kecuali kalo kita nikah gue mau." ujar Suna.

Osamu bergidik ngeri, "Beberapa hari aja, gue bisa pake baju lo."

"Padahal kita baru semalem kenal tapi lo kok udah percaya banget sama gue,"

Osamu menggidikkan bahunya, "Gatau, lo kan dulu satu sekolah sama gue sama Atsumu juga jadi gue percaya."

"Iya juga ya, gue dulu satu tim volly sama Atsumu."

"Nah berarti lo kenal kan sama kembaran gue itu, awas aja ya kalo lo bilang kedia kalo gue disini." ucap Osamu sambil menodongkan pisau dapur ke Suna.

"Eits, gak usah maen piso juga kali," ucap Suna sambil memundurkan pisau yang ditodongkan tepat didepan wajahnya.

Tbc.

Find Me [ SunaOsa ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang